19 Mei 2017, 5 tahun lalu, hari dimana aku harus berjuang melahirkan bayi perempuan yang aku beri nama Ayasha.
Pada saat ini, aku adalah seorang karyawan di salah satu bank asing di Jakarta. Aku memutuskan cuti dan pulang kampung di hari mendekati HPL. Dari Jakarta aku memang disarankan melahirkan dengan tindakan operasi karena minus mata tinggi.
Satu hari setelah tiba di kampung, aku merasakan mules yang teratur setelah menghadiri pernikahan saudara. Ibu-ibu di daerahku memang masih percaya dengan mitos-mitos ibu hamil yang tidak boleh ke acara pernikahan karena takut terkena sawan manten. Dan setelah aku merasakan mules yang semakin dekat jaraknya, aku memutuskan ke rumah sakit di daerahku.
Sampai di sana, aku menyerahkan surat rujukan untuk operasi, namun ternyata aku sudah bukaan 6. Dokter menjamin aku bisa diusahakan lahiran normal, walaupun minus mata tinggi.
Ketika aku sudah di ruang persalinan ternyata pembukaanku agak lambat sehingga harus diinduksi. Setelah pembukaan penuh, ternyata ketuban belum pecah dan harus dipecah manual oleh dokter yang membantu persalinan. Aku melahirkan dibantu proses vacum. Setelah divacum dan akan dijahit, ternyata masuk anak-anak koas dan itu cukup membuat meringis menahan sakit karena dokter harus tindakan sambil menjelaskan ke koas.
Sebelum aku dipindah ke ruang perawatan, aku belajar miring, duduk, dan jalan. Yang agak membuat aku risih adalah 1 hari aku harus dipasang kateter. Rasanya perih, sakit.
Satu hari setelah melahirkan, Alhamdulillah aku sudah dilepas kateter, sudah bisa ke kamar mandi sendiri. Sayangnya, ASI-ku belum keluar sampai saat itu.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Anakku harus di inkubator sehari semalam untuk observasi setelah tindakan vacum. Jujur, aku agak trauma dengan proses persalinan. Sempat memutuskan untuk tidak mau punya anak lagi, tapi akhirnya saat ini aku sedang hamil anak kedua.
Di kehamilan anak ke 2 ini, aku rajin konsul dengan SpOG sejak di usia 7 minggu. Minus mataku sekarang 7.5. Khawatir pasti ada, tapi aku selalu berusaha berpikir yang positif saja.
Doakan persalinanku lancar dan nggak drama lagi, ya. Semoga aku dan calon bayiku sehat terus sampai lahiran dan setelah melahirkan. Aamiin.