Setiap ibu memiliki kisah perjuangan kehamilannya sendiri. Di sini saya akan berbagi pengalaman hamil dengan kista yang baru diketahui saat usia kandungan saya dua bulan.
Saya adalah perempuan berusia 27 tahun yang bekerja di salah satu rumah sakit daerah, di kota kelahiran suamiku.
Saya dan suami bekerja di rumah sakit yang sama. Kami menikah bulan April tahun 2018. Sejak menikah kami memutuskan membeli rumah dan tinggal di sana setelah 6 bulan ikut hidup di pondok mertua indah, orangtua dari suami.
Hamil dengan Cara Alami
Hampir setahun menikah, kami belum dikaruniai seorang anak. Tidak masalah, karena kami memang menundanya dan belum melakukan program hamil. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk program hamil pada bulan Maret tahun 2019 lalu secara alami, tanpa konsultasi lebih dulu ke dokter.
Awalnya, beberapa bulan sebelum kami program hamil, saya sudah merasa ada perubahan pada perut. Saya merasa ada yang ‘berjalan’ di dalam perutku, dan kadang-kadang sakit seperti nyeri dan menusuk.
Tapi kupikir itu hanya tanda pra menstruasi. Sampai akhirnya aku sadar perutku membesar seperti hamil 4 bulan. Tapi sekali lagi, kupikir hal ini disebabkan karena terlalu banyak makan. Tidak pernah terbesit dipikiran bahwa ada sesuatu yang aneh pada tubuhku.
Hingga akhirnya saya sadar kalau sudah 2 bulan lebih tidak menstruasi, aku khawatir. Akhirnya saya pun memutuskan untuk mencoba menggunakan tespack. Dan benar saja, aku positif HAMIL.
Selang beberapa hari, aku dan suami ke dokter kandungan untuk memastikan kebenaran hasil tespack.
Shock, Aku Hamil dengan Kista
Malang. Saya harus menghadapi kenyataan bahwa di dalam perutku ada janin dan 2 buah kista di kiri dan kanan. Masing-masing kista berukuran 6 cm dan 4 cm.
Rasanya campur aduk. Shock? iya! Sedih? Iya! Menyesal? Iya. Hingga akhirnya saya berpikir ini mungkin dikaaarenakan gaya hidup yang selamaa ini saya jalankan tidak tepat.
Sampai akhirnya saya menyadari. Selama ini gaya hidupku yang selalu mengonsumsi fried chicken setiap harinya. Saya sadar, ini salah. Saya telah membangunkan hormon kista dalam tubuh. Saya justru membantu hormon kista tumbuh subur dalam tubuh.
Ya, saya sendiri yang memupuk kistaku dengan makanan dan minumanku.
Bagaimana rasanya hamil dengan kista? Tidak semudah itu, setiap hari timbul rasa penyesalan. Kenapa tidak konsul dahulu sebelum program hamil?
Bahkan sampai lahiran pun aku masih menyesal tidak bisa memberikan sumber energi dengan maksimal pada janinku karena mereka berebut nutrisi dari apa yang saya makan. Ibartanya, tidak ada yang mau mengalah. Mereka sama-sama bertahan hingga bayi sudah saatnya dilahirkan.
Keluhan yang Kurasakan Saat Hamil dengan Kista
Selama hamil, saya mengalami mual muntah yang sangat luar biasa seringnya. Dalam 1 hari saja lebih dari 10 kali muntah. Terbayangkan kan bagaimana rasa tidak nyaman yang muncu?
Sampai akhirnya diresepkan dokter obat yang lumayan tinggi dosis dan harganya. Tetapi bukan berarti mualnya jadi lenyap. Tetap, masih saja dan mualnya meskipun frekuensi muntahnya berkurang. Bahkan saya sempat sampai dua kali dirawat inap gara-gara muntah berlebihan.
Di usia kehamilan 8 bulan, saya dirawat inap lagi karena keluar darah dan saat diperiksa sudah pembukaan 1 tapi BB bayi saat itu baru 1.9 kg.
Sedih? Jelas, iya.
Sedih sekali. Karena saya sudah konsumsi obat macam-macam, dan berbagai vitamin. Tapi ya begitulah hasilnya, Akhirnya bayiku dipertahankan supaya tidak keluar dengan berbagai suntikan.
Sebenarnya yang paling saya khawatirkan adalah bayiku. Karena terlalu banyak obat yang masuk ke dalam tubuhku, aku takut…
Singkat cerita, saya menjalani persalinan SC pada tanggal 03 bulan April tahun 2020 dengan berat bayi 2,250 kg, dan bersama pengangkatan kista.
Menjadi Ibu, Membuat Ku Ingin Hidup Lebih Sehat
Hingga hari ini, Alhamdulillah anakku tumbuh normal dan sehat seperti anak-anak yang lainnya. Untuk kondisi perutku, tentu saja sudah kembali normal akan tetapi masih tidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan mengangkat beban yang berat.
Untuk makanan yang harus dikonsumsi, jelas saya jadi lebih selektif. Apalagi untuk anakku. Saya tidak ingin lagi membangunkan hormon yang seharusnya tidak perlu diutak-atik.
Saya tidak ingin memberi pupuk untuk menyuburkan penyakit. Menjadi ibu, membuat ku semakin sadar betapa pentingnya sehat. Saya sudah merasakan betapa sulitnya memertahankan bayi di tengah kista selama 9 bulan.
Di balik itu semua, saya tidak pernah menyesal telah menghadirkan seorang anak yang luar biasa. Saya juga bisa belajar, bahwa hidup tidak harus sesuai dengan khayalan dan rencana kita. Semua sudah ditentukan Tuhan.
Bersyukur dan jalani dengan ikhlas adalah kuncinya.
Selain itu, suamiku yang sabar dan penyayang juga terus menjadi penyejuk ku disaat saya meraaaasa down. Saat banyak pikiran-pikiran di bawah akal sehat yang mondar mandir di kepala sampai membuatku stress. Terima kasih suamiku.
Pengalaman hamil dengan kista nyatanya tak mudah. Mudah-mudahan, dengan berbagi pengalaman ini semua calon ibu bisa menyiapkan diri sebelum mengandung. Ingat, 1000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk memastikan anak kita tumbuh dengan kecukupan nutrisi.