Coba ingat-ingat, panggilan sayang apa yang sering Anda sematkan untuk pasangan? Memangil dengan sebutan ‘baby’, ‘sweety’, ataupun ‘honey’ rasanya masih menjadi urutan teratas untuk sebutan pasangan.
Tidak bisa dipungkiri, panggilan sayang pada pasangan nyatanya memang bisa memengaruhi seberapa kuat keromantisan hubungan pernikahan. Walaupun begitu, tidak sedikit juga pasangan yang merasa kaku atau tidak nyaman dengan panggilan sayang seperti ini.
Namun, tahukah Anda bahwa alasan di balik mengapa seseorang memiliki panggilan khusus untuk pasangannya?
Jika ada pasangan yang memiliki panggilan sayang seperti ini ternyata terkait dengan pengalaman yang memberikan rasa nyaman saat masa kecil di mana orangtua sering menggunakan baby talk.
Profesor Dean Falk seorang neuroanthropologist dari Florida State University percaya bahwa alasan orang-orang menggunakan panggilan sayang kepada pasangannya dikarenakan kilas balik yang dialami oleh si pemanggil. Ia mengingat kembali perlakuan dari cinta pertama mereka, yaitu sang ibu.
Bahkan, para peneliti mengunggapkan dengan menggunakan panggilan khusus pada pasangan seperti baby talk bisa membantu seseorang lebih terbuka dan merasa nyaman dengan pasangannya.
Uniknya lagi, belum lama ini sebuah penelitian terbaru tidak hanya menunjukkan panggilan khusus pada orang tersayang bisa memperkuat hubungan, terlebih lagi kalau menggunakan panggilan nama binatang atau hewan peliharaan.
Artikel terkait: 4 Rahasia agar hubungan langgeng berdasarkan penelitian selama 50 tahun
Panggilan sayang dengan nama hewan merupakan bentuk bahasa cinta
Psychology Today mengatakan bahwa nama hewan peliharaan, seperti nama panggilan, merupakan cara yang sangat umum untuk menunjukkan kasih sayang dan kelembutan. Selain itu, dengan nama hewan peliharaan dapat memberi Anda perasaan emosional yang sangat positif.
Misalnya, ketika Anda memanggil pasangan “precious” dan itulah yang ingin kita pikirkan tentang pasangan kita. Dan sebenarnya dapat meningkatkan daya tarik yang Anda rasakan terhadap pasangan Anda.
Suzanne Degges-White, seorang profesor konseling dan pendidikan tinggi di Northern Illinois University, setuju kalau panggilan yang menggunakan nama hewan merupakan tanda hubungan yang solid.
Panggilan ini justru bisa memperlihatkan kalau Anda dan pasangan memang sudah merasa nyaman satu sama lain hingga akhirnya bisa lebih bebas dalam berekspresi dan mengembangkan bahasa cinta.
Sama seperti kita bisa mengenal pasangan kita dengan baik sehingga pandangan sederhana itu dapat menyampaikan perasaan kita, nama hewan peliharaan adalah cara lain untuk menghargai kedekatan.
Bagaimana menurut Parents terkait penelitian ini?
Tak Semua Pasangan Cocok dengan Nama Hewan
Maggie Arana penulis buku Stop Calling Him Honey… and Start Having Sex! berpendapat bahwa panggilan sayang dengan nama hewan peliharaan berkontribusi pada “sindrom teman sekamar” – ketika hubungan berubah dari romantis menjadi sekedar teman biasa.
Menurut Arana, pasangan dapat meningkatkan kehidupan seks mereka tanpa menyebut nama hewan peliharaan, dan dia melihat banyak contoh ini. Dipanggil dengan nama Anda sendiri juga spesial, katanya.
“Kita semua didorong oleh ego. Kita senang mendengar nama kita. Ketika Anda tidak pernah memanggil pasangan Anda dengan namanya, saya pikir Anda dapat mengalami masalah, ” katanya, seperti dikutip Scientific American.
Yang lain mengatakan efek nama hewan peliharaan tergantung pada hubungan individu, jika kedua pasangan menyukainya, tidak ada masalah.
Membahagiakan pasangan memang penting, namun membahagiakan diri sendiri juga tidak kalah penting.
Penulis Jurnal Hubungan Sosial dan Pribadi pada tahun 1993, Carol J. Bruess secara khusus memperingatkan agar tidak menghakimi pasangan berdasarkan nama hewan peliharaan mereka, yang muncul dan ada dalam hubungan unik mereka sendiri.
“Apa yang mungkin menjijikkan atau tidak seksi bagi kita mungkin memiliki banyak arti bagi hubungan pasangan itu,” kata Bruess.
Ada juga faktor yang memalukan dari nama panggilan, yaitu ketika Anda tak sengaja memanggil pasangan dengan nama hewan peliharaan yang kedengarannya kekanak-kanakan atau benar-benar konyol di depan umum.
Masalah lain yang timbul dari nama hewan adalah gender dan kekuasaan. Wanita mungkin sering dipanggil dengan nama-nama benda lezat, seperti “muffin”, sementara pria lebih banyak menggunakan kata-kata macho, seperti “big daddy rabbit”, kata Bruess. Bahkan memanggil seseorang “baby” dapat menyiratkan orang itu lebih rendah dari Anda.
“Kami berharap (nama hewan peliharaan) digunakan untuk membangun keintiman dan bukan untuk memperkuat dinamika kekuatan gender. Itu mungkin sisi gelap dari sesuatu yang dinyatakan menyenangkan dan imut, “kata Justin Garcia dari The Kinsey Institute.
****
Referensi: Psychology Today, Business Insider
Baca Juga :
5 Tanda Suami Romantis Menurut Islam, Pak Suami Termasuk Nggak Bun?
15 Rekomendasi Ide Hadiah untuk Suami di 2023, Bermanfaat dan Berkesan
6 Kebiasaan buruk yang menganggu kesehatan vagina, wanita wajib baca!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.