Pesatnya dunia digital sering membuat orangtua dilema. Apalagi, ada banyak versi seputar panduan sehat penggunaan gadget untuk anak. Orangtua sering bingung aturan mana yang harus mereka ikuti agar gadget tak berdampak buruk pada anak.
Di satu sisi, gadget di era digital adalah hal yang tak terhindarkan. Di sisi lainnya, banyak ahli menyatakan bahwa gadget tak baik untuk perkembangan anak.
Akademi dokter anak di Amerika (AAP) menyarankan pada orangtua agar tak terlalu dini mengenalkan teknologi digital pada anak. Panduan sehat penggunaan gadget versi AAP ini menyatakan bahwa sebaiknya anak dengan usia di bawah 2 tahun tak perlu bersentuhan dengan teknologi berbasis layar.
Panduan sehat penggunaan gadget tersebut serupa dengan aturan aman layar televisi untuk anak yang pernah mereka publikasikan pada tahun 1999. Dalam aturan tersebut, para dokter anak ini memberikan panduan untuk anak dan orangtua agar terbiasa dengan perubahan jaman.
Ada dua fokus utama yang ditekankan dalam panduan tersebut. Yang pertama adalah apa yang dilihat anak di layar. Sedangkan poin kedua adalah siapa yang sedang mengawasi aktivitas digital anak.
Berikut panduan sehat penggunaan gadget dari AAP mengenai interaksi anak dengan media digital
1. Usia di bawah 18 bulan
Tak menggunakan gadget adalah hal terbaik untuk anak usia ini, kecuali video call. Interaksi bayi dengan anggota keluarga lewat video call dapat membantu anak memahami pentingnya untuk tetap saling berkomunikasi.
Namun, saat anak mulai mengenal interaksi digital dengan anggota keluarga lainnya, otomatis ia akan belajar fungsi gadget. Tak mengherankan jika ia menginginkan fungsi lainnya dari gadget. Apalagi ia pasti akan melihat aktivitas orang dewasa di sekitarnya yang menggunakan gadget.
Pelajaran terpenting dari keluarga soal dunia digital adalah membiasakan anak untuk memperlakukan gadget sebagai alat komunikasi. Dengan itu, mereka bisa dekat dengan anggota keluarga yang jauh. Tak sekadar hiburan.
2. Usia 15 bulan-2 tahun
Sangat sedikit bukti yang menyatakan bahwa dengan menonton video, anak dapat belajar kosa kata baru. Kecuali, orangtua benar-benar mendampingi anak selama ia menonton.
Panduan sehat penggunaan gadget di usia ini adalah tentang pentingnya pendampingan. Tanpa pendampingan orangtua, anak akan gagal menerapkan apa yang ia pelajari di video.
Dengan kata lain, anak hanya akan memperlakukan video seperti gambar berjalan yang tak memberikan apa-apa selain hiburan padanya.
Memang banyak orangtua yang berpikir bahwa video bisa membantu anak untuk menguasai bahasa asing. Namun, tanpa pendampingan orangtua, anak yang terlalu dini berhubungan dengan gadget justru berisiko mengalami keterlambatan bicara.
3. Usia 2-5 tahun
Anak usia ini sudah mampu mentransfer apa yang mereka lihat di layar digital ke dunia nyata. Contohnya adalah pelajaran berbahasa, matematika, perilaku, dan hal lainnya yang mereka tonton di layar.
Namun, dari semua “paket belajar” dari media digital itu, tidak semuanya memiliki standar belajar yang cukup baik. Sehingga AAP menyarankan bahwa batasan sehat anak dalam mengakses media digital hanya 1 jam dalam sehari.
Selain itu, mereka juga merekomendasikan agar pendampingan orangtua terhadap anak saat berselancar di dunia digital sangat menentukan kepribadian anak nantinya. Tanpa pendampingan intensif, anak tak akan tahu bagaimana caranya mengaplikasikan pengetahuan yang ia lihat di layar ke dunia nyata.
Pendapat para ahli kadang memang membuat orangtua bingung. Apalagi, menghadapi persoalan antara anak dan gadget pada prakteknya pasti lebih sulit. Maka, gunakan pertimbangan bijak parents ya dalam persoalan ini.
Jangan sampai, media yang kita harapkan dapat menjadi sarana pembelajaran anak justru jadi masalah tersendiri untuk tumbuh kembang anak. Jangan lupa untuk selalu melakukan edukasi yang cukup sebelum memperkenalkan dunia digital pada anak.