Seorang nenek berusia 73 tahun melahirkan bayi kembar perempuan. Sebagian dari Parents mungkin menganggap hal tersebut merupakan suatu hal mustahil.
Faktanya, peristiwa ini memang belum lama terjadi di daerah Andhra Pradesh, bagian Selatan India. Pasangan sepuh Erramatti Mangayamma dan suaminya yang bernama Sitarama Rajarao (82 tahun) ini akhirnya bisa mewujudkan impian mereka untuk memiliki anak.
Artikel terkait: Melahirkan Anak, Kenangan Terindah Dalam Hidup
Nenek melahirkan bayi: Perjuangan pasangan untuk memiliki anak yang baru terkabul
Tinggal di sebuah desa yang memiliki stigma bahwa seorang perempuan tidak akan sempurna ketika belum memiliki anak, membuat Mangayamma kerap mendapat berbagai cemooh dan julukan tidak mengenakkan dari lingkungan sekitarnya. Karena itulah, ia akhirnya bertekad untuk terus berusaha agar bisa memiliki anak.
“Mereka memanggil saya wanita tanpa anak. Maka dari itu, kami berupaya sebisa mungkin agar saya hamil. Sudah berkali-kali juga saya menemui banyak dokter. Jadi, saat bayi kami lahir, itulah waktu yang paling bahagia dalam hidup saya,” cerita Mangayama seperti yang dikutip dari laman Independent.
Berdasarkan yang diberitakan Hindustan Times, Mangayamma dan suaminya yang bekerja sebagai petani resmi menikah pada 22 Maret 1962. Selama 57 tahun terakhir, mereka harus menjalani kehidupan pernikahan tanpa kehadiran buah hati. Namun, hal tersebut tidak menjadikan alasan bagi kedua pasangan tersebut untuk menyerah. Mangayamma dan Rajarao tetap bersikeras mencari cara agar keinginan mereka tercapai.
Hingga pada tahun lalu, Mangayamma pun mengetahui informasi bahwa seorang perempuan di daerah tempat ia tinggal berhasil hamil melalui cara In virto fertilisation (IVF) atau program bayi tabung saat berusia 55 tahun. Semenjak itu, ia memutuskan untuk mencoba program bayi tabung dan mengunjungi tim dokter yang menangani program tersebut, yakni Dr. Uma Shankar.
“Dia sudah mengunjungi banyak rumah sakit tapi usahanya tidak kunjung berhasil. Tapi dia tidak menyerah. Bahkan setelah mencapai menopause hampir 25 tahun lalu, dia masih punya keinginan kuat. Kami terkejut dengan impian besarnya. Maka, kami pun melakukan tes medis dan menemukan hasil bahwa secara medis dia layak untuk mengikuti program IVF,” cerita Dr. Uma Shankar seperti yang dikutip dari Hindustan Times.
Artikel terkait: Ingin program bayi tabung? Ini dana yang harus disiapkan
Proses bayi tabung dan melahirkan caesar
Karena sudah memasuki masa menopause, tentunya Mangayamma tidak bisa menggunakan sel telur sendiri untuk program bayi tabung tersebut. Oleh karena itu, sel telur yang digunakan pun merupakan hasil donor.
Meski informasi yang tersebar minim, tetapi sperma yang digunakan untuk bayi tabung juga kemungkinan besar menggunakan sperma donor. Pemikiran tersebut selaras dengan pernyataan dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG dari RSIA Bunda Jakarta.
“Tidak jelas apakah sel sperma yang digunakan juga merupakan donor atau bukan karena tidak dijelaskan lebih jauh. Namun mengingat besarnya kemungkinan kromosom sperma dan kelainan kromosom janin (aneuploidi) pada sperma di atas 45 tahun, maka besar kemungkinan pasangan ini juga menggunakan sperma donor,” tulis dr. Ivander dalam akun Instagram miliknya.
Setelah berhasil mengandung, dokter Uma Sankar juga menjelaskan bahwa Mangayamma tidak banyak memiliki keluhan kesehatan yang signifikan semasa kehamilan. Hingga pada Kamis lalu (5/9), bayi kembar yang merupakan hasil dari program bayi tabung itu berhasil dilahirkan dengan cara caesar.
“Prosesnya lancar, tidak ada komplikasi yang terjadi saat hamil. Dan sekarang masing-masing bayi memiliki berat normal dan keduanya lahir dalam keadaan sehat. Saya rasa tidak akan ada masalah kesehatan yang kompleks juga ketika pasca melahirkan,” ungkap dokter Uma Sankar.
Meski demikian, sehari setelah sang istri melahirkan Rajarao tiba-tiba saja terserang stroke dan kini tengah menjalani perawatan.
Seperti yang dikutip dari Liputan 6, Rajarao sempat ditanya sekiranya siapa yang akan merawat anaknya seandainya terjadi sesuatu pada pasangan tersebut mengingat mereka sudah berusia lanjut. Ia pun menjawab, “Takdir bukan di tangan kita. Apa pun yang akan terjadi maka akan terjadi. Semua ada di tangan Tuhan.”
Artikel terkait: Program bayi tabung, ini 6 tahap proses pembuahan hingga hamil
Program bayi tabung di Indonesia
Meski program bayi tabung dengan sel telur dan sperma hasil donor diperbolehkan di India, tetapi di Indonesia hal tersebut masih dinilai ilegal dan tidak diperbolehkan. Hal ini dijelaskan oleh dokter Ivan, program bayi tabung menggunakan sel telur dan sperma donor tidak diperbolehkan karena pertimbangan aspek etika, norma, serta agama.
Oleh karena itu, dokter Ivan pun menjelaskan lebih lanjut, “Bayi tabung di Indonesia hanya bisa dilakukan selama calon ibu belum memasuki masa menopause dan menggunakan sel telur dan sel sperma sendiri meskipun kualitasnya sudah tidak maksimal lagi. Jadi, jangan terlambat untuk mulai promil, ya.”
Terlepas dari peraturan yang berbeda, pengalaman pasangan suami-istri Mangayamma dan Rajarao ini sebenarnya mengajarkan kita bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk mewujudkan suatu keinginan. Jadi, untuk Parents yang masih berjuang mendapatkan momongan, tidak ada salahnya untuk tetap semangat dalam menanti jawaban. Cek juga secara berkala kepada dokter yang bersangkutan agar kesehatan Parents tetap terjaga.
***
Referensi: Hindustan Times, Independent
Baca juga:
Bocoran menu makanan sehat agar program bayi tabung berhasil ala Tya Arestya