Divonis tidak bisa punya anak, pejuang kanker serviks berhasil melahirkan bayi kembar

Sempat divonis tidak bisa memiliki anak, pejuang kanker serviks ini berhasil melahirkan bayi kembar yang lucu. Keajaiban...

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sampai saat ini kanker serviks masih menjadi jadi salah satu momok yang menakutkan bagi kaum hawa. Terlebih lagi bagi peremuan yang masih ingin memiliki keturunan. Pertanyaannya, bisakah seorang pejuang kanker serviks melahirkan? 

Rebecca Allen, seorang pejuang kanker serviks asal Inggris ini mengalami sebuah keajaiban. Perempuan yang juga sangat ‘gila kerja’ ini berhasil melahirkan bayi kembar setelah dokter kandungan mengatakan bahwa ia tidak akan memiliki anak lantaran dirinya baru saja melakukan perawatan kanker serviks. 

Kisah Rebecca berjuang melawan kanker 

Rebecca Allen merupakan seorang perempuan pekerja keras. “Selama usia 20-an dan 30-an, saya adalah pecandu kerja dan fokus saya hanya gaji dan pekerjaan. Saya berpesta di malam hari dan bekerja keras di siang hari. Aktivitas mengasuh anak benar-benar tidak akan cocok dengan jadwal sibuk saya.”

“Tetapi setelah didiagnosis kanker, saya menyadari tidak ada yang penting lagi. Saya ingin menjadi ibu untuk pertama kalinya. Saya ingin memulai sebuah keluarga,” ungkapnya. 

Setelah didiagnosis pada tahun 2017 lalu, Rebecca Allen harus merelakan sebagian besar serviksnya diangkat untuk menghilangkan sel kanker. 

Operasi ini hanya dilakukan pada perempuan dengan kanker serviks stadium awal, yang ingin mempertahankan peluang mereka untuk hamil di masa depan.

Namun, hal ini membuat pasien berisiko tinggi menderita keguguran, melahirkan bayi prematur atau komplikasi yang serius selama kehamilan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjelang usia 40 tahun, Rebecca mulai khawatir akan peluangnya memiliki keturunan. Dirinya bertanya-tanya, bisakah pejuang kanker serviks melahirkan?

Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Andrew Kirkwood yang kemudian menjadi pasangannya. 

Pasangan yang tinggal di Thetford, Norfolk, Inggris itu mulai mencoba program kehamilan 6 bulan setelah sel kanker Rebecca dinyatakan bersih. 

Merasakan hamil merupakan keberuntungan dalam hidupnya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

dok. foto: Daily Mail

Setelah 4 bulan ‘berusaha’, Rebecca pun dinyatakan hamil meski pun pada akhirnya ia  harus  mengalami keguguran. 

“Saya merasa hancur ketika mengalami keguguran pada usia kandungan 10 minggu. Tetapi, saya bisa bangkit kembali menjadi seorang terapis,” ungkapnya. 

Akhirnya satu bulan kemudian, ia dinyatakan hamil lagi secara alami. Ajaibnya, janin yang dikandung Rebecca ternyata kembar. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
Artikel terkait: 10 Hal yang Hanya Dipahami Ibu Hamil Setelah Pernah Keguguran

Setelah mengalami patah hati karena sempat keguguran, ia mengetahui bahwa akhirnya diberi kepercayaan lagi, bahkan kini ada dua bayi di dalam perutnya. 

“Saat penindaian, suami dan saya sudah siap akan berita buruk karena itu adalah kehamilan berisiko tinggi sehingga kami sepakat untuk tidak melihat layar USG. Mata saya tertutup rapat dan air mata mengalir di wajah saya”.

“Ruangan itu sunyi, jadi kami berasumsi tidak ada detak jantung bayi di sana. Tapi, ketika perawat menyuruh kami membuka mata, saya tidak percaya mata ini melihat dua detak jantung bayi,” ungkap Rebecca.

Pejuang kanker serviks melahirkan sepasang bayi kembar

dok. foto: Daily Mail

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akhirnya, hari itu pun tiba. Luna dan Seren lahir pada bulan Juni 2019 lalu melalui operasi caesar darurat setelah usia kehamilan 34 minggu. Karena, si bayi kembar dan ibu berisiko tak selamat saat persalinan.

Bagi perempuan yang pernah melakukan operasi pengangkatan rahim, ia harus menjalani operasi caesar karena dokter akan memberikan jahitan permanen di sekitar leher rahim untuk menahannya selama operasi.

Rebecca mengalami perdarahan hebat saat melahirkan. Menurut dokter yang menangani, ada kemungkinan 50 persen dia atau kedua bayinya akan meninggal selama persalinan.

Setelah dua jam, Rebecca akhirnya terbangun dari operasi dan pergi untuk mengunjungi bayi kembarnya yang terlahir sehat di NICU. Akhirnya, pejuang kanker serviks ini berhasil melahirkan bayi kembarnya.  

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

dok. foto: Daily Mail

“Sungguh mengharukan, awalnya berpikir saya tidak akan memiliki satu pun. Tetapi, malah dua bayi ajaib hadir setelah percaya bahwa saya mungkin tidak akan pernah menjadi ibu,”. 

Kini ia merasa sangat beruntung memiliki anak kembar dan dirinya seperti merasakan lagi bagaimana rasanya jatuh cinta. 

“Menjadi seorang ibu adalah hal yang paling menakutkan dan paling sulit, tetapi juga menakjubkan. Saya tidak akan menukarnya dengan dunia”.

Artikel terkait: Pemeriksaan pap smear, kapan waktu terbaik melakukannya?

Apa itu kanker serviks?

Perlu diketahui, kanker serviks dan kanker rahim tidaklah sama. Kanker rahim, menyerang seluruh bagian rahim.  Sedangkan kanker serviks, menyerang leher atau mulut rahim. Dan kanker serviks ternyata lebih banyak diderita oleh sebagian perempuan dibandingkan kanker rahim.  

Ada beberapa penyebab dari penyakit kanker serviks ini, di antaranya: 

  • HPV (Human Papilloma Virus) 

Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Namun, tenggang waktu antara pertama kali terinfeksi hingga timbulnya gejala kanker serviks ini tidaklah sebentar, melainkan melalui rentang waktu 10 hingga 20 tahun, hingga akhirnya gejalanya tampak atau dikenali.

Sebelumnya, gejala ini sulit dikenali sehingga seringkali seorang penderita kanker serviks sudah menderita stadium lanjut dibandingkan stadium awal. Itulah pentingnya deteksi dini melalui papsmear. 

  • Kebersihan

Pemakaian pembalut yang kurang higienis atau mengandung bahan pemutih dan menggunakan bahan daur ulang berkualitas rendah juga salah satunya.

Selain itu, membasuh vagina dengan air yang kurang bersih juga dapat mempercepat penularan penyakit ini.  

  • Penggunaan antiseptik

Penggunaan antiseptik berlebihan di daerah seputar vagina maupun bahan kimia lainnya juga disebut dapat menjadi salah satu penyebab kanker ini.

Pencegahan kaker serviks

Selain menghindari faktor penyebab di atas, lakukan papsmear setiap setahun sekali agar kanker tersebut bisa terdeteksi sedini mungkin. Jika dinyatakan bersih, maka Anda bisa menjalani prosedur vaksin HPV. 

Semoga informasi ini bisa meningkatkan kepedulian kita terhadap kesehatan diri sendiri ya, Bun. 

Sumber: Mirror.co.uk, Daily Mail

Baca juga: 

Penulis

Aulia Trisna