Dugaan pelecehan seksual anak oleh pembantu ini terjadi di Singapura. Seorang pembantu perempuan berusia 33 tahun didakwa melecehkan anak lelaki majikannya yang baru berusia antara 11-12 tahun. Aksi itu dilakukan selama tujuh bulan, sepanjang Januari-Juli 2016.
Pelecehan seksual anak oleh pembantu: Kronologi kejadian
Ketika aksi bejat itu dilakukan, pelaku sudah setahun bekerja di rumah korban. Dalam keterangan korban di pengadilan, mulanya pembantu itu hanya menunjukkan gerakan yang menyerupai gerakan saat berhubungan sekual kepada korban.
Namun, di lain hari, pelaku mulai melakukan tindakan fisik. Suatu ketika ia memanggil korban ke dapur. Ia meminta korban menggosokkan bibir ke bibir pelaku.
Permintaan itu kemudian dituruti korban yang merasa ingin tahu.
“Ciuman tak pantas itu dilakukan pelaku seminggu sekali. Sejak itu, durasinya semakin lama semakin bertambah,” kata Jaksa Penuntut Umum Chee Ee Ling.
Dari ciuman, aksi pelaku makin berkembang menjadi interaksi seksual yang lebih. Tapi, selama enam bulan dilecehkan, tak sekalipun korban menceritakan apa yang ia alami kepada siapa pun.
Korban tutup mulut karena merasa takut. Pelaku mengaku memiliki rekaman video tindakan asusila keduanya. Dengan senjata itu, pelaku mengancam korban, jika korban sampai buka mulut, ia akan menunjukkan video tersebut kepada saudara laki-laki dan orang tua korban.
Sampai akhirnya semua perbuatan pelaku terbongkar. Pada 11 Juli 2016, korban menelepon ayahnya dan mengadu bahwa pelaku hendak memukuli korban.
Ayah korban segera pulang ke rumah. Kepadanya, pelaku terus meyakinkan si ayah bahwa tak ada apa-apa. Puncaknya, pelaku mengatakan, “Apa Anda tahu apa yang anak Anda lakukan?”
Mendengar itu, korban langsung terdiam. Saat itulah ayahnya tahu ada yang tidak beres. Ia kemudian mengajak korban berbicara berdua di kamar.
Mulanya bocah itu bersikeras tidak mau bercerita. Baru lima hari kemudian keluarga tersebut menelepon polisi.
Di pengadilan, pembela hukum pelaku mengatakan bahwa si bocahlah yang memaksa melakukan perbuatan tak senonoh. Si bocah mengarang-ngarang cerita untuk menutupi perbuatannya.
Pada 22 November lalu tersangka divonis 18 bulan penjara. Namun, penasihat hukumnya menyatakan naik banding.
Pelecehan seksual anak oleh pembantu: Bagaimana mendeteksinya?
Pembantu, saudara, teman, bahkan orang tua sendiri sebenarnya berpotensi menjadi predator seksual bagi anak. Jika Anda memiliki pembantu, pengasuh, atau orang lain yang intens bersama anak tanpa kehadiran Anda, ada sejumlah tanda-tanda pelecehan seksual yang perlu Anda perhatikan. Antara lain:
- Pembantu/pengasuh/orang lain itu menjawab pertanyaan tanpa memberi detail. Jika ia memberi jawaban mengambang atau malah berubah-ubah ketika Anda tanyai sesuatu, ada kemungkinan sesuatu sedang disembunyikan.
- Tidak melakukan tugasnya dengan baik. Anak Anda tampak selalu lelah dan sering merajuk. Kemungkinan saat Anda pergi, anak tidak diurus dengan baik atau bahkan tak terurus sama sekali. Penting untuk diingat, karena pembantu/pengasuh anak adalah orang yang paling lama menghabiskan waktu dengan anak, karakter pengasuh akan menentukan karakter anak pula.
- Amati anak Anda. Kita kerap membaca dan mendengar kisah mengerikan bagaimana bayi dan anak-anak disiksa oleh pembantu atau pengasuh yang frustrasi. Jika Anda curiga pembantu/pengasuh anak Anda berbuat sesuatu yang tidak benar, pertama-tama amati tingkah laku anak Anda. Misalnya, cek apakah anak Anda jadi cemas jika ditinggal berdua dengan pengasuhnya.
Artikel disadur dari tulisan Kevin Wijaya Oey di theAsianparent Singapura.
Baca juga:
7 Tips Melindungi Anak dari Pelecehan Seksual Menurut Dokter Anak yang Juga Seorang Ibu