Pengakuan seorang pria gay: "Istri dan anakku tak tahu aku punya pacar laki-laki"

Semua orang pasti memiliki rahasia dalam hidupnya. Tapi pria ini merahasiakan pacar lelakinya dari istri dan anaknya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang suami membuat pengakuan bahwa dirinya adalah seorang pria gay yang memiliki pacar laki-laki. Namun, istri dan anaknya tidak mengetahui cerita gay yang menjadi rahasianya ini.

Untuk melindungi identitas narasumber, nama yang disebut merupakan nama samaran. Simak pengakuannya berikut ini.

“Saya adalah seorang suami sekaligus ayah dari anak perempuan berusia lima tahun. Istri saya adalah orang paling perhatian yang pernah saya kenal.  Tapi, pacar laki-laki saya mencintai saya dengan cara yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Ya, Anda tidak salah baca – saya memiliki seorang pacar laki-laki dan kami telah bersama selama tiga tahun hingga saat ini. Kebohongan macam apa yang saya lakukan? Saya seorang pria gay. Apakah saya takut untuk mengakuinya?”

Cerita gay: “tidak mungkin saya mengakui bahwa saya seorang pria gay”

“Bayangkan Anda berasal dari keluarga Cina golongan menengah ke atas yang lahir di tahun 60-an dan semua orang bersuka cita ketika Anda lahir. Anda adalah pewaris pertama setelah keluarga besar kekurangan anak laki-laki selama 30 tahun. Dengan pertimbangan semacam ini, tak pernah terbersit sedikit pun dalam pikiran untuk mengakui bahwa saya seorang pria gay. Ibu saya tidak akan pernah pulih dari keterkejutan, apalagi sekarang ia berusia 83 tahun dan rapuh. Ayah saya (semoga ia beristirahat dalam damai) mungkin akan sangat malu karena tidak dapat memahami bagaimana ia membesarkan seorang anak yang gay. Namun, homoseksual bukanlah pilihan. Jika demikian maka saya tidak akan pernah memilih menjadi seorang pria gay. Saya memiliki seorang istri yang memenuhi setiap kebutuhan saya, seorang anak perempuan yang berpikir ayahnya adalah seorang Superman, dan kerabat yang membutuhkan saran untuk permasalahan keluarga atau keuangan. Bila saya mengungkapkan kebenaran, segala sesuatunya akan hancur berantakan. Bukan berarti saya bangga dengan pacar lelaki saya, Michael, tapi yang lebih membuat saya tertekan adalah selamanya kehilangan hak perwalian atas anak perempuan saya.”

Cerita gay; Awal mula bertemu dengan sang pacar

“Saya pernah beberapa kali naksir lelaki di luar negeri sebelum saya bertemu Michael. Pertama kali saya dan Michael bertemu dalam penerbangan pulang dari Frankfurt, Jerman. Pembicaraan bermula ketika saya sedang meluruskan otot-otot kaki dengan berdiri di depan toilet. Kami mengobrol santai tentang pakaian pria dan bagaimana fashion pria sepertinya mati di banyak kota. Mungkin ini adalah petunjuk pertama bagi kami berdua tentang satu sama lain. Berapa banyak cowok yang Anda kenal berbicara tentang fashion saat pertama kali bertemu seseorang? Bagaimana pun, tak satu pun dari kami menyebutkan sepatah kata pun tentang homoseksualitas. Namun, kami bertukar nomor telepon dan alamat gedung tempat bekerja. Apa yang dimulai dengan polosnya seperti meneruskan email diskon toko baju tumbuh menjadi pertemuan untuk obrolan lebih lanjut tentang fashion. Suatu hari, saya sengaja keceplosan dengan mengatakan bahwa saya bertemu dengan seorang pria yang menarik. Michael cukup pintar untuk mengetahui niat saya dan mengundang saya ke rumahnya. Apa yang dimulai sejak tiga tahun lalu berlanjut hingga saat ini. Michael sering terbang kira-kira tiga kali seminggu. Saya tidak bisa sering-sering bertemu dengannya. Ia tidak keberatan saya berstatus menikah dan tetap memiliki hubungan dengannya. Kami mengatur agar hubungan kami bisa berjalan lancar. Kami tetap memerhatikan kebutuhan satu sama lain namun tanggung jawab terhadap keluarga tetaplah yang terutama.”

Cerita gay; Sampai kapan saya harus menyembunyikan bahwa saya seorang pria gay?

“Keluarga Michael tidak tahu bahwa Michael adalah seorang pria gay. Namun, karena ia tinggal sendirian di apartemen dekat bandara, lebih mudah bagi kami untuk bertemu tanpa diketahui orang lain. Saya tahu bahwa Anda akan mengomentari pilihan hidup saya ini. Namun sebelum menghakimi saya, ingatlah tidak setiap orang seberuntung Anda yang bisa hidup berbahagia dengan keluarga.  Kita pasti tidak ingin membuat diri kita tidak bahagia. Sayangnya, terkadang kita harus berkorban dan menahan diri demi kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi, bahkan seperti saya yang harus menyimpan rahasia.  Mungkin Anda bertanya-tanya apakah saya akan melanjutkan hidup yang seperti ini? Sepertinya tidak. Mungkin suatu hari saat anak perempuan saya sudah tumbuh besar usia 18 tahun dan dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Saya akan menceritakan kebenaran pada istri dan anak perempuan tersayang. Mengerikan rasanya membayangkan saya harus melakukan ini kepada istri saya, namun pilihannya adalah tetap hidup dalam kebohongan atau tidak pernah bertemu dengan anak perempuan saya lagi.”

Semoga pria ini diberi kekuatan untuk mengungkapkan kebenaran. Meski kenyataan yang harus diungkap terasa pahit dan mungkin melukai orang-orang tersayang, namun bukankah lebih baik daripada hidup dalam kebohongan?

Bagaimana pendapat Anda, Parents?

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

*tulisan disadur dari artikel di theAsianparent Singapura.

Baca juga:

Kisah Nyata: “Aku Memiliki Istri Simpanan di Batam”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan