Kehamilan pertama selalu menjadi momen paling dinanti bagi pasangan muda dan keluarga. Apalagi jika itu adalah kehamilan dari anak pertama dan melahirkan cucu pertama. Layaknya menanti pewaris tahta. Itulah aku dan suami ku.
Tiga bulan setelah menikah , alhamdulillah Allah SWT mengamanahkan kepada ku titipan dari langit, malaikat kecil yang harus ku jaga dalam rahimku selama 9 bulan 10 hari.
Aku mengetahui kehamilanku saat usia janin 4 minggu, saat itu aku iseng melalukan test pack karna terlambat haid 3 hari. Saat ku lihat hasil test pack positif, tentu saja aku senang dan bingung. Bingung bagaimana cara memberitahu tau ke suami, dan senang karna apa yang menjadi doa selama ini akan segera terwujud.
Dihari yang sama aku melaku langsung memeriksakan diri ke dokter SPOG di RS. Disana aku dilakukan tindakan USG. Dokter yang menanganiku tidak secara gamblang menyatakan aku positif hamil, karna saat dilakukan USG belum terlihat janin, baru terdeteksi penebalan dinding rahim. Yaa bisa jadi itu penebalan karna mau mens atau yang lainnya.
Pemeriksaan pertama aku diberikan multivitamin dan obat penguat rahim, secara indikasi diberikan supaya jika ada penempelan embrio pada dinding rahim, embrio dapat menempel dengan kuat sehingga tidak mudah keguguran.
Setiap bulan aku rutin memeriksakan diri ke dokter SPOG di RS , dari usia kehamilan 4 mg, 8mg, 12mg, 16mg dst.
Trimester pertama kehamilan aku banyak melakukan screening kesehatan terutama pengecekan laboratorium untuk HB dan Penyakit Hepatitis B dan HIV Aids. Pengukuran status gizi Ibu juga dilakukan di trimester ini. Jujur saja, status gizi ku pada saat itu termasuk dalam status gizi kurang dengan Lingkar lengan masuk garis merah.
Di trimester ini berat badan ku tidak naik secara signifikan, sedih rasanya saat dikatakan berat janinnya kurang. Di usia kehamilan 28 mg, Janinku terindikasi Berat badan kurang, saat itu aku baru naik berat bedan 1-1,5kg , ahirnya aku disarakan mengkonsumsi nutrisi tambahan dalam bentuk milkshake.
Alhamdulillah setelah 1 bulan mengkonsumsi BB Janin bisa naik sesuai usia dan BB ku naik secara teratur.
Trimester kedua menjadi masa tersulit untuk ku dan suami, karna justru di trimester ini aku mengalami mual yang berlebih, tidak muntah memang tapi rasa mual yang ku rasakan membuatku sangat tidak nyaman.
Makan jadi sulit, aktifitas terganggu, pekerjaan rumah terbengkalai. Tidak hanya itu, janin didalam tubuhku perlahan lahan mulai mengambil kalsium dari tulangku. Akibatnya, badanku jadi terasa pegal-pegal dan sakit gigi mulai menyerangku.
Perlu menjadi perhatian bagi setiap wanita yang merencanakan kehamilan, bahwa memeriksakan kesehatan gigi dan mulut amat sangat penting karna jika kita mengalami sakit gigi saat hamil, kita tidak dapat mengkonsumsi obat antinyeri apalagi tindakan pencabutan gigi.
Jika mengingat masa itu, aku ingin mengatakan pada suamiku bahwa ia adalah lelaki yang hebat dan sangat sabar menghadapi ku. Dengan dukungan penuh dari suami aku melewati masa-masa sulit itu.
Trimester ketiga menjadi momen yang paling ku nantikan. Aku mulai rutin menjalani olahraga, seperti jalan pagi dan pemanasan ringan. Sebenarnya olahraga ringan bisa dilakukan mulai trimester pertama, hanya saja di trimester awal rasa malas dan magar berlebihan membuatku malas bergerak. Ini tidak boleh di contoh yaa hehe.
Selain rutin olahraga akupun mulai melakukan pemeriksaan kehamilan satu minggu sekali di dokter SpOg. Alhamdulillah sampai trimester akhir ini tidak ada kendala yang berarti, berat janin sesuai, posisi kepala sudah di bawah dan tidak ada lilitan tali pusar. Akupun melahirkan dengan sehat dan selamat, pervaginam.
Demikian moms cerita perjalanan kehamilanku, tunggu cerita ku berikutnya tentang proses persalinanku yaa moms, see you ^^
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.