Melirik sosok Maudy Ayunda yang memiliki segudang prestasi di dunia hiburan tetapi tak pernah melupakan urusan pendidikan tentu membuat kita bertanya-tanya. Bagaimana cara orang tua Maudy Ayunda mendidik anaknya?
Artis kelahiran 19 Desember 1994 ini telah menyelesaikan pendidikan sarjana di Oxford University pada tahun 2016 dan menyelesaikan S2 di Stanford University pada tahun 2021. Ia pun semakin gencar menyuarakan isu-isu sosial di masyarakat.
Menjadi sosok inspiratif dalam hal pengembangan minat bakat, pendidikan, hingga karir, Maudy Ayunda menceritakan pengalaman terbaik semasa Ia kecil, pada peluncuran buku Kina and Her Fluffy Bunny di Jakarta (23/01/2018).
Bagaimana pola asuh yang diterapkan orang tua Maudy Ayunda sejak kecil?
1. Mengajarkan konsep keseimbangan salah satu pola asuh Orang Tua Maudy Ayunda
“Dulu kalau aku terlalu rajin sekolah, orangtua malah ngomel. Maksudnya ya harus rajin biasa aja, jangan sampai lupa hal lain,” tutur Maudy.
Memang, Maudy mengaku bahwa kedua orangtuanya senantiasa menerapkan konsep keseimbangan sejak ia kecil dalam hubungan sosial, pendidikan, dan berbagai hal penting lainnya. Orang tua Maudy Ayunda selalu menekankan pendekatan pengasuhan holistik.
“Misalnya ada tamu datang ke rumah dan aku masih di atas karena lagi baca buku, orangtuaku selalu manggil untuk ketemu tamu. Se-kutu-buku itu tapi mereka tetap mau aku seimbang,” ujarnya.
1. Menanamkan hobi membaca sejak kecil
“Sejak dulu aku suka banget membaca, usia 3 tahun aku udah belajar dan bisa membaca,” tuturnya dalam kesempatan tersebut.
Keinginannya untuk belajar memang sudah muncul sejak kecil, membaca adalah gerbang awalnya. Maudy pun akhirnya bisa masuk SD lebih cepat dari teman-teman seusianya.
Motivasi tersebut rupanya tidak muncul sendiri, ada peran besar orang tua Maudy Ayunda dalam membentuk kebiasaannya yang hingga kini tak bisa terlepas dari buku. Maudy pun bercerita bahwa sewaktu kecil tidak ada televisi di rumah.
“Entah kenapa memang dari dulu di rumah gak ada TV, apakah memang belum zaman atau pilihan orangtuaku. Karena itu, aku pun lebih banyak melakukan aktivits lain dari mulai jalan-jalan sore, membaca, dan nulis,” ujarnya kembali.
3. Menemukan minat dan bakat secara berproses
Memiliki orangtua yang tidak hanya mementingkan akademik semata membuat Maudy lebih leluasa dalam menentukan kegiatan dan pilihan hidup.
“Sewaktu dapat tawaran main film misalnya, orangtua aku langsung setuju karena menurut mereka aku jadi belajar bertanggung jawab, selain berekspresi,” ungkapnya.
Menjadi entertainer papan atas rupanya tak terlepas dari kegiatan semasa sekolah yang dulu ia jalani. Sejak SD, pemain film Perahu Kertas ini sudah mengikuti kegiatan teater.
Maudy merasa sosoknya cukup pendiam, namun mengikuti teater menjadi jalan pembuka baginya untuk meningkatkan kreativitas, imajinasi, dan spontan dalam berpikir.
Maudy kecil pun senang menulis cerita fiksi yang beberapa di antaranya terinspirasi dari dirinya sendiri. Berkat kebiasaannya tersebut, ia kini sudah menerbitkan beberapa buku hasil karya tangannya yang terampil.
Bagaimana cara Maudy menyeimbangkan semua kesibukan?
Saat ditanya mengenai cara menyeimbangkan semua kegiatan yang ia lakukan, Maudy menuturkan kuncinya adalah satu hal. Ia rupanya tidak membedakan antara pendidikan dan pekerjaan. Baginya, baik itu sekolah atau bekerja, ia tetap belajar akan banyak hal.
“Dunia pendidikan dan kreatif menurut aku sama aja. Karena kebetulan passion-ku juga, jadi aku enjoy karena pekerjaanku memang ada banyak yang menyentuh bidang pendidikan,” tuturnya.
Membuat skala prioritas menurutnya menjadi hal lain yang wajib dilakukan agar semuanya bisa berjalan beriringan.
Baca juga: