Obat Tocilizumab merupakan obat yang kerap dipakai pada individu dengan gangguan autoimun artritis reumatoid. Obat ini termasuk disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD) dan digolongkan sebagai terapi antibodi monoklonal. Akhir-akhir ini, merek dagang tocilizumab, yaitu Actemra®, banyak dicari karena dipakai sebagai salah satu terapi COVID-19.
Cara Kerja dan Manfaat Obat Tocilizumab
Obat Tocilizumab adalah antibodi monoklonal yang secara selektif berikatan dengan reseptor interleukin-6 (IL-6). IL-6 merupakan mediator kimia penting pada peradangan. Bila kadarnya tinggi di dalam darah, IL-6 dapat menyebabkan edema (pembengkakan), anemia, serta peradangan hebat pada paru dan pembuluh darah. Pada tahap lanjut, proses ini dapat memicu serangan jantung, stroke, serta badai sitokin (cytokine storm) yang mengancam nyawa.
Ikatan tocilizumab dengan IL-6 akan mencegah zat ini berikatan dengan reseptornya (IL-6R), yang banyak terdapat di hati, paru, dan cairan sendi. Dengan demikian, proses peradangan dapat ditekan sehingga konsekuensinya yang berbahaya bisa dihindari.
Secara medis, tocilizumab digunakan untuk kasus-kasus berikut:
- Artritis reumatoid sedang hingga berat.
- Arteritis sel raksasa, yakni peradangan dinding pembuluh darah yang membawa dari dari jantung ke bagian lain tubuh.
- Skleroderma dengan penyakit paru interstisial.
- Severe cytokine release syndrome, di mana respon kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap pengobatan sel darah tertentu, seperti untuk kanker darah.
- Penyakit Covid-19 berat dengan risiko badai sitokin. Hasil studi awal menemukan bahwa tocilizumab dapat menurunkan risiko kematian pada Covid-19 berat dengan risiko badai sitokin.
Dosis Obat Tocilizumab
Tocilizumab tersedia dalam bentuk larutan injeksi untuk diberikan melalui selang infus atau suntikan subkutan (di bawah kulit).
Dosis sesuai jenis penyakit adalah sebagai berikut:
- Cytokine release syndrome
-
- > 30 kg, 8 mg/kg melalui infus intravena (IV) dengan dosis maksimum 800 mg per pemberian. Obat dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau dalam kombinasi dengan kortikosteroid. Bila tidak didapat perbaikan gejala, tiga dosis tambahan dapat diberikan setiap 8 jam.
- Arteritis sel raksasa
- 162 mg secara subkutan, satu kali setiap minggu. Tocilizumab diberikan dalam kombinasi dengan kortikosteroid yang dosisnya diturunkan secara perlahan.
- Artritis reumatoid
- 4 mg/kg melalui infus IV, satu kali setiap empat minggu. Dosis dapat ditingkatkan hingga 8 mg/kg, stau kali setiap empat minggu dengan dosis maksimum 800 mg per pemberian. Obat dapat digunakan sebagai terapi tunggal maupun dalam kombinasi dengan methotrexate atau DMARD nonbiologis.
- > 100 kg, 162 mg secara subkutan, satu kali setiap minggu.
- < 100 kg, 162 mg secara subkutan, satu kali setiap dua minggu, sebagai terapi tunggal maupun dalam kombinasi dengan methotrexate atau DMARD nonbiologis.
- Skleroderma dengan penyakit paru interstisial
- 162 mg secara subkutan, satu kali setiap minggu.
- Covid-19
- Tocilizumab dapat diberikan di awal pasien memasuki keadaan Covid-19 berat, yang umumnya terjadi setelah sakit ≥ 1 minggu, dan jumlah virus mencapai puncaknya, atau dengan kata lain jumlah virus berpotensi tidak akan bertambah lagi.
- Dosis 8 mg/kg sebagai dosis tunggal. Dapat diberikan dosis tambahan sebanyak satu kali apabila gejala memburuk atau tidak ada perbaikan dengan dosisi yang sama. Jarak pemberian dosis pertama dan kedua minimal 12 jam dengan maksimal pemberian 800 mg per dosis.
- Obat ini digunakan bersama dengan obat-obat standar untuk Covid-19 lainnya.
Sebelum dan selama menggunakan tocilizumab, perlu dilakukan pemantauan panel hematologi dan fungsi darah. Obat ini perlu dihentikan apabila hasil SGOT/SGPT lebih dari 5 kali batas atas normal, hitung leukosit < 500 sel/mm3, atau trombosit < 50.000 sel/mm3.
Kontraindikasi dan Peringatan Sebelum Menggunakan Tocilizumab
Hindari penggunaan tocilizumab bila alergi terhadap obat ini.
Untuk memastikan obat ini aman digunakan, beritahu dokter bila mengalami:
- Infeksi akut atau kronis.
- Penyakit hati.
- Divertikulitis, tukak pada lambung atau usus 12 jari.
- Sklerosis multipel.
- Diabetes.
- HIV atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Hepatitis B (atau bila berstatus carrier/pembawa virus)
- Kanker
- Bila telah menerima atau dijadwalkan untuk mendapatkan vaksin tertentu.
Obat ini meningkatkan risiko terkena infeksi serius, seperti tuberkulosis, varicella-zoster, dan berbagai infeksi jamur. Oleh sebab itu, hanya boleh diberikan dalam pengawasan dokter.
Secara umum, individu yang menerima tocilizumab perlu:
- Menghindari orang sakit dan yang terkena infeksi.
- Menghindari vaksin yang berasal dari kuman hidup yang dilemahkan agar tidak terjadi infeksi serius. Yang termasuk vaksin ‘hidup’ adalah vaksin campak, gondongan, rubela (MMR), rotavirus, tifoid, demam kuning, dan cacar air. Sedangkan vaksin yang berasal dari kuman inaktif, seperti hepatitis, meningitis, pneumonia, human papilloma virus (HPV), dan pertusis, boleh diberikan.
- Melakukan pemeriksaan darah rutin setiap 6 bulan setelah berhenti menggunakan obat.
Penggunaan tocilizumab selama hamil dapat memengaruhi jadwal vaksinasi bayi di bulan-bulan pertama.
Interaksi Obat Lain dengan Tocilizumab
Tocilizumab dapat meningkatkan efek samping atau membuat obat-obat berikut kurang efektif:
-
- Abatacept, etanercept
- Anakinra
- Adalimumab, certolizumab, golimumab, infliximab, rituximab
Efek Samping Tocilizumab
Efek samping yang umum, mencakup:
- Hidung meler atau tersumbat, nyeri pada sinus
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Peningkatan kadar kolesterol darah
- Peningkatan kadar enzim hati SGOT dan SGPT di dalam darah
- Peningkatan tekanan darah
- Nyeri, bengkak, rasa terbakar atau iritasi di lokasi suntikan/infus.
Segera cari pertolongan medis darurat apabila mengalami tanda-tanda dari reaksi alergi berat seperti biduran (urtikaria), nyeri dada, sulit bernafas, sulit menelan, sensasi mau pingsan, serta bengkak pada wajah, bibir, atau lidah.
Selain itu, jangan lupa hubungi dokter apabila mengalami:
- Nyeri ulu hati yang berat, kembung, diare atau konstipasi
- Perdarahan yang tidak normal, seperti mimisan, perdarahan gusi, perdarahan dari vagina, perdarahan yang tak kunjung berhenti, darah pada urin atau tinja, batuk berdarah atau muntah yang berwarna hitam seperti bubuk kopi.
- Gangguan hati, ditandai dengan hilangnya nafsu makan, nyeri perut kanan atas, muntah, urin berwarna kecoklatan, tinja berwarna seperti tanah liat, kuning pada mata atau kulit.
- Tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, nyeri otot dan sendi, luka pada kulit, diare, nyeri saat berkemih.
- Tanda-tanda infeksi tuberkulosis seperti batuk, sesak nafas, keringat malam, hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelelahan.
- Tanda-tanda robekan lambung atau usus, seperti demam, nyeri perut yang menetap, dan perubahan pola buang air besar.
Untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan, penggunaan tocilizumab harus dalam pemantauan ketat oleh tim medis yang merawat. Pemantauan mencakup pemeriksaan hitung leukosit dan trombosit, fungsi hati, serta ada tidaknya tanda-tanda infeksi.