#CurhatBunda: "Pengalaman Baby Blues setelah melahirkan Anak Pertama"

Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi orangtua baru memiliki tantangan tersendiri. Setelah merasa telah mempersiapkan diri dengan segudang informasi parenting sebagai bekal, tetap saja ada kalanya teori yang dipelajari menjadi berbeda ketika kita menghadapinya. Seperti halnya pengalaman merasakan baby blues, informasi yang dibaca tentu sangat berbeda jika mengalaminya sendiri.

Tapi tentu saja, semua ilmu yang dipersiapkan tidaklah sia-sia, dengan mengatahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, maka kita akan lebih mudah mencari file solusi di otak kita.

Persiapan menghadapi Kondisi mental pasca melahirkan

Salah satu hal penting yang harus kita ketahui dan persiapkan pasca melahirkan adalah masalah psikologis seperti Baby blues, yaitu masalah psikologis yang umumnya dialami seorang ibu, dimana kondisi emosionalnya menjadi lebih sensitif, mudah sedih, cemas, lelah, cepat marah, sering menangis, kurang nafsu makan, sulit tidur, dan sulit konsentrasi.

Baby blues ternyata juga dapat dialami oleh para-ayah loh Parents. Dengan gejala yang sama, meski penyebabnya berbeda. Baby blues pada ibu bisa disebabkan oleh faktor internal yaitu hormonal, dimana hormon estrogen dan progesteron menurun dengan drastis.

Faktor lainnya ialah faktor eksternal, seperti sulit beradaptasi dengan kondisi baru, kurang tidur maupun kondisi lainnya. Sementara pada ayah biasanya disebabkan oleh faktor-faktor eksternal yang dirasakan oleh ayah setelah istri melahirkan, seperti kurang tidur karna harus ikut merawat bayi, masalah finansial, rasa takut dan tanggung jawab baru, merasa kurang diperhatikan, serta pada saat istri mengalami baby blues.

Pengalaman Merasakan Baby Blues

Cerita berikut ini merupakan pengalaman saya pada saat mengalami baby blues yang dapat saya share untuk Parents sekalian. Pada saat hamil, saya sempat membaca berbagai jenis artikel mengenai baby blues. Saya sudah mempersiapkan diri dan berusaha untuk mengontrol diri saya agar tidak sampai mengalami baby blues. Saya pun sadar betul dengan kondisi kehamilan yang memang terencana dan diharapkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ternyata saya tetap mengalami baby blues dengan alasan diluar perkiraan saya sebelumnya. setiap ibu bisa jadi mengalami baby blues dengan alasan yang sangat berbeda satu sama lain. Saya sempat dengan percaya diri mengira bahwa saya akan baik-baik saja pasca melahirkan, karena kondisi bayi didalam kandungan dan kondisi saya sudah sesuai. tetapi ternyata saya salah.

Anak Lahir dengan Berat Badan Rendah

Anak saya lahir dengan dengan berat lahir rendah (diluar prediksi dokter), padahal berat badan saya naik hampir 25kg, dan hasil ultrasonografi menunjukan bahwa berat badan anak saya normal.

Hal itu menjadikan saya merasa sangat bersalah pada anak saya. Kegiatan saya yang cukup padat sebagai seorang dosen, mengharuskan saya pulang-pergi keluar kota setiap akhir pekan pada saat hamil. Hal ini menyebabkan HB saya rendah, sehingga kemungkinan janin mengalami kesulitan untuk menyerap nutrisi dengan optimal.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saya merasa semua itu karna kelalaian saya.

Pasca anak saya lahir, saya menjadi sangat insecure dan over protective dalam merawat anak saya, terlebih pada 2 minggu pertama usianya. Tak jarang, itu malah membuat anak saya menjadi tidak nyaman dan rewel.

Saya baru menyadari bahwa saya sedang mengalami baby blues pada saat saya menangis karna sangat kesal pada suami saya yang pergi undangan ke pesta pernikahan teman kami. Jika dipikir ulang sekarang, hal itu sangat sepele, tidak menjadi cukup alasan harus menangis.

Tetapi justru pada saat itulah, saya menyadari masalah yang sedang saya alami, saya mulai tau harus berbuat apa untuk mengatasinya. Perasaan baby blues itu sangat tidak nyaman Parents dan menyebabkan orang-orang disekeliling kita pun tidak nyaman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akhirnya, saya melakukan hal-hal yang disarankan oleh buku yang pernah saya baca untuk mengatasi baby blues tersebut, alhamdulillah saya bisa kembali menjadi diri saya yang ceria, menjadi peran baru yang ikhlas dan bahagia.

Yang bisa Dilakukan jika Menghadapi Pengalaman Merasakan Baby Blues

Baiklah parent, berikut ini merupakan beberapa saran yang saya dapatkan dari berbagai sumber dan saya aplikasikan untuk mengatasi baby blues pasca melahirkan:

1. Menyadari bahwa kita sedang dalam kondisi baby blues dan perlu bantuan orang-orang terdekat untuk mengatasi masalah psikologis kita,

2. Jangan membebani diri dengan rasa bersalah ataupun memaksakan diri untuk melakukan segala hal, sadari dulu bahwa kita perlu beradaptasi dengan peran baru.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Usahakan untuk mengganti waktu tidur kita yang tersita saat kita terjaga untuk menjaga buah hati kita sebisa mungkin.

4.Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi serta sempatkan untuk berolahraga ringan.

5. Sharing apa yang kita rasakan pada orang terdekat.

Meskipun terdengar klise, tetapi benar adanya dukungan dari orang-orang terdekat kita adalah modal paling kuat yang dapat menjadi support system untuk para orang tua yang baru mengalami kelahiran anaknya.

Karena masa-masa diawal kelahiran adalah masa tersulit, maka kita harus betul betul mempersiapkan diri kita dari segi fisik, mental maupun finansial. Semoga Allah mudahkan kita sebagai orangtua dalam memberikan kasih sayang terbaik untuk buah hati kita. Salam sehat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan