Banyak Parents yang mulai cemas ketika Si Kecil mencapai usia sekolah. Antara mengkhawatirkan Si Kecil tak dapat bersaing dengan kemampuan anak-anak lain seusianya; namun juga khawatir jika memberinya pendidikan anak di rumah sebagai tambahan malah akan membuat Si Kecil tertekan.
Atau apakah Parents merasa ketika Si Kecil sudah sekolah, tidak perlu lagi belajar di rumah?
Kami mengerti bahwa tidak akan ada yang bisa menghentikan Parents untuk selalu mengusahakan yang terbaik untuk Si Kecil. Karena itu, alih-alih melarang Parents untuk selalu mengkhawatirkan Si Kecil, kami mengajak Parents untuk melihat dari perspektif lain. Apakah benar materi tambahan yang Parents berikan pada Si Kecil benar-benar memberatkannya? Atau malah bermanfaat? Sebenarnya, materi belajar tambahan tak perlu selalu materi belajar yang ‘berat’.
Simak 4 hal sederhana yang bisa Parents lakukan di rumah dengan materi pendidikan anak di rumah yang menyenangkan!
Pendidikan anak di rumah dengan mengembangkan learning skills
Meskipun Si Kecil masih di tingkatan Taman Kanak-kanak, situasi sekolah tetap merupakan hal yang baru untuknya. Parents dapat membantu Si Kecil menikmati suasana belajar, seperti berikut:
- Melatih menggunakan alat tulis (memegang pensil, spidol, menorehkannya di atas kertas).
- Melatih mengenal huruf.
- Melatihnya mengenal angka-angka, meski belum berhitung.
- Melatih menghapal warna, bentuk, ukuran yang dasar.
- Melatih nama-nama hewan atau buah yang mudah diingat.
- Berbicara dengan kalimat lengkap, dsb.
Pendidikan anak di rumah dengan melatih life skills
Life skills atau kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya tanpa bantuan orangtua juga perlu dilatih, berikut contohnya:
- Mengenal namanya dan orangtuanya.
- Beradaptasi dengan orang banyak di tempat umum.
- Melatih Si Kecil untuk terbiasa ketika tidak didampingi Parents saat sekolah.
- Mengikuti arahan guru.
- Buang air sendiri (potty training).
- Memakai pakaian sendiri, mengikat tali sepatu sendiri.
- Belajar makan sendiri, dsb.
Menurut Bu Yayah Sa’diyah, Wakil Kepala Kurikulum TK An Nisaa, Bintaro
“Menanamkan karakter anak tidak cukup hanya belajar di sekolah saja. Orangtua di rumah tetap harus memberikan contoh, arahan dan bimbingan agar karakternya tumbuh seperti kemandirian dan belajar bersosialisasi. Dengan diajarkan di rumah, anak akan bisa bersosialisasi di luar lingkungan rumahnya. Anakpun bisa cari tahu solusi sendiri tanpa harus selalu dibantu.”
#3 Membiasakan good habit atau kebiasaan baik
Kebiasaan baik sebaiknya diajarkan pertama kali oleh orangtua di rumah. Hal ini jika diajarkan terus akan membantu Si Kecil di sekolah yang lebih lanjut kelak. Contohnya:
- Membiasakan waktu tidur malam
- Rutinitas waktu bangun pagi
- Mengajarkan kebiasaan untuk sarapan
- Membiasakan Si Kecil mengikuti aktivitas bermain/belajar dalam rentang waktu yang lebih panjang dari biasanya.
Seperti yang diungkapkan oleh Bu Yayah Sa’diyah, “Rumah adalah tempat pertama anak mendapatkan pendidikan terutama dari sosok Ibu. Apalagi orangtua merupakan sekolah pertama bagi anak-anak. Sebagai contoh, cara dan adab makan sendiri. Hal seperti ini tentunya pertama kali diajarkan di rumah sebelum diajarkan di sekolah.”
#4 Melakukan semua kegiatan pendampingan secara terus-menerus
Belajar merupakan proses yang terus-menerus, dan tidak bisa hanya menekankan satu aspek saja. Demikian juga dengan tanggung jawab mendidik Si Kecil, tak bisa hanya ditumpukan pada satu pihak saja, misalnya pihak sekolah saja, lalu Parents lepas tangan. Dibutuhkan kerjasama antara orangtua dan sekolah untuk mendukung karakter Si Kecil. Apalagi orangtua merupakan sekolah pertama bagi anak-anak.
Menurut penelitian*, anak-anak yang orangtuanya terlibat dalam pendidikan mereka, justru cenderung mampu beradaptasi dengan lingkungan sekolah lebih baik dan lebih konsisten dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Selain itu, anak juga lebih berprestasi di sekolah dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik.
Bagaimanapun orangtua adalah fondasi dan pedoman bagi pendidikan Si Kecil, karena merekalah yang selalu bersama Si Kecil sejak ia bangun di pagi hari hingga tertidur di malam hari.
Bagaimana Parents dapat mendukung pendidikan Si Kecil di rumah?
Dampingi selalu Si Kecil dalam segala aspek pendidikannya, mulai dari fase pra-sekolah, persiapan masuk Taman Kanak-kanak, hingga akhirnya masuk sekolah dasar nanti. Perlu diingat, Parents, belajar bisa dari apa saja, termasuk dengan bermain. Caranya?
Kodomo Challenge membantu Parents untuk mendukung Si Kecil agar siap menghadapi lingkungan sekolah dan juga mendukung prestasi Si Kecil di sekolah. Learning skills, misalnya, di rumah Parents bisa ajarkan Si Kecil belajar mengenal huruf dan menyamakan dengan gambar, juga mengategorikan sesuatu mulai dari hal yang sangat sederhana seperti mengategorikan warna, bentuk, mengenal angka dan kosakata.
Keterampilan sensorik dan motoriknya pun akan terus terasah, yang bisa dilatih sambil bermain menggunakan kurikulum Kodomo Challenge, dilakukan sejak dini sesuai tahapan perkembangan usia Si Kecil.
Bahkan life skills, dan kebiasaan baik di rumahpun bisa dilatih sambil bermain dengan program edukasi dari Kodomo Challenge.
Jadi, fondasi pendidikan Si Kecil memang berawal dari rumah. Baik sejak Si Kecil memasuki usia pra-sekolah, dan berlangsung seterusnya saat ia sudah mulai sekolah.
Karena pendidikan usia dini akan membentuk karakter Si Kecil ketika tumbuh besar dan dewasa nanti. Mengajarkan Si Kecil di rumah harus tetap dilakukan oleh Parents.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa saja program Kodomo Challenge, dan program mana yang sesuai untuk Si Kecil, Parents bisa langsung mengakses situs https://shimajiro.id/kodomochallenge
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.