Bila ada orangtua sakit parah, semua anggota keluarga akan ikut merasakan kesedihan yang mendalam. Hal ini pula yang dirasakan dilakukan Nabil bin Zakariya, 11 tahun, setiap kali melihat ayahnya terbaring tidak berdaya.
Berharap agar ayahnya bisa sembuh, anak laki-laki asal Malaysia ini melantunkan Azan di dekat ayahnya yang lumpuh, setiap hari, seperti dikutip dari Tribun News.
Kesedihan ini dimulai ketika ayahnya mengalami kecelakaan. Sang ayah, R Abdul Hamid (51 tahun) mengalami kecelakaan tiga tahun yang lalu sesaat pulang kerja di wilayah Petaling Jaya.
“Apa yang saya harapkan kini adalah Ayah sembuh dan menjalani kehidupan normal.” “Saya tidak akan berhenti melantunkan Azan dan membaca kalimat suci Al-Quran untuk menyembuhkan Ayah,” “Saya mau Ayah cepat sembuh dan menemani saya sholat di masjid setiap hari seperti sebelum ini.” “Saya rindu untuk sholat berjemaah dengan ayah,” ucap Nabil tak kuasa menahan tangis.
Video yang memperlihatkan Nabil yang selalu melantunkan Azan di samping ayahnya juga bisa dilihat lewat video ini:
Bukti kedekatan anak dengan ayahnya
Harapan dan doa yang terus Nabil lakukan merupakan salah satu bukti rasa sayang dan kedekatannya dengan Ayah.
Seperti yang diungkapkan Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S. Psi., Psi bahwa apa yang dilakukan oleh Nabil yang akhirnya menjadi pemberitaan yang cukup viral, menunjukkan Nabil punya kelekatan sangat kuat dengan ayahnya.
“Sehingga wajar jika dia melakukan apa yang dia bisa untuk menunjang kesembuhan ayahnya. Setiap orang, baik dewasa maupun anak-anak, pasti punya harapan agar orang yang sedang sakit dapat sembuh seperti sediakala.”
Psikolog anak dan remaja ini menambahkan, namun bedanya jika orang dewasa dapat melakukan pertimbangan realistis terhadap kondisi orang yang sedang sakit, sehingga bisa siap dengan kemungkinan terburuk, namun tidak dengan anak-anak.
“Anak-anak cenderung memiliki wishful thinking, pemikiran yang dipengaruhi angan-angan atau keinginan mereka sehingga masih sulit untuk realistis. Akibatnya dikhawatirkan tidak siap dengan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi,” paparnya.
Oleh karena itulah, psikolog jebolan Universitas Indonesia ini mengingatkan, cara berbicara dengan anak saat ada orangtua sakit parah adalah diberikannya pemahaman dengan bahasa sederhana. Beri pengertian padanya bahwa ayahnya memang sedang sakit keras dan semuanya sedang berusaha untuk kesembuhannya, termasuk para dokter, keluarga, serta semua pihak yang terlibat.
Baca juga : Berbagai Jenis Gangguang Emosi Anak
Namun demikian, cara berbicara dengan anak saat ada orangtua sakit parah yang perlu Parents pahami adalah anak tidak perlu mengetahui secara detail kondisi medisnya. Cukup dengan bahasa yang dipahami anak.
Di samping itu, untuk anak yang usianya memasuki pra-remaja seperti Nabil, perlu diajak bicara tentang bagaimana nanti jika ayah tak kunjung sadar atau adanya kemungkinan terburuk, meninggal dunia.
“Sebenarnya, dengan pemahaman nilai agama yang baik, anak ini diharapkan dapat lebih mudah diajak bicara tentang hal tersebut.
Cara berbicara dengan anak saat orangtua sakit parah
Dalam hal ini, Vera Itabiliana Hadiwidjojo nemambahkan, hal lain yg perlu diperhatikan adalah jangan sampai membuat anak cemas berlebihan akan kondisi ayah atau ibunya yang sedang sakit.
“Jangan lupa tenangkan anak dengan menjelaskan bahwa usaha pengobatan sedang dilakukan. Lalu usahakan anak tetap melakukan rutinitasnya sebagai anak, yaitu tetap sekolah, tetap bermain dengan teman dan aktivitas lainnya.”
Dengan melakukan aktivitas tersebut justru akan membantu anak untuk melewati situasi sulit yang tengah ia hadapi, Vera menambahkan.
Baca juga:
Kisah kakek menangisi cucunya yang sekarat karena kanker ini akan membuat Anda patah hati