Semua orang sepakat, bahwa menyusui memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Dan baru-baru ini, penelitian manfaat menyusui mengungkap bahwa menyusui dalam jangka waktu lama berkaitan dengan meningkatnya kepekaan ibu pada masa kecil anak-anak.
Hasil penelitian manfaat menyusui ini, menyatakan bahwa ibu yang menyusui anaknya lebih dari satu tahun, menunjukkan insting keibuan yang lebih peka, hingga anak-anaknya melewati usia balita.
Artikel terkait: 5 Mitos tentang menyusui lebih dari 2 tahun yang terbukti salah
Studi yang dilakukan oleh American Psychological Association ini, memakan waktu 10 tahun. Hasil penelitian didapat setelah melalui perhitungan mencakup saraf keibuan, perilaku pengasuhan, etnis, latar belakang pendidikan ibu, dan kehadiran suami.
Penelitian manfaat menyusui ini dipublikasikan di Jurnal Developmental Psychology.
Penelitian manfaat menyusui mengungkap bahwa insting keibuan lebih peka, jika ibu menyusui dalam jangka waktu lebih lama.
Jennifer Weaver, Ph.D dari Boise State University mengatakan, “Hasil penelitian manfaat menyusui ini cukup mengejutkan, bahwa durasi menyusui bisa memengaruhi kepekaan seorang ibu.”
Kaitan antara menyusui dan kepekaan insting ibu
Jennifer yang memimpin studi ini juga mengatakan, sebelum melakukan penelitian manfaat menyusui, mereka sebelumnya telah memiliki penelitian yang menyarankan bahwa ada kaitan antara menyusui dan kepekaan insting ibu.
Kepekaan ibu didefinisikan sebagai singkronisasi dari respon ibu terhadap anaknya, melalui nada emosional, fleksibilitas ibu dalam menanggapi perilaku anak, juga kemampuan ibu untuk membaca isyarat dan bahasa tubuh anak.
Para peneliti menganalisa data dari wawancara 1,272 keluarga, yang berpartisipasi dalam penelitian soal tempat penitipan anak, yang dilakukan oleh Institut Nasional Kesehatan Anak dan Tumbuh Kembang Manusia.
Partisipan berasal dari 10 daerah di Amerika Serikat pada tahun 1991, ketika anak mereka berusia 1 bulan. Para ibu diwawancara di rumah, dan menjadi bagian dari sampel inisial studi.
Sampel ini mencakup proporsi substansial dari orangtua yang memiliki pendidikan rendah, 30% orangtua tidak pernah belajar di universitas. Dan keluarga dari etnis minoritas, 13% partisipan adalah beretnis Afro-Amerika.
Para ibu yang terlibat studi ini, rata-rata menyusui anaknya dalam waktu 17 minggu. Kurang dari 1% menyusui hingga usia 24 bulan, sedangkan 29% ibu tidak menyusui sama sekali. Peneliti mewawancarai mereka dan merekam video keluarga di dalam rumah secara periodik, hingga anak mereka berusia 11 tahun.
Sebagai bagian dari penelitian, orangtua berinteraksi dengan anak mereka dalam permainan bebas, dan problem solving sesuai usia. Para peneliti menilai kualitas dari interaksi mereka, seperti tingkat dukungan ibu, penghargaan terhadap kemandirian anak, dan level kebencian anak.
Meskipun ayah juga terlibat dalam wawancara rumah, namun tidak ada kaitan antara durasi ibu menyusui dengan kepekaan para ayah kepada anak-anaknya.
Jennifer menyatakan, penelitian ini tidak mengecilkan pengalaman menyusui dan bonding time para ibu yang tidak mampu menyusui. Namun ingin agar orangtua melihat bahwa menyusui adalah salah satu faktor penting dalam parenting. Bukan hanya pertimbangan kesehatan yang diperhatikan.
“Penelitian ini juga membuat kita memahami lebih dalam, peran menyusui dalam kehidupan keluarga,” tegas Jennifer.
Meski demikian, walaupun durasi menyusui yang lebih lama bisa meningkatkan kepekaan insting ibu, namun menurut artikel publikasi penelitian ini, porsinya masih kecil. Sehingga, interaksi dekat antara ibu dan anak selama menyusui hanyalah satu dari sekian banyak cara untuk bonding ibu dan anak.
Nah, Bunda. Semakin yakin ya bahwa menyusui itu penting dalam proses parenting dan berperan dalam kehidupan keluarga.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Penelitian: Menyusui Mengurangi Rasa Sakit Saat Imunisasi pada Bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.