4 Pelajaran Parenting di Film Ngeri-Ngeri Sedap karena Orang Tua Harus Terus Belajar

Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil oleh para orang tua dari film ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Siapa yang sudah menonton film Ngeri-Ngeri Sedap? Disebut sebagai salah satu film Indonesia bertemakan keluarga terbaik di tahun ini, ternyata ada beberapa pelajaran parenting di film Ngeri-Ngeri Sedap ini, loh.

Tak hanya bisa membuat Parents yang menonton tertawa dan menangis, tetapi ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari film yang ditonton oleh lebih dari 2,8 juta orang ini.

Berikut beberapa diantaranya.

Artikel terkait: Film Ngeri-Ngeri Sedap Rilis 2 Juni, Ini Sinopsis dan Fakta Menariknya

Pelajaran Parenting di Film Ngeri-Ngeri Sedap

1. Hubungan Orang Tua dan Anak Bisa Renggang karena Ayah Memaksakan Kehendak

Sumber Antaranews

Film ini bercerita tentang Pak Domu (Arswendy Nasution) dan Bu Domu (Tika Panggabean) yang memiliki empat anak, satu anak perempuan bernama Sarma (Gita Bhebhita) serta tiga anak laki-laki, Domu (Boris Bokir), Gabe (Lolox), dan Sahat (Indra Jegel). Nah, hubungan di antara orang tua dan ketiga anak laki-laki mereka inilah yang renggang, dibandingkan dengan hubungan mereka dengan Sarma.

Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Domu, Gabe, dan Sahat tinggal merantau jauh dari Sumatera Utara, seperti yang memang selayaknya dilakukan anak laki-laki. Kedua, mereka sulit sekali diminta pulang oleh orang tuanya dengan berbagai alasan masing-masing.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, alasan mereka enggan pulang ke kampung halaman adalah sang ayah, Pak Domu, yang selalu memaksakan kehendaknya. Bahkan, saat berbicara di telepon dengan ketiga anak laki-lakinya, pembicaraan bisa berakhir dengan pertengkaran karena Pak Domu yang memaksakan kehendaknya.

Sumber IMDb

Nah, pelajaran parenting di film Ngeri-Ngeri Sedap yang bisa diambil adalah orang tua, khususnya ayah, sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya kepada anak. Apalagi jika anak sudah dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri. Hal itu justru bisa membuat hubungan antara orang tua dan anak menjadi renggang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Bangga! Film “Ngeri Ngeri Sedap” Jadi Perwakilan Indonesia ke Piala Oscar

2. Anak Laki-Laki Tak Tahu Cara Menunjukkan Kasih Sayang karena Orang Tua Tidak Mengajarkannya

Anak adalah peniru orang tuanya. Apa yang dilakukan oleh orang tuanya, kemungkinan besar akan diikuti—baik secara sadar atau tidak sadar—oleh anak-anaknya, bahkan hingga dewasa.

Itulah pelajaran parenting lain yang bisa didapatkan di film Ngeri-Ngeri Sedap. Pak Domu berharap ketiga anak laki-lakinya menunjukkan kasih sayang mereka kepada orang tua. Namun, yang tidak disadari Pak Domu adalah ia sendiri sebagai seorang ayah tidak pernah menunjukkannya.

Sumber Instagram @ngeringerisedapmovie

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal yang selalu dilihat dan dirasakan oleh Domu, Gabe, dan Sahat adalah justru sang ayah yang selalu memaksakan kehendaknya.

Keputusan Domu menikah dengan gadis Sunda dipertanyakan, hingga keputusan Sahat untuk menjadi pelawak ditentang. Mereka bisa dibilang tidak merasakan kasih sayang yang diinginkan dari seorang ayah.

Jadi, untuk para orang tua yang ingin merasa disayang oleh anaknya, cobalah untuk melakukan hal tersebut terlebih dahulu. Meskipun jarak memisahkan, kasih sayang antara orang tua dan anak seharusnya tetap bisa terjalin dengan baik.

3. Membesarkan Anak dengan Ancaman Tidak Membuat Anak Jadi Penurut Dewasa

Ada satu kutipan yang sangat dalam di film ini, yaitu “Kalau anak berkembang, orang tua juga harus berkembang” dan “Jadi orang tua nggak ada tamatnya, harus belajar terus”.

Sumber Pikiran Rakyat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika Parents dibesarkan oleh orang tua yang bersikap keras dan tidak dekat dengan anak, bukan berarti anak zaman sekarang bisa dibesarkan dengan cara yang sama. Dunia mengalami perkembangan, begitu juga dengan cara orang tua membesarkan anak-anaknya.

Selalu mengancam anak, baik secara verbal apalagi nonverbal, tidak menjadi jaminan anak akan tumbuh menjadi seseorang yang penurut dan mudah diatur. Apalagi jika si anak sudah dewasa dan memiliki pemikirannya sendiri, bukan tidak mungkin dia akan tumbuh menjadi anak yang—menurut orang tua—suka melawan.

Padahal, itu semua merupakan akibat dari pola asuh para orang tua yang tidak pernah belajar. Kutipan “Jadi orang tua nggak ada tamatnya, harus belajar terus” sama sekali tidak salah. Orang tua harus terus belajar untuk menjadi versi terbaik dalam membesarkan anak-anaknya.

Sumber Instagram @ngeringerisedapmovie

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Inilah pelajaran parenting lain di film Ngeri-Ngeri Sedap. Sikap Pak Domu yang selama ini sering mengancam Domu, Gabe, dan Sahat—meskipun mungkin tidak disadarinya, justru membuat ketiga anak laki-lakinya lebih sulit untuk menurutinya.

Artikel terkait: Profil Viky Sianipar, Pembuat Soundtrack Film Ngeri-Ngeri Sedap

4. Kasih Sayang Orang Tua Tak Bisa Hanya Ditunjukkan dengan Materi

Pak Domu dan Bu Domu sangat menginginkan ketiga anak laki-lakinya kembali ke kampung halaman. Salah satu alasannya adalah untuk mengurus mereka yang sudah lanjut usia. Bahkan, si anak bungsu Sahat dijanjikan akan diberikan harta warisan jika mau balik ke kampung dan mengurus ayah dan ibunya.

Ini adalah pelajaran parenting lainnya di film Ngeri-Ngeri Sedap, yaitu kasih sayang orang tua tidak bisa hanya ditunjukkan dengan materi.

Sikap Pak Domu yang menjanjikan warisan kepada Sahat sama sekali tidak dibenarkan. Mengurus orang tua merupakan kewajiban anak dan tidak sepatutnya dijanjikan dengan warisan.

Sumber Instagram @ngeringerisedapmovie

Begitu juga saat mengurus anak sejak kecil. Mungkin orang tua merasa dengan mencukupi segala kebutuhan anaknya, berarti mereka sudah menyayangi anaknya. Padahal, yang dibutuhkan anak lebih dari sekadar materi. Melainkan rasa kasih sayang yang tulus.

Di film Ngeri-Ngeri Sedap, Pak Domu yang merasa sudah menyekolahkan ketiga anaknya hingga berhasil, kemudian ingin anak-anaknya “membalas” dengan menuruti keinginannya.

Ketiga anak laki-laki tersebut tentu saja tidak bisa melakukannya karena mereka merasa “tidak disayang” oleh ayahnya.

Jadi, jangan mengandalkan materi untuk menunjukkan kasih sayang kepada anak ya, Parents. Bagi anak, yang paling penting untuk mereka adalah kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Hal itu justru bisa membuat hubungan antara orang tua dan anak menjadi dekat.

Sumber Instagram @ngeringerisedapmovie

Itulah beberapa pelajaran parenting di film Ngeri-Ngeri Sedap. Selain menghibur, semoga film ini juga bisa memberikan manfaat untuk Parents, ya.

Baca juga: