Heparin adalah obat antikoagulan atau pengencer darah yang hanya bisa diberikan melalui suntikan. Obat ini tidak akan melarutkan bekuan darah yang telah terbentuk, akan tetapi mencegah bekuan darah semakin membesar dan menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya.
Cara Kerja dan Manfaat Heparin
Heparin bekerja dengan cara berikatan dengan protein antithrombin yang menghambat beberapa faktor pembekuan darah. Ikatan ini meningkatkan efektivitas kerja protein tersebut sehingga efeknya dalam mencegah pembekuan darah semakin kuat.
Obat ini juga banyak digunakan untuk mencegah atau mengatasi bekuan darah akibat gangguan pada pembuluh darah, jantung, dan paru. Obat ini juga dipakai untuk mencegah terbentuknya bekuan darah selama pembedahan terbuka pada jantung, operasi bypass, cuci darah, dan transfusi darah.
Dalam dosis rendah, obat ini digunakan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah pada individu yang perlu menjalani tirah baring dalam waktu lama.
Di masa pandemi, heparin merupakan salah satu obat untuk penderita COVID-19 yang menjalani rawat inap. Selama tidak ada kontraindikasi dan tidak hamil, semua individu yang dirawat inap akibat COVID-19 sebaiknya mendapatnya dalam dosis profilaksis (pencegahan).
Hasil studi menunjukkan bahwa pemberiannya secara bermakna mencegah perburukan penyakit dan menurunkan angka kematian akibat COVID-19.
Kontraindikasi dan Peringatan Sebelum Menggunakan Heparin
Penting untuk digaris bawahi kalau obat ini tidak boleh digunakan pada kondisi-kondisi berikut:
- Alergi terhadap heparin atau produk yang mengandung babi.
- Mengalami perdarahan yang tidak terkontrol.
- Kadar trombosit darah sangat rendah.
- Pernah didiagnosis heparin-induced thrombocytopenia.
Untuk memastikan aman digunakan, beritahu dokter apabila pernah mengalami:
- Infeksi dinding dalam jantung (endokarditis bakterial).
- Tekanan darah tinggi yang berat atau tidak terkontrol.
- Perdarahan atau gangguan pembekuan darah.
- Gangguan lambung atau usus.
- Penyakit hati.
- Menggunakan pengencer darah warfarin.
- Sedang haid.
Hingga kini, belum diketahui apakah obat ini membahayakan janin. Untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, ibu hamil dapat menggunakan bentuk sediaan heparin yang tidak mengandung pengawet. Sementara itu, proses menyusui harus dihentikan selama menggunakannya.
Dosis yang Perlu Diperhatikan
Bentuk sediaan heparin adalah larutan untuk infus intravena atau suntikan subkutan (di bawah kulit). Heparin tidak boleh digunakan secara intramuskular (suntikan ke dalam otot) dan tidak untuk dikonsumsi secara oral.
Pemeriksaan berikut perlu dilakukan sebelum pemberian obat ini:
- Pemeriksaan darah lengkap untuk mengetahui kadar dasar hemoglobin dan trombosit.
- Panel pembekuan darah yang mencakup prothrombin time (PT) dan aPTT untuk mamastikan individu tidak memiliki gangguan pembekuan darah tertentu atau kelainan lainnya.
- Pemeriksaan fungsi hati untuk menentukan kadar dasar enzim hati.
Berikut adalah dosis yang perlu diperhatikan sesuai tujuan penggunaannya:
- Dosis terapeutik (dosis pengobatan/dosis penuh), disesuaikan dengan berat badan pasien. Dosis berbeda tiap individu dan juga bergantung pada kondisi medis yang akan diobati.
- Dosis profilaksis (pencegahan)
- Untuk pembedahan umum: 5.000 unit 2 jam sebelum operasi dan setiap 8-12 jam setelah operasi (2-3 kali sehari).
- Untuk kasus Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (sedang-berat), menggunakan heparin dengan berat molekul rendah (enoxaparin) 4.000 unit satu kali sehari.
Interaksi Obat Lain
Selama memakai heparin, obat-obatan seperti defibrotide, oritavancin, dan telavancin tidak boleh digunakan. Untuk obat-obat antiinflamasi nonsteroid seperti aspirin, ibuprofen, celecoxib, diclofenac, indomethacin, meloxicam, dan yang lainnya, perlu digunakan dengan hati-hati karena dapat meningkatan risiko perdarahan bila digunakan bersama dengan heparin.
Penggunaan obat dan suplemen berikut bersamaan dengan heparin dapat meningkatkan risiko efek samping. Dosis dan frekuensinya mungkin perlu disesuaikan selama menggunakan heparin:
- Pengencer darah warfarin, obat jantung digoxin, antibiotik tetrasiklin, dan antihistamin.
- Suplemen yang mengandung kondroitin, coenzyme Q10, curcumin, dong quai, jahe, palifermin, dan vitamin A
Efek Samping yang Bisa Muncul
Obat ini juga bisa meningkatkan risiko perdarahan, yang bisa berat atau mengancam nyawa. Risiko perdarahan ini lebih tinggi pada individu yang berusia tua, khususnya wanita berusia 60 tahun ke atas. Segera hentikan penggunaan dan cari pertolongan medis darurat bila mengalami salah satu efek samping berikut:
- Perubahan pada area kulit tempat penyuntikkan.
- Kulit terasa hangat atau berubah warna.
- Nyeri dada, irama jantung tidak teratur.
- Sesak napas, rasa melayang, cemas, berkeringat.
- Mudah memar, perdarahan yang tidak biasa, muncul bintik-bintik ungu atau kemerahan di bawah kulit.
- Nyeri atau pembengkakan hebat pada perut, punggung bawah, atau selangkangan.
- Kulit di ujung-ujung tangan dan kaki berwarna kebiruan atau kehitaman.
- Mual, muntah, hilang nafsu makan.
- Rasa kelelahan yang tidak biasa.
- Perdarahan yang tak kunjung berhenti.
- Mimisan, darah pada urin atau tinja, tinja kehitaman, batuk darah, atau muntah yang tampak seperti biji kopi.
- Tanda-tanda adanya bekuan darah, seperti kelemahan atau mati rasa yang timbul tiba-tiba, gangguan penglihatan atau bicara, pembengkakan atau kemerahan pada lengan atau tungkai bawah.
Selain itu, cari pula pertolongan medis darurat bila mengalami tanda-tanda reaksi alergi berat terhadap heparin, seperti mual, muntah, berkeringat, biduran, gatal-gatal, sulit bernapas, bengkak pada wajah, bibir, lidah, atau merasakan sensasi akan pingsan.