Sebuah pengalaman tak terduga dialami oleh perempuan bernama Dwi Agustin Viki Wilnawati. Perempuan yang sehari-harinya berprofesi sebagai Customer Service KA DAOP 7 Madiun ini membantu proses persalinan seorang ibu saat dirinya menumpangi KA Dhaha menuju tempat kerja. Momen pegawai KAI membantu persalinan terjadi pada Rabu 4 Januari lalu.
Wilna, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi saat KA Dhaha jurusan Surabaya-Blitar itu sedang berhenti di Stasiun Jombang.
“Kepala Stasiun Jombang, Pak Sutrisno memberi tahu bahwa ada proses persalinan di dalam kereta. Rekan saya Polsuska Rara sudah berada di sana untuk membantu,” ujar Wilna.
Wilna yang merupakan lulusan Akademi Keperawatan dari Soedono, Madiun ini merasa tergerak untuk membantu proses persalinan tersebut. Ketika Wilna sampai di tempat kejadian, suasana penuh sesak karena banyak orang berkerumun untuk menonton.
“Saat saya masuk kereta, ternyata ibu itu sudah tiduran di kursi. Dan saya lihat kepala bayi sudah keluar setengahnya.”
Artikel terkait : Pengakuan Seorang Ibu: “Tidak Ada yang Normal dalam Proses Persalinan Normal yang Aku Jalani”
Kisah pegawai KAI membantu persalinan persalinan seorang ibu di dalam gerbong kereta
Akibat suasana yang tidak kondusif akibat kerumunan yang penuh sesak, Wilna meminta rekannya untuk menurunkan penumpang agar seorang ibu bernama Sukesih yang sedang berjuang melahirkan dan bayinya bisa mendapatkan udara segar.
“Kondisi bayi saat itu membiru karena kekurangan oksigen dan terlilit tali pusar,” tutur Wina.
Minimnya peralatan medis yang ada di kereta membuat Wilna harus memutar otak, iapun meminta rekannya membeli gunting yang kemudian disterilkan dengan alkohol. Gunting itu digunakan untuk memotong tali pusar yang melilit tubuh bayi.
Wilna mengaku sempat khawatir karena bayi sama sekali tidak menangis saat lahir, setelah digoyangkan beberapa kali barulah bayi tersebut mengeluarkan tangisan dan lendir dari mulutnya.
Wilna juga mengatakan ia siap menanggung resiko apapun, karena apa yang ia lakukan menyangkut nyawa dua orang.
Kemudian Wilna membungkus tubuh bayi dengan mukena milik salah satu penumpang, saat itu Wilna menyadari bahwa plasenta bayi masih berada dalam perut Sukesih.
Beruntung ambulans segera datang sehingga Sukesih dan bayinya bisa segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih baik.
Pegawai KAI membantu persalinan: Wilna mendapat apresiasi dari PT KAI dan seorang ibu sudah dibantu proses persalinannya
Kala itu, Sukesih sangat berterima kasih atas bantuan Wilna, karena berkat pertolongan Wilna ia dan bayinya bisa selamat. Bahkan, Sukesih pun menyetujui nama pemberian Wilna untuk bayinya, yakni Dwi Rania Dhahaniawati.
Atas jasanya, PT KAI memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada Wilna dan memberikan uang senilai 10 juta rupiah sebagai penghargaan. Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sutomo menyatakan apresiasinya atas tindakan Wilna yang menyelamatkan nyawa penumpang.
Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi pada bulan Juli 2016 silam saat seorang ibu bernama Dwi Agustina melahirkan di KA Probowangi jurusan Banyuwangi-Surabaya. Beruntung saat itu ada penumpang yang merupakan praktisi medis dan siap membantu.
Artikel terkait : [Video] Gentle C-Section; Membiarkan Bayi Keluar Sendiri dari Rahim Seperti Persalinan Normal
PT KAI mulai mengeluarkan larangan ibu hamil 9 bulan untuk naik kereta
Untuk selanjutnya, Edi Sutomo mengatakan akan memberlakukan larangan ibu hamil yang memasuki usia sembilan bulan untuk menaiki kereta demi mencegah situasi darurat sepert ini.
“Kita tidak ingin ada kemungkinan terburuk yang terjadi pada ibu dan bayi, karena kami juga tidak memiliki alat medis yang memadai di kereta untuk membantu persalinan,” ujar Edi.
Apa yang dilakukan Wilna mengingatkan kita bahwa rasa kemanusiaan harus tetap dijunjung tinggi dalam situasi apapun. Tanpa memandang siapa orangnya, meski itu adalah orang asing kita tetap harus menolongnya saat dia membutuhkan.
Salut untuk Wilna, semoga memang masih banyak orang baik di dunia ini yang senantiasa menolong orang yang sedang butuh pertolongan.