Dikira demam biasa, anak ini ternyata kena penyakit langka berbahaya

undefined

Penyakit Kawasaki pada anak adalah salah satu penyakit langka yang harus diwaspadai. Pasalnya, penyakit ini tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas.

Tidak semua penyakit mudah didiagnosis, salah satunya kasus penyakit Kawasaki pada anak. Penyakit Kawasaki ini termasuk jenis penyakit langka yang berisiko dapat menyerang pembuluh darah dan jantung.

Penyakit ini rentan dialami anak usia balita dan bisa mengakibatkan sejumlah komplikasi. Sayangnya, penyakit yang membutuhkan pengobatan dalam 10 hari itu tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas.

Gejala penyakit Kawasaki pada anak ini termasuk umum, dan akan muncul melalui beberapa tahap dalam kurun waktu sebulan.

Dalam beberapa kasus, tidak semua gejala muncul seperti biasa. Bahkan, dokter perlu menemukan 4 sampai 5  gejala untuk mendiagnosis kondisi penyakit Kawasaki pada anak.

Pengalaman seorang ibu ketika putranya didiagnosis penyakit Kawasaki pada anak

Shanna Howat sempat berbagi pengalamannya di Instagram dan Facebook-nya tentang bagaimana putranya, Owen terdiagnosis penyakit Kawasaki. Owen sudah menginap di rumah sakit selama 6 hari.

Owen sudah merasakan sakit sejak 2 minggu lalu. Awalnya, para dokter sudah melakukan berbagai tes untuk mendiagnosis penyakitnya. Hampir setiap hari Owen didiagnosis dengan penyakit yang berbeda-beda. Namun, Owen tetap tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Karena khawatir, Shanna bersikeras agar Owen mendapat perawatan lebih lanjut di rumah sakit saat itu.

Awalnya, dia menunjukkan gejala yang mirip dengan meningitis. Ada juga dokter yang sempat mengira penyakitnya mungkin infeksi telinga, radang tenggorokan, hingga Enterovirus.

Namun, tidak ada yang bisa memastikan penyakit apa sebenarnya yang diidap Owen. Shanna dan suaminya, Mark pun mulai khawatir setiap kali gejala baru muncul.

Akhirnya, Owen kembali mengalami kondisi darurat setelah dipulangnya selama 24 jam dari rumah sakit, dan akhirnya diketahui bahwa yang dialami Owen adalah gejala penyakit Kawasaki.

Pada hari kedelapan, Shanna dan Mark harus menerima bahwa putra mereka memiliki penyakit autoimun yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh dan bisa menyerang jantung serta pembuluh darah koronernya.

Owen mengalami kerusakan di salah satu arteri koronernya

Penyakit Kawasaki pada anak

Ketika penyakitnya sudah diketahui, dokter segera menempatkan Owen pada pengobatan IVIG atau dikenal juga sebagai terapi imunoglobulin. Setelah itu, ia pun mulai menunjukkan peningkatan. Namun,  masih ada risiko kerusakan hati yang harus dikhawatirkan.

Biasanya jika pengobatan dilakukan sebelum hari ke-10, seharusnya tidak ada efek yang akan memengaruhi jantung atau arteri.

Sayangnya ketika hasil echocardiogram keluar, mereka menemukan bahwa salah satu arteri koroner di bagian kiri jantungnya rusak. Tidak banyak yang bisa dilakukan saat itu, hanya melanjutkan kehidupan seperti biasa. Untuk menanganinya, Owen diberikan dosis harian aspirin untuk membantu mencegah penggumpalan yang dapat menyebabkan aneurisma.

Dikira demam biasa, anak ini ternyata kena penyakit langka berbahaya

Shanna menulis dalam statusnya:

“Penyakit ini membingungkan, tidak banyak orang yang tahu tentang ini. Para dokter dan perawat di Guelph mengakui bahwa mereka jarang menemukannya. Untungnya, pada kunjungan darurat kedua kami, salah satu dokter anak yang bingung dengan berbagai gejala Owen memiliki firasat dan menghubungi ahli jantung di Mac yang mengatakan agar Owen segera memulai perawatan”.

Hingga hari ini, Owen masih belum sepenuhnya memahami seberapa parah penyakit yang dia alami. Sebagai orangtua, Shanna tidak akan pernah melupakan pengalaman ini.

Artikel terkait: Kawasaki Disease; penyakit berbahaya yang dapat menyerang jantung anak

Gejala penyakit Kawasaki pada anak yang harus Parents ketahui

Penyakit Kawasaki pada anak

Parents harus waspada jika anak mengalami demam selama lebih dari lima hari, dengan tiga hingga empat gejala berikut:

  • Demam tinggi, biasanya berlangsung lebih dari lima hari.
  • Ruam dan kulit mengelupas, sering terjadi di antara dada, kaki dan di daerah genital atau selangkangan, termasuk di jari-jari tangan dan kaki.
  • Pembengkakan dan kemerahan di tangan dan kaki.
  • Mata merah
  • Kelenjar membesar, terutama di leher atau kelenjar getah bening.
  • Iritasi di tenggorokan, mulut bagian dalam, dan bibir.
  • Lidah “strawberry” merah dan bengkak
  • Nyeri sendi
  • Masalah perut dengan diare dan muntah

Kesulitan mendiagnosis

Shanna memperingatkan orangtua untuk berhati-hati dan terus bertanya pada dokter. Tanyakan apakah itu mungkin gejala penyakit Kawasaki. Dalam kasus Owen, gejalanya tidak lengkap. Meskipun menunjukkan gejala penyakit Kawasaki sepanjang minggu, gejalanya akan datang dan pergi, kecuali demam.

Dalam postingannya, ia menyebutkan bahwa dalam banyak kasus lain, ada anak-anak yang merasa membaik sekitar satu atau dua jam, ketika mengonsumsi obat demam serta jika anak-anak merasa senang dan nyaman untuk sementara waktu. Namun pada Owen, demam kerap muncul.

Penyakit Kawasaki pada anak bukanlah penyakit yang mudah terdiagnosis. Dokter harus mengesampingkan banyak hal sebelum dapat menyimpulkannya. Parents yang mengetahui gejala penyakit Kawasaki dapat membantu dalam deteksi dini, sehingga bisa lebih cepat diobati dan kemungkinan untuk sembuh lebih besar.

Saat ini, orangtua Owen sedang menunggu sebulan sebelum melakukan echocardiogram berikutnya untuk melihat apakah kondisi jantungnya lebih baik. Kita turut mendoakan semoga hasilnya positif dan membaik ya!

Disadur dari artikel Rosanna Chio di theAsianparent Singapura 

 

Baca juga:

Penyakit Langka Sebabkan Kulit Anak ini 'Membatu'

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.