Siapapun bisa menjadi pahlawan masa kini yang dapat memberikan dampak positif di lingkungannya. Hal inilah yang sangat disadari oleh PT Unilever Indonesia, Tbk. Oleh karena itu, Unilever pun memberikan penghargaan kepada 10 sosok “Every U Does Good Heroes”.
Sosok pahlawan masa kini yang terpilih merupakan generasi muda yang memberikan ide dan kontribusi visioner mereka yang sejalan dengan pilar-pilar kebaikan Unilever Indonesia. Harapannya tentu saja tidak sekadar memberikan inspirasi namun juga memberikan dampak positif dan kebaikan yang bisa dirasakan dan dijangkau oleh masyarakat, khususnya para generasi muda.
Kampanye “Every U Does Good” digagas guna menumbuhkan kesadaran masyarakat agar bisa lebih cermat memilih brand yang dapat membantu mereka berkontribusi dalam upaya-upaya berkelanjutan untuk memberikan dampak baik kepada lingkungan dan masyarakat.
Sebagai bagian dari kampanye “Every U Does Good”, Unilever Indonesia menyelenggarakan program ‘Every U Does Good Heroes’ sejak Oktober – November kemarin. Dalam program tersebut, Unilever Indonesia berhasil menjaring 100 peserta terpilih dari berbagai wilayah di Indonesia dengan purpose serta program yang paling relevan dan berpotensi untuk berkembang untuk mendapatkan rangkaian mentoring yang bermanfaat.
Kemudian di awal Desember 2021, bertepatan dengan hari jadi Unilever Indonesia yang ke-88, diumumkan 10 sosok “Every U Does Good Heroes”. Mereka yang terpilih berhak menerima micro grant sebesar Rp30 juta untuk mengembangkan project yang mereka canangkan dan mendapatkan bimbingan secara intensif dari para mentor handal.
Kelima mentor tersebut adalah: Mohamad Bijaksana Junerosano (CEO & Pendiri Waste4Change), Helga Angelina Tjahjadi (Pendiri Burgreens & Green Rebel Foods), Stevia Angesty (Co-Founder Feelwell Ceramics), Ayu Kartika Dewi (Staf Khusus Presiden RI & Co-Founder Toleransi.id), dan Nicky Clara (Disability Womanpreneur).
10 Sosok “Every U Does Good Heroes”, Pahlawan Masa Kini
Ingin mengenal sosok generasi muda yang memiliki ide kreatif dan visioner untuk membantu menciptakan Indonesia yang lebih baik?
-
Ari Gunawan, Bali – Organisasi “Precious Island”
Pria muda berusia 27 tahun ini memiliki misi mendorong dan memfasilitasi anak muda untuk membuat aksi global yang inovatif dalam mendukung Precious Island – di Global Youth Conference on SDGs, serta ingin membuktikan bahwa generasi muda Indonesia memiliki kapasitas dan potensi yang sangat besar dan sepatutnya memiliki tempat di panggung global pencapaian SDGs.
-
Dicky Dwi Alfandy, Lampung – Gerakan “Gajahlah Kebersihan” dengan program “Marine Debris Ranger”
Isu sampah di Indonesia memang sangat mengkhawatirkan. Kondisi ini akhirnya memunculkan sebuah ide baru di benak Dicky, yaitu program “Gajahlah Kebersihan”. Sebuah organisasi pemuda berbasis di Lampung yang memberdayakan masyarakat pesisir dan urban untuk mengimplementasi sirkularitas pada isu sampah laut.
Organisasi ini memiliki berbagai program dalam empat aspek yang disebut sebagai 4E: Evidence/Riset, Education, Engagement/kampanye dan Ecopreneurship. Melalui inisiasi program “Marine Debris Ranger”, “Gajahlah Kebersihan” ingin memberdayakan masyarakat di pinggiran sungai Wey Belau untuk melakukan pengelolaan sampah yang sirkular di kota Bandar Lampung, dengan mengaplikasikan strategi BLUE (Block, Learn, Upskill, Earn) untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar lingkungan dan sungai yang lebih bersih.
-
Katrin Sovia Ifana Sari Moko, Jakarta – Pahlawan Masa Kini dengan Gerakan “Be Home Indonesia”
Perjalanan anak yang dari keluarga yang tidak utuh atau broken home memang memiliki tantangan. Tidak sedikit stigma negatif melekat pada diri anak-anak broken home.
Adalah Katrin Sovia Ifana Sari Moko, sosok perempuan muda yang memiliki perhatian besar akan hal ini, Ia pun menggagas sebuah program yang bertujuan menjadi wadah bercerita teman-teman broken home dan sebagai sarana untuk mengedukasi masyarakat secara umum terkait teman-teman dengan latar belakang broken home.
Selain memberikan wadah bercerita untuk survivor broken home, Be Home juga membantu dengan menghadirkan praktisi atau profesional di bidang kesehatan mental untuk berbagi perspektifnya tentang broken home. Sampai sekarang, platform ini sudah melayani lebih dari 1.500 orang.
Harapannya, cerita yang telah diproduksi menjadi video dan didistribusikan melalui kanal media sosial akan mampu meningkatkan awareness di tengah masyarakat tentang pentingnya menjaga keutuhan rumah tangga sehingga bisa berdampak pada menurunnya angka perceraian.
-
Erliana, Jakarta – Pahlawan Masa Kini yang Gagas Komunitas “Bersama Lansia”
Di usianya yang relatif muda, 22 tahun, Erlina menggagas “Bersama Lansia”, yaitu komunitas yang memiliki fokus memberikan wadah untuk layanan dan fasilitas kepada keluarga serta generasi muda Indonesia terkait kesehatan dan kesejahteraan lansia.
Tujuan lain “Bersama Lansia” juga ingin meningkatkan kesadaran kepada masyarakat Indonesia mengenai ageing dan lansia, serta mendapatkan bimbingan dan layanan bersama ahli medis dan organisasi yang berkaitan.
“Bersama Lansia” dibentuk menyesuaikan dengan SDGs 3: Health and Well-being, action plan WHO terkait healthy ageing, dan berjalan seiringan dengan salah satu pilar kebaikan Unilever, yaitu kesehatan dan kesejahteraan.
-
Ni Putu Gita Saraswati, Bali – Organisasi “Kolaborasi Bumi Indonesia” dengan project “Menstrucaraka”
Dalam program ‘Every U Does Good Heroes’, Ni Putu Gita Saraswati Palgunadi hadir dengan program bertajuk “Menstrucaraka”; sebuah program manajemen kebersihan menstruasi dengan sasaran siswa/siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang duduk di kelas 7.
Program, ini diharapkan dapat menjadi peer educator di sekolah masing-masing. Tujuan diselenggarakannya kegiatan Menstrucaraka ini adalah untuk memilih duta manajemen kebersihan menstruasi (MKM) sehingga duta terpilih dapat menjadi agen peer educator selama satu tahun.
-
Arif Fajar Saputra, Jakarta – Organisasi “NUXCLE” dengan program “ZUBOARD”
Pernahkah Parents membayangkan bagaimana kondisi polusi udara di tahun 2060? Buruknya kondisi udara di Indonesia yang salah satunya disebabkan polusi kendaran bermotor, memunculkan ide pada Arif Fajar Saputra untuk mengembangkanprogram “ZUBOARD”.
Sebuah aksi yang ingin mengubah 130++ juta sepeda motor di Indonesia menjadi kendaraan listrik yang mendukung Indonesia zero net emission pada 2060. NUXCLE mengembangkan kendaraan Last-Mile Electric Vehicle yang berfokus mengonversi kendaraan (khususnya Sepeda Motor) biasa menjadi kendaraan listrik.
“NUXCLE” juga memproduksi kendaraan listrik seperti skateboard listrik hingga sepeda listrik dan memberikan layanan konversi dengan menggunakan Recycled Parts untuk transportasi jarak jauh dengan biaya mulai dari Rp2.500.000. Kendaraan ini juga dapat membantu pengguna berkendara hingga jarak 30 km dengan pengisian daya 3 jam sekali. Kecepatan tertinggi dari kendaraan ini adalah 35 km/jam dan tanpa emisi gas.
-
Sandi Mahendra, Sumatera Utara – Gerakan “Terpandu” (Tiap Orang Punya Kesempatan Kedua)
Pria berusia 25 tahun ini percaya bahwa setiap orang punya kesempatan kedua. Tak terkecuali para warga binaan yang kerap disisihkan masyarakat. Sandi ingin membantu mantan warga binaan untuk keluar dari ‘lingkaran setan’ pasca bebas, hingga bisa mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak.
Untuk itulah, Terpandu yang menargetkan tiga aktivitas utama, yaitu: kegiatan riset dan kampanye, platform pencarian kerja untuk mantan warga binaan, dan memberikan pelatihan kepada mantan warga binaan yang tidak memiliki keahlian sebelumnya.
Harapannya, 274.481 warga binaan hingga tahun 2026 bisa mendapatkan edukasi dan pekerjaan yang layak setelah keluar sebagai warga binaan.
-
Akbar Trio Mahsuri, Jawa Timur – Program “Student Interfaith Peace Camp”
Pria asal Jawa Timur ini mencanangkan program, “Young interfaith Peacemaker Community (YIPC)” dengan menyelenggarakan “Student Interfaith Peace Camp”. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk menuntaskan kasus intoleransi di Indonesia sehingga bisa menciptakan ruang aman dan inklusif bagi kelompok minoritas.
Lewat YIPC, Akbar mendorong anak muda baik para siswa dan mahasiswa bisa menjadi agent of change untuk mempengaruhi masyarakat dengan nilai-nilai perdamaian. Ikut terlibat aktif menyuarakan perdamaian kepada khalayak, baik secara offline maupun online.
Dengan dua pilar pendidikan perdamaian dan dialog interfaith, prasangka dan stigma harus diselesaikan dengan dialog yang bertujuan untuk saling memahami, bukan mendiskriminasi atau menjatuhkan.
-
Nissi Taruli Felicia, Jakarta – Komunitas “Feminis Themis”
Gerakan “Feminis Themis” yang digagas Nissi dengan program “Perempuan Tuli dan Berdaya” dilandasi karena ia yakin bahwa teman-teman tuli bisa melakukan apa saja kecuali mendengar.
Nissi ingin memberikan edukasi kepada teman-teman tuli di berbagai sektor, yaitu pendidikan seksual, kepemimpinan, validasi data, dan advokasi. Hal tersebut akan menjadi pilar program pada gerakan yang dijalani oleh Nissi Taruli.
-
Diva Asnawi, Jakarta – Organisasi “KONEKIN” dengan project “BISA”
“KONEKIN” merupakan sebuah platform sosial yang menghubungkan disabilitas dan non-disabilitas untuk mendorong ekosistem inklusif di Indonesia. “KONEKIN” ingin membuat setiap orang TAHU isu disabilitas, kemudian MAU saling terlibat, dan akhirnya MAMPU untuk menciptakan suasana inklusif. KONEKIN menghadirkan Project “BISA” yang ditujukan untuk anak-anak usia 3-8 tahun.
Diva memahami bahwa pertumbuhan otak anak pada fase ini sangat pesat sehingga dapat dijadikan sebagai momentum untuk mengajarkan anak mengenai nilai-nilai karakter dan perdamaian. Penanaman nilai-nilai tersebut dapat dicapai melalui literasi.
Oleh karenanya, Project BISA menciptakan buku cerita anak bergambar dengan karakter dan topik mengenai anak penyandang disabilitas agar dapat mengurangi prasangka, stigma, dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Buku digital ini kemudian dinarasikan setiap minggunya dalam acara #BISABercerita.
Dengan terpilihnya sepuluh millennials yang inspiratif ini semakin membuktikan bahwa masih banyak generasi muda yang memiliki kepedulian tinggi untuk melakukan sebuah perubahan di masa mendatang.
Hal ini pun memperkuat keyakinan Unilever Indonesia akan ‘the power of brand with purpose dan people with purpose’, dimana sinergi antara brand yang memiliki tujuan mulia, dengan orang-orang yang juga memiliki tujuan mulia mampu membawa perubahan yang signifikan terhadap keberlanjutan masa depan.