Ngidam merupakan pengalaman istimewa yang dimiliki ibu hamil. Pasti banyak bunda memiliki seputar kisah yang lucu ataupun unik seputar ngidam. Begitu pula dengan saya, ketika hamil anak pertama, saya pernah ngidam nasi pecel bungkus daun jati.
Ngidam Nasi Pecel Sampai Nangis
Sumber: Instagram @bu.abdul.aziz
“Mas, aku pengen nasi pecel bungkus daun jati,” kataku pada suami.
“Nanti sore ya sekalian keluar,” jawaban suamiku membuat hati bercampur aduk, antara sedih dan marah.
Tak terasa air mata menetes, ada kesedihan di hati yang tidak mampu di deskripsikan dengan kata-kata.
‘Hanya diminta beli nasi pecel saja kok masih bilang nanti’ keluhku dalam hati.
“Lho… Kok nangis?” suamiku terkejut melihatku sudah berlinang air mata.
“Aku pengen nasi pecel bungkus daun jati,” kataku sambil menangis, Meluapkan rasa tidak nyaman di hati.
“I…iya aku belikan, kamu jangan nangis lagi,” kata suamiku mulai beranjak pergi mencari nasi pecel bungkus daun jati.
“Mas, kalau gak ada Bungkus daun jati, seadanya saja,” kataku berusaha untuk berlapang dada.
Setengah jam kemudian suamiku pulang, membawa nasi pecel bungkus kertas.
“Ini, harus habis,” kata suamiku berlalu menuju kamar. Saat membuka nasi pecel bungkus kertas, aku kehilangan nafsu makan. Hanya beberapa suapan saja, aku hentikan aktifitas makanku, Sebab rasanya tidak enak.
Meminta Suami Memetik Daun Jati
Aku memandang keluar dengan penuh ketidakpuasan, tepat saat itu aku melihat pohon jati yang melambai-lambai di belakang gedung sekolah.
“Mas, aku minta ambilkan dua lembar daun jati di belakang gedung MI,” pintaku sambil menahan tawa.
Bagaimanapun permintaanku terasa konyol. Tapi jika suami tidak segera mengambilkan daun jati, nasi pecel yang dia beli terasa tidak enak dimakan.
Dengan sabar suamiku pergi kebelakang gedung MI dan memanjat pohon jati untuk mengambil dua lembar daunnya.
“Ambil ini,” suamiku menyerahkan dua lembar daun jati yang sudah dipetik.
Aku pindah nasi pecel bungkus kertas ke dalam daun jati. Akhirnya, sebungkus nasi pecel bisa tandas dengan bantuan daun jati dari belakang gedung MI.
“Terimakasih ya, Mas,” kataku dengan senyum merekah.
“Lain kali kalau pengen apa-apa dan aku janjikan nanti, kamu gak mau menanti, kamu bilang. Bukan malah nangis,” kata suami menasihati.
Aku bersyukur punya suami yang sabar meskipun diri ini sering rewel saat ngidam.
Disclaimer:
Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.