Assalamualaikum, Bunda.
Perkenalkan nama saya Rury Kartini Puswandari, biasa dipanggil Umma Yasir. Sesuai judul Artikel ini, saya ingin sharing pengalaman saya selama penantian panjang kami menanti datangnya buah hati.
Muhammad Yasir Alkhalifi, sebuah nama yang pada akhirnya kami sematkan pada buah hati pertama kami setelah penantian selama sepuluh tahun pernikahan. Ya, Moms. 10 tahun, waktu yang diberi oleh Sang Maha Pencipta, akhirnya memberi kepercayaan kepada kami menitipkan amanah hadirnya seorang buah hati. Betapa bunda semua bisa menggambarkan kebahagiaan keluarga besar kami. Karena sejatinya, suami saya adalah anak laki laki di keluarganya, tentunya mengharapkan adanya seorang anak sebagai penerus dari silsilah keturunan laki laki, seperti pada umumnya. Betapa putra kami menjadi yang paling diharap, karena kebetulan ditakdirkan berjenis kelamin laki-laki.
Oh, nyatanya nikmat mana lagi yang kau dustakan, seolah dan memang benar nyatanya, semua doa panjang yang melangit akhirnya dijawab dan dikabulkan semua oleh Sang Maha pengabul setiap doa. Akhirnya Nazar yang saya ucapkan, jikalau lahir seorang bayi laki-laki, akan diberi nama Muhammad. Pun ayah mertua yang punya Nazar akan memotong dua ekor kambing. Kala itu kami sedang berkumpul di meja makan, sambil berucap kata pengharapan dikarunia seorang anak laki-laki, maka ayah mertua bernazar memotong dua ekor kambing. Subhanallah, Maha suci Allah. Meski melewati jalan panjang dan berliku perjuangan mendapatkan buah hati pertama kami.
Pada akhirnya, menunjukkan tiada usaha yang sia-sia dimata Allah SWT. Maka dari itu, Ayah Bunda di luar sana jangan pernah patah semangat, tiada usaha yang mengkhianati hasilnya. Tetap ikhtiar kan sekuat tenaga, semampu kita, langitkan doa setulus hati, Rayu Sang Khalik memberi ketetapan baik dengan berdoa.
Tentu Bunda semua paham bagaimana hilir mudiknya kita saat berikhtiar menginginkan adanya momongan yang lahir melengkapi perjalanan ibadah terpanjang manusia.
Saya menikah dengan suami diumur menjelang 27 Tahun, suami 28 Tahun, tetapi ini pernikahan kedua baginya.
Selang beberapa bulan menikah, saya mendapat kabar tidak mengenakkan. Kala itu saya sedang sakit perut bawah yang teramat nyeri, saya pun berobat ke dokter obgyn. Karena saat itu saat mengalami haid darah tidak keluar. Diagnosa dari dr. Obgyn saya menderita kista endometriosis dan radang panggul dan kebetulan juga diketahui saya memiliki rahim retro.
Menurut Sang dokter, endometriosis susah disembuhkan, karena mengikuti siklus haid seorang wanita. Tetapi, biasanya akan sembuh sendiri kalau wanita itu hamil. Karena endometriosis juga setiap bulan saya sangat menderita, karena nyeri yang dirasa. Penyakit pun bertambah dengan adanya radang usus juga yang sering kambuh. Seperti usus yang mau keluar. Berbagai pengobatan sudah saya jalani, saya sangat takut dioperasi, karena itu mengandalkan obat-obat herbal. Awal minum matol mengurangi sakit, tapi tak menyembuhkan, kemudian mengkonsumsi propolis, tak juga kunjung membaik. Meski sudah minum berbotol botol. Saya gali informasi lagi, bisa dengan daun sirsak yang direbus. Sampai mencari yang bentuk kapsul extract daun sirsak. Kemudian sarang semut, teh benalu, brotowali bertahan 3 tahun lamanya mengkonsumsi herbal. Kemudian saya menjalani pengobatan alternatif yang ada di bilangan jakarta pusat. Diberi herbal yang lumayan mengurangi ukuran kista dan kala itu hasil tes lab CA 125 juga cukup tinggi.
Karena tak kunjung hamil juga, saya pun menjalani tes HSG. Alhamdulillah, hasilnya baik. Saluran tuba saya dua duanya normal tidak tersumbat. Tetap berkhusnuzon, bahwa taqdir mendapatkan seorang anak atau buah hati itu mutlak haknya Allah.
Semua sudah saya jalani, Ikhtiar untuk suami pun dilakukannya. Alhamdulillah, suami tipe yang menghargai dan menuruti apa yang dimaui istrinya selama itu untuk kebaikan dan demi kompaknya kami berikhtiar bersama. Jadi, dia akan menurut saja biarpun disuruh minum segala jamu jamu yang tentu saja tidak enak dan pahit rasanya. Yah saya juga bersyukur suami mau kerjasama, tidak melimpahkan semua kesalahan pada istrinya. Serangkaian tes lab pun dia jalani, dari pemeriksaan sperma, meminum jamu herbal khas Tiongkok. Dan menunggu jadwal cihuy dari istrinya, sesuai masa subur.
Menerima hasil yang sama-sama tidak mengenakkan kala itu, hasil tes sperma suami dinyatakan teratozospermia dengan vitalitas yang hidup hanya 6%.
Ayah bunda setelah usaha yang panjang, hingga suatu hari saya berucap saat terakhir kali disaat kepasrahan sudah dititik terendah. Menyerahkan semua pada takdir, tetapi kami tetap menjalani program hamil dengan memilih yang alami. Alhamdulillah karena taqdir pula saya dipertemukan dengan Kangen Water. Singkat cerita saat suami pindah kerja saya ikut suami untuk tinggal di sebuah kos kosan. Saat itu, suami bekerja sebagai seorang PT ( Personal trainer) di sebuah gym di bilangan Tangerang Selatan. Saat itu kami dipertemukan dengan seorang client yang juga seorang coach kami memanggilnya dari sebuah brand usaha dari Jepang. Menawari suami sebuah air ajaib waktu itu saya bilang. Diberinya suami 5 liter. Dan saya pun mencobanya.
Alhamdulillah pertama minum, langsung terasa perubahannya. Perut yang biasanya tiap hari nyeri ini alhamdulillah membaik, lalu haid juga jadi lancar, yang biasanya saya sampai sujud sujud, agar darah bisa keluar. Alhamdulillah, saya tidak promosi yah bunda sekalian, hanya menceritakan fakta yang terjadi saat itu ketika saya meminum Kangen water. Dan pada akhirnya saya kejar Sang Coach tiap bulan kerumahnya. Dia juga berjanji mau memberi pinjaman mesin gratis. Berasa menemukan oase di padang pasir, saya atau kami seperti menemukan sebuah mainan yang diingini. Sebegitu rasa bahagia saya. Sayangnya Sang Coach susah ditemui karena begitu sibuk keluar kota. Mesin yang dipinjami pun sudah harus dikembalikan. Mau tak mau karena saya seperti tidak bisa hidup tanpa air tersebut istilahnya. Mati-matian berusaha membeli mesinnya.
Tidak lama mengenal usaha ini pula, suami memilih resign. Menggeluti usaha bisnis kangen water. Sembari tetap meneruskan perjuangan berikhtiar mendapat momongan. Melanjutkan usaha alami dengan meminum jus diva ( apel malang + wortel + tomat) menggunakan kangen water. Diminum berdua diberi sedikit madu kesuburan. Selama 3 bulan kami tetap semangat mengkonsumsinya. Terakhir ditambah madu zuriat. Dan rebusan buah zuriat juga. Tak lelah kami selalu berusaha. Meminum serbuk kurma muda juga kami lakukan, bahkan kami mendapat oleh-oleh kurma muda atau ijo dari saudara yang langsung tawaf membawa kurma itu di Mekkah sana.
Di detik terakhir injury time, saya dipertemukan dengan seorang ustad yang menjadi jalan dan perantara kami diberi momongan. Ustad memberikan resep dengan mengkonsumsi 4 jenis herbal kala itu. Yang mudah didapat disekitar. Lalu disarankan untuk memakan kolak pisang mas. Semua saya jalani, meminum herbal yang pahit itu, akhirnya dengan diberi gula batu.
Tiga bulan rutin tidak putus saya meminum itu, pada akhirnya. Kami mendapat kabar bahagia, yang selama ini saya selalu rutin mendapat haid, bulan keempat saya telat haid, langsung memberanikan diri untuk melakukan tes kehamilan dengan alat yang saya simpan selama ini. Alhamdulillah, ada 2 garis meski 1 samar. Tepat di hari kelima saya memeriksakan diri ke dokter Obgyn syukur alhamdulillah wasyukurillah sudah terlihat kantong kehamilan. Disuruh balik lagi 2 minggu kemudian untuk melihat perkembangan adakah janin dan detak jantungnya.
Dua minggu kemudian kami kembali memeriksakan diri, dan hasilnya Alhamdulillah dengan deraian air mata kali pertama kami mendengar detak jantung calon bayi kami. Suami sampai menitikkan air mata di depan dokter kami, yang kebetulan tahu sejarah perjuangan kami selama ini. Dengan rona bahagia yang terpancar Sang dokter memberi selamat pada kami, kemudian meresepkan penguat kandungan yang diminum selama 3 bulan. Dikarenakan ini bisa dikatakan suatu keajaiban dari Sang Maha Pencipta, maka harus dijaga dengan sangat hati-hati.
Sahabat bunda sekalian, menjalani proses kehamilan yang ditunggu selama ini adalah sebuah anugerah. Hingga pada akhirnya tepat di sepuluh tahun pernikahan kami hadirlah dia Sang buah hati tercinta kami. Pada 3 Juni 2019 memilih dengan persalinan caesar.
Semoga cerita saya menjadi inspirasi bagi bunda semua, bahwa dibalik taqdir yang ditetapkan. Kita bisa meraihnya dengan ikhtiar. Jangan pernah berputus-asa dari Rahmat Allah SWT. Apa yang dikehendaki-Nya terjadi pasti terjadi. Tidak perlu melihat hasil medis yang tidak memungkinkan, namun jika Allah menghendaki siapa yang pantas diberikan amanah itu, tinggal kita harus bisa menjaga amanah tersebut sebaik baiknya.
Depok , 30 Juli 2022
Umma yasir
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.