Kita memang tak bisa merencanakan akan jatuh cinta dengan suku apa. Jika Anda termasuk pasangan yang menikah beda suku, pasti akan mengalami beberapa hal yang tak akan dialami oleh pasangan lainnya.
Tantangan tak hanya datang sebelum hari pernikahan tiba. Namun akan terus berlanjut hingga menikah dan punya anak nantinya.
5 Hal yang Seringkali Dialami oleh Pasangan Menikah Beda Suku
Ini 5 hal yang hanya dimengerti oleh pasangan yang menikah beda suku dan mungkin Anda alami sejak sebelum menikah:
1. Menikah beda suku sering dikomentari dengan stereotip kedaerahan
Pernahkah mendengar, “Wah, calon suamimu Batak ya? Hati-hati, orangnya kasar,” atau “Calon suami orang Sunda? Kabarnya orang Sunda suka selingkuh.”
Atau suami mendengar ada orang yang berkomentar, “Istrinya Manado ya? Putih-putih sih. Tapi matre.” Komentar lainnya, “Istrimu orang Jawa ya? Kelihatannya sih manis, tau-tau nusuk dari belakang lho.”
Padahal, setiap orang dari suku manapun punya kepribadian masing-masing. Tidak bijak menghakimi seseorang hanya dari asal suku mereka.
Bayangkan jika Anda berasal dari suku yang selama ini dipandang buruk di sebuah daerah. Rasanya, apa pun yang Anda lakukan tak akan dapat membuat citra Anda baik di mata orang.
Seringkali, restu orangtua ditentukan oleh label suku tersebut. Dan tugas kita sebagai pasangan adalah meyakinkan orangtua bahwa karakter suami atau istri tidak ditentukan oleh sukunya.
2. Nikahnya pakai adat apa?
Misalkan pasangan Anda adalah orang Makassar, sedangkan Anda orang Solo. Pasti pertanyaan orang-orang adalah, “mau menikah pakai adat mana?”
Setiap daerah memiliki tradisi pesta pernikahan yang berbeda. Ada beberapa adat yang menggelar pesta sampai beberapa hari, ada yang menggelar pesta dengan sederhana.
Pasangan yang menikah beda suku harus menghadapi orangtua masing-masing dengan segala keinginan mereka seputar adat saat pernikahan. Ada biaya pesta yang harus dipikirkan, ada biaya transportasi yang harus dibayar, ada beberapa baju pernikahan yang harus dipilih.
Ribet kan? Apalagi jika diadakan di tempat kedua belah pihak. Sekalipun kita inginnya sesederhana mungkin, kadang orangtua yang menginginkan pesta pernikahan mewah.
Artikel terkait: 5 Kebiasaan suami yang harus dimengerti istri.
3. Salah paham bahasa
Perbedaan bahasa memang sering membuat kesalahpahaman tertentu. Misalnya, kata cokot di bahasa Sunda artinya adalah ambil tapi dalam bahasa Jawa artinya gigit.
Bayangkan percakapannya seperti ini:
Papa Sunda: Ma… Tolong cokot kuenya ya Ma… Mama Jawa: Iya Pa… Beres… Beberapa menit kemudian… Papa Sunda: Kok kuenya belum ada ma? Mama Jawa: Kan Mama makan. Katanya suruh cokot (gigit) Papa: Aduh ma, maksud Papa itu cokot bahasa Sunda yang artinya ambilkan kue. Bukan gigit kue. Mama: Yah, Papa nggak pake bahasa Indonesia sih…
Nah, siapa yang pernah salah paham bahasa kayak gini? Hayo ngaku.
4. Anaknya diajarin bahasa apa?
Banyak orang yang merasa bahwa pasangan yang menikah beda suku itu berkompetisi dalam mempengaruhi anaknya. Padahal, kenyataannya tidak begitu lho.
Banyak pasangan yang menikah beda suku memperlakukan anak sesuai dengan kepraktisan di mana si anak tinggal. Misal, jika ayah Batak dan ibu Bali tapi tinggalnya di Jakarta, maka anak akan bicara dalam bahasa Jakarta.
Namun, jika anak bisa bahasa Batak tapi tidak bisa bahasa Bali, maka orang-orang akan berkata bahwa si istri “kalah budaya” dari suaminya. Wah, padahal kan belum tentu si anak pernah mendengar ibunya berbicara bahasa Bali.
5. Pasangan yang Menikah Beda Suku akan Ribet saat mudik
Pasangan yang menikah beda suku ini tahu betul “penderitaan” saat musim mudik tiba. Mereka harus mempertimbangakan akan pulang ke mana tanpa harus menimbulkan drama.
Jika pasangan tinggal di kota besar, maka akan ada diskusi panjang akan mudik di mana. Belum lagi biaya mudiknya.
Rumah mertua atau rumah orangtua? Kalau ke rumah mertua, apa nanti orangtua tidak marah?
Jika ke rumah kedua keluarga, apakat budget nya cukup? Apa anak-anak bisa tetap sehat selama perjalanan mudik?
Keunggulannya, keluarga Anda bisa mulai terbiasa dengan perbedaan suku dan bahasa yang ada. Selain itu, Anda bisa merasakan keragaman budaya Indonesia di rumah sendiri.
Tantangan pasangan yang menikah beda suku memang selalu ada. Yang penting, jangan sampai persoalan beda suku bikin kita tidak rukun.
Kuncinya adalah saling menghargai budaya masing-masing demi terciptanya kerukunan rumah tangga. Parents, apakah Anda juga termasuk pasangan yang menikah beda suku?
Baca juga:
10 Hal yang Hanya dimengerti oleh Istri yang Tinggal Bersama Mertua