Jangan Anggap Remeh Penularan Rotavirus di Indonesia, Ini Alasannya!

Penularan Rotavirus seringkali rentan dialami anak-anak di seluruh dunia dan bisa mengakibatkan kematian.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Fani (6 bulan) mengalami diare cair, demam, sakit perut, dan muntah selama tiga hari, sehingga akhirnya dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya.1 Dari gejala awal yang dilaporkan oleh orang tua Fani sebelumnya, dan juga tanda-tanda dehidrasi seperti mata cekung, rasa haus, dan berkurangnya kekenyalan kulit, dugaan awal dokter adalah bahwa Fani terkena infeksi saluran pencernaan.1

Menurut dokter, diare pada anak seusia Fani umumnya disebabkan oleh Rotavirus. Gejala klinisnya di samping diare cair, juga muntah, dan demam, seperti yang dialami Fani, sehingga pasien memerlukan perawatan dan rehidrasi secepatnya.1 Dokter pun memberikan pengarahan orang tua Fani agar tidak menganggap remeh penularan Rotavirus yang menjadi penyebab diare Fani.*

Mengapa orang tua harus waspada penularan Rotavirus?

Penyakit diare memang telah dikenal manusia sejak jaman dahulu.2 Namun, pada tahun 1973, Ruth Bishop dan rekannya mengamati partikel virus di jaringan usus anak-anak penderita diare, dan virus ini yang kemudian disebut "Rotavirus".2

Rotavirus dikenal sebagai penyebab utama gastroenteritis non-bakteri (infeksi lambung dan saluran pencernaan yang menyebabkan diare dan muntah) terutama pada bayi dan anak kecil di seluruh dunia.3 Rotavirus sangat menular, tidak dapat diprediksi, dan dapat mengakibatkan dehidrasi berat (kehilangan cairan tubuh).3

Pada beberapa kasus, anak-anak yang mengalami mual dan muntah yang berkepanjangan akibat diare Rotavirus, yang tidak mendapatkan penanganan rehidrasi oral yang optimal di rumah akan berisiko menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang berat.4 Komplikasi lebih lanjut yang mungkin terjadi juga di antaranya kejang karena demam tinggi atau gangguan elektrolit, ensefalitis/meningitis, syok dan kemungkinan kematian.4 Dalam kasus diare Rotavirus jangka panjang, beberapa anak juga mengalami diare kronis dan kekurangan gizi.4

Rotavirus sering menjadi penyebab Infeksi Rotavirus pada anak di seluruh dunia menyebabkan sekitar 528.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2000, terutama di negara berkembang.4 Berdasarkan estimasi peneliti, pada tahun 2004, secara total, ada lebih dari 500.000 kematian yang dikaitkan dengan rotavirus, mengakibatkan 5% dari semua kematian pada anak-anak berusia <5 tahun.5 Sedangkan pada tahun 2008, rotavirus bertanggung jawab atas hampir 400.000 kematian atau kematian sekitar 4% dari semua anak berusia kurang dari 5 tahun.5

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penularan Rotavirus di Indonesia

Di Indonesia Rotavirus menjadi penyebab 60% diare pada anak balita yang mengalami rawat inap dan 41% dari kasus diare rawat jalan.6 Sebuah studi tahun 2009 menemukan bahwa 60% anak yang dirawat di rumah sakit dan 41% anak rawat jalan dengan diare di tiga rumah sakit besar di Yogyakarta, Indonesia.7

Dalam studi tersebut juga terungkap ada kepercayaan masyarakat bahwa diare ringan terjadi pada anak balita dan sangat mudah diobati.7 Beberapa peserta survei bahkan mengaitkan diare sebagai tanda normal perkembangan anak.7 Dan masih melanjutkan mengenai kepercayaan masyarakat awam mengenai diare, semua peserta merasa bahwa kebersihan diri dan lingkungan, terutama mencuci tangan yang benar, menjaga pola makan yang baik dan hidup sehat sudah cukup untuk mencegah diare, dan hanya empat peserta yang mengakui bahwa virus dapat menyebabkan diare.7

Padahal, tanggal 1 September 2018, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) mendapat informasi tentang wabah dari patogen yang tidak diketahui, yang menginfeksi 631 orang di seluruh 17 Puskesmas di Belu, provinsi Nusa Tenggara Timur.8 Dari 631 individu, 435 merupakan bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan sisanya adalah anak-anak di atas usia 5 tahun dan dewasa (usia tidak diketahui).8 Dari wabah ini, terdapat 4 kasus kematian (anak perempuan usia 7 bulan, anak perempuan 10 bulan, anak laki-laki 9 bulan, dan anak perempuan usia 2 tahun) akibat dehidrasi berat.8 Penelitian ini mengumpulkan sampel di lima Puskesmas yang mewakili berbagai wilayah geografis Belu, dan sebagian besar sampel dinyatakan positif terinfeksi Rotavirus.8 Dari hasil penelitian tersebut, dapat kita lihat bagaimana dampak dehidrasi yang disebabkan diare, terutama diare karena infeksi Rotavirus.

Bagaimana mencegah infeksi Rotavirus?

Penyebaran Rotavirus melalui jalur fekal-oral. Orang yang terinfeksi Rotavirus mengeluarkan virus melalui tinja, dan dengan cara inilah Rotavirus dapat tersebar ke lingkungan di sekitarnya hingga dapat menginfeksi orang lain.9 Rotavirus tersebar dapat tetap menempel pada permukaan yang terpapar, selama berminggu-minggu atau lebih lama jika area tersebut tidak didisinfeksi.10

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk mengurangi penularan rotavirus, Parents disarankan untuk mencuci tangan secara menyeluruh dan sering - terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok Si Kecil, atau membantu Si Kecil menggunakan toilet.10 Selain mencuci tangan, para peneliti juga menyarankan adanya pengendalian penyakit diare dengan meningkatkan upaya pencegahan seperti pemberian ASI dini dan eksklusif, perbaikan suplai air bersih dan sanitasi.11 WHO/UNICEF juga merekomendasikan agar semua anak menerima larutan oralit osmolaritas rendah untuk mencegah dan mengobati dehidrasi akibat diare. ASI juga merupakan cairan rehidrasi yang sangat baik dan harus diberikan kepada anak-anak yang masih menyusui bersama dengan oralit.11

Penerapan vaksin Rotavirus cenderung tidak menjadi prioritas di negara berkembang karena kurangnya data tentang jumlah penularan, sistem kesehatan yang tidak memadai, dan hambatan ekonomi.12 Kenyataannya, dua studi evaluasi ekonomi menyimpulkan bahwa vaksinasi Rotavirus akan menjadi intervensi yang sangat hemat biaya untuk Indonesia, yang diperkirakan dapat mengurangi 237.368 kasus ringan, 91.861 kasus sedang, 117.110 kasus berat, dan 5.450 kematian akibat diare Rotavirus.12

Apa yang harus Parents lakukan jika Si Kecil sudah terinfeksi Rotavirus?

Saat ini tidak ada terapi khusus yang tersedia untuk melawan rotavirus.11 Seperti diare pada anak-anak lainnya, dasar pengobatannya adalah penggantian cairan untuk mencegah dehidrasi, dan asupan seng (Zinc) untuk mengurangi keparahan dan durasi diare.11 Tindakan pengobatan tambahan selama episode diare termasuk meneruskan pemberian ASI, dan oralit.11

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain tindakan penanganan di rumah, anak-anak dengan diare rotavirus yang parah tetap harus diberikan perawatan tambahan untuk mencegah dehidrasi.12 Sayangnya, jenis perawatan kesehatan darurat di negara berkembang seringkali kurang/tidak memadai,12 sehingga penggunaan vaksin rotavirus harus menjadi bagian dari strategi menyeluruh untuk mengendalikan penyakit diare, dibantu dengan peningkatan tindakan pencegahan (promosi pemberian ASI dini dan eksklusif, cuci tangan, perbaikan pasokan air, dan sanitasi) dan pengobatan.11

*Kisah ini merupakan kisah fiktif yang didasari gambaran umum dari gejala pasien terinfeksi rotavirus, dan tidak merujuk pada nama orang, kejadian, atau karakter nyata manapun.

Perhatian:

Pesan kesehatan ini disampaikan oleh GlaxoSmithKline Pharmaceuticals. Hanya sebagai informasi umum. Materi yang terkandung dalam artikel ini bukan merupakan saran medis. Konsultasikan langsung kepada dokter Anda untuk pertanyaan medis

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Referensi:

  1. Hasibuan, et. al. "Infeksi rotavirus pada anak usia di bawah dua tahun". Sari Pediatri, Vol. 13, No. 3, Oktober 2011, hal. 167
  2. CDC. Rotavirus. (https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/rota.html, diakses 13 November 2020, pukul 12.00 wib)
  3. Junaid, et al. “Incidence of rotavirus infection in children with gastroenteritis attending Jos university teaching hospital, Nigeria”. Virology Journal. 2011. 8:233.
  4. Gualtiero Grilli, MD, PhD, et al. "Expert opinion on rotavirus vaccination in infancy". ECDC Scientific Advice. 2017. page 5. Available from:https://publications.europa.eu/resource/cellar/aedea432-f681-11e7-b8f5-01aa75ed71a1.0001.01/DOC_1. Accessed on July 2020
  5. Chandran, et al. “Prevention of rotavirus gastroenteritis in infants and children: rotavirus vaccine safety, efficacy, and potential impact of vaccines”. Biologics. 2010; 4: 213–229. Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2921258/#b30-btt-4-213
  6. Widowati, Titis, et.al. “Diare Rotavirus pada Anak Usia Balita”. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 5, Februari 2012, hal. 341.
  7. Padmawati et al. BMC Public Health (2019) 19:368 (doi.org/10.1186/s12889-019-6706-4)
  8. Utsumi T, et al. G2P[4] rotavirus outbreak in Belu, East Nusa Tenggara Province, Indonesia, 2018. J Infect Public Health (2020), doi.org/10.1016/j.jiph.2020.05.002
  9. CDC. Rotavirus: Transmission. (https://www.cdc.gov/rotavirus/about/transmission.html, diakses 6 November pukul 9.50 wib)
  10. Mayo Clinic.“Rotavirus” (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rotavirus/symptoms-causes/syc-20351300, diakses 6 November 2020 pukul 09.15 wib)
  11. Rotavirus vaccines. WHO position paper - January 2013. Weekly Epidemiol Rec. 2013; 88(5): 49-64.
  12. Suwantika, Auliya A, et.al. "Accelerating the introduction of rotavirus immunization in Indonesia". Expert Rev. Vaccines 13(4), 463–472 (2014)

 

GSK Indonesia
Menara Standard Chartered 35th floor.
Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164. Jakarta 12930
Tel. (62-21) 2553 2350 Fax. (62-21) 2553 2360
NP-ID-RVX-ADVR-210003 AD: 04/2021 ED: 04/2023

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

cahya