(1.) Pengalaman Memiliki Kucing Saat Hamil
Halo moms aku mau berbagi sedikit cerita saat aku memelihara kucing disaat aku sedang hamil.
Sejak masa sekolah aku sudah memiliki 1 ekor kucing kesayangan yang bernama MOCI. Sebenernya namanya Muezza tapi karena dia persia putih bersih gemoy dan lucu biasa ku panggil moci.
lalu 2019 aku memutuskan untuk menikah dan tidak lupa juga membawa moci kesayangan ku.
awalnya biasa saja, setelah 3 bulan menikah Alhamdulillan aku diberikan kepercayaan oleh Allah untuk hamil. Namun di kehamilan minggu ke 5 aku sakit, batuk, sesak dan pusing. Hingga membutuhkan bantuan medis.
alhasil aku dan suami datang ke rs untuk berobat namun dokter mengatakan aku ASTMA.
aku sangat kaget karena sebelumnya tidak pernah ada dokter yang menyatakan demikian.
dokter bertanya apakah aku memiliki hewan peliharaan. Dan aku sangat terkejut dengan pertanyaan itu. Dan dokter bilang bisa jadi itu pemicu Astma ku. Tapi yaa aku tetap berfikir mungkin ini turunan dari neneku karena beliau juga memiliki astma.
berikut ku lampirkan poin poin yang dapat kita baca dengan seksama.
(2.) bahaya kucing bagi ibu hamil
Meskipun dinilai sebagai hewan yang bersih, kucing bisa membawa parasit T. gondii yang merupakan penyebab dari toksoplasma. Meski begitu, pecinta kucing yang sedang hamil dan memelihara hewan ini di rumah tidak perlu khawatir yang berlebihan. Pasalnya, bahaya toksoplasma bukan berasal dari bulu kucing peliharaan, tapi dari mengonsumsi daging yang kurang matang atau mentah.
Lalu, bagaimana toksoplasma dapat menjangkiti kucing peliharaan? Kucing peliharaan tetap berisiko membawa parasit penyebab penyakit tersebut dari binatang lain yang termakan olehnya, serta konsumsi daging mentah yang terinfeksi. Cara untuk mencegahnya, pastikan untuk selalu memantau kondisi kesehatan hewan peliharaan.
Alih-alih menyebabkan toksoplasma, bulu kucing berbahaya untuk ibu hamil karena bisa meningkatkan risiko ibu mengalami alergi. Alergi hewan peliharaan adalah jenis alergi yang umum yang juga bisa dialami oleh ibu hamil. Ini adalah jenis alergi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap protein yang ditemukan dalam sel-sel kulit hewan, air liur dan urine.
Alergi hewan peliharaan paling sering dipicu oleh paparan serpihan kulit mati dari hewan peliharaan berbulu, seperti kucing atau anjing. Alergi biasanya tidak menimbulkan risiko yang serius pada ibu maupun bayi.
Namun, alergi bisa memicu terjadinya gejala asma atau memperburuk asma pada ibu hamil yang sudah mengidap masalah kesehatan tersebut sebelumnya. Reaksi alergi yang parah, seperti anafilaksis juga bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.
(3.) hewan peliharaan yang aman untuk ibu hamil
Secara umum, hamster dan kelinci adalah hewan yang aman untuk tetap dipelihara saat hamil. Hanya saja, Bunda perlu berhati-hati dengan lymphocytic choriomeningitis virus (LCMV) yang bisa ditularkan kepada manusia. Virus ini memiliki gejala seperti flu dan umumnya manusia yang tertular dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, dalam taraf yang lebih parah, virus ini bisa menyebabkan meningitis atau mungkin cacat bawaan pada bayi. Untuk menghindarinya, Bunda bisa melakukan hal ini:
Segera cuci tangan setelah menyentuh hamster atau kelinci ataupun kandangnya
Mintalah orang lain untuk membersihkan kandang hamster atau kelinci
Jangan bersihkan kandang di dalam rumah, khususnya dapur. Bersihkanlah kandang di luar ruangan.
Jangan mencium hamster atau kelinci atau menggendongnya terlalu dekat dengan wajah.
Jauhkan hamster atau kelinci dari dapur atau tempat Bunda menyimpan makanan.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.