Lima hari setelah pernikahan, aku menstruasi. Mamaku bilang, kayanya kamu bakalan cepet hamil deh. Pada saat itu, aku hanya tersenyum, meng-amini jika memang sudah rizki kami.
Dan benar saja, di bulan ketiga pernikahan aku baru sadar kalau aku belum menstruasi lagi. Saat melakukan test kehamilan, dua garis merah terlihat jelas di alat tes. Ternyata aku hamil!
Suamiku terkejut sekaligus bahagia. Mama papaku, orang tua suamiku juga bahagia mendengarnya. Aku sempat terkejut, mengapa secepat ini. Kuhempaskan pikiran itu, segera kubersyukur atas karunia ini.
Tapi ternyata hamil itu tidak mudah. Empat bulan awal adalah saat yang terburuk! Aku tidak bisa makan seenak biasanya. Rasanya selalu tidak enak, membuat mual. Seringkali aku makan, tapi tak lama kumuntahkan lagi. Rasanya, badanku selalu dalam keadaan tidak fit, seperti masuk angin tapi berkepanjangan. Bahkan mencium bau nasi masak saja aku mual. Minum susu kehamilan pun aku tak bisa karena rasanya sungguh aneh. Rindu rasanya menikmati makanan apapun tanpa harus lemas setelahnya karena muntah. Bahkan timbanganku turun 2 kg karena kondisi ini. Dokter kandunganku tidak melarangku memakan apapun karena timbanganku yang turun ini.
Waktu itu bulan Ramadhan, aku dan suami berniat ber-lebaran di rumah orang tuaku. Kami berangkat menggunakan kereta api jarak jauh. Suamiku sempat menawarkan naik taxi online dari rumah menuju Stasiun Gambir (kami tinggal di Jabodetabek), tapi dengan membayangkan aku harus ada di dalam mobil saja aku sudah mual. Aku lebih memilih naik KRL. Tetap saja, aku mual karena penumpang KRL cukup penuh. Tapi, aku merasa diistimewakan. Saat masuk ke salah satu rangkaian kereta, kursi penumpang sudah penuh. Langsung suamiku setengah teriak, “Tolong kursinya ya, istri saya lagi hamil.” Gesit salah satu penumpang langsung berdiri dan menawarkan kursinya untukku.
Setelah masuk minggu ke-26 kehamilan, keadaanku mulai membaik. Mual dan muntah sudah jarang kualami. Aku sudah tidak picky lagi dalam memilih makanan. Aku sudah bisa menikmati makanan. Hal-hal yang kukeluhkan saat awal kehamilan sudah tidak kurasakan lagi. Bahkan aku jadi ingin makan macam-macam, seperti bakmi, dimsum, batagor, dan banyak lagi. Hingga lahiran, berat badanku naik kurang lebih 10 kilogram. Sungguh nikmat proses kehamilan pertamaku ini!