Bagi anda yang punya selingkuhan padahal sudah punya pasangan sah, semoga kembali ke jalan yang benar, ya! Nasihat untuk orang yang selingkuh kali ini datang dari Roslina Verauli, M. Psi. Perempuan yang akrab disapa Mba Vera ini adalah psikolog lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Roslina Verauli aktif di platform sosial media Youtube dan Instagram, kepada puluhan ribu pengikutnya ia kerap berbagi ilmu terkait dunia psikologi klinis anak, remaja, keluarga dan topik lainnya dari kacamata ilmu psikologi.
Artikel terkait: Setelah pasangan selingkuh, ini 5 Perubahan yang bisa Anda rasakan
Pengalaman Psikolog Verauli Memberi Nasihat untuk Orang yang Selingkuh
Beberapa waktu lalu, Vera menceritakan tentang pengalamannya saat memberi nasihat untuk orang yang selingkuh. Wah, topik perselingkuhan memang tak ada habisnya mewarnai dunia hiburan. Ada saja muncul cerita publik figur hingga orang biasa yang kedapatan main serong dengan orang lain selain pasangan resminya.
Seorang suami di sebuah sesi konsultasinya dengan Vera menceritakan tentang alasannya menjalin hubungan ekstra alias perselingkuhan dengan wanita idaman lain.
“Relasi ekstra dengan si Dia nyaman, relaks, dan lebih bergairah. Saya bisa ngobrol mendalam..” Demikian curahan hati orang tersebut tentang perselingkuhannya.
Dikisahkan Psikolog Roslina Verauli, sang klien saat itu mengaku sedang tertekan. Ia sadar perselingkuhan yang dilakukannya sudah terlanjur menjadi isu di lingkungan kerja. Dan ia tahu harus segera diakhiri hubungan dia dengan sang selingkuhan
“Ingat Dulu Kalian saling Mencintai…”
Pesan Roslina Verauli untuk orang yang berselingkuh, “Ingat dulu kalian saling mencintai..”
Orang yang berselingkuh lupa bahwa dulu ia dan pasangannya adalah dua sejoli yang menikmati obrolan mendalam. Mereka saling cinta, dia yang mendekati istrinya duluan, dan dia pula yang mengajak serius ke jenjang pernikahan.
Namun seiring waktu, mereka tak lagi saling bicara sesering dulu. Hanya tersisa kemarahan dan keluhan. Dari istri yang kelelahan, mengurus pernikahan, rumah tangga, mertua, anak, dan kariernya sebagai istri yang bekerja dan tak punya asisten rumah tangga.
Hal tersebut jadi bukti, bahwa terlalu tenggelam dalam kehidupan dan kesibukan pekerjaan di luar rumah, maupun pekerjaan dalam rumah tangga, tidak adanya ruang bagi suami- istri untuk kembali bonding dan memupuk gairah cinta, dapat menjadi cikal bakal perselingkuhan.
Wah, jangan sampai itu terjadi, ya Parents! Yuk, kudu diluangkan waktu untuk quality time bersama pasangan.
Perselingkuhan akan Membuat Pelaku yang Selingkuh Tak Menjalankan Peran dalam Rumah Tangga
Dalam kasus yang dihadapi psikolog Vera, tampak bahwa perselingkuhan selalu menyebabkan adanya peran yang timpang. Pihak yang berselingkuh menjadi disfungsional karena dia tidak sepenuhnya lagi menjalankan peran yang seharusnya.
“Lebih buruk, saat klien saya tak mampu sepenuhnya hadir bahkan disfungsional dalam menjalankan peran-perannya, karena sedang berpaling. Ia lupa bahwa ada satu orang yang terpaksa mengambil alih perannya saat ia absen..” kisah Vera.
Padahal saat seseorang berselingkuh, ada rumah tangga yang tetap butuh dikelola, anak-anak yang harus diasuh dan ditemani belajar, mertua atau orang tua yang diurus, dan masih banyak lagi.
Dan semua tanggung jawab itu ditinggalkan oleh orang yang berselingkuh. Bersama wanita idaman lain yang ia temui hanya untuk melakukan momen-momen menyenangkan.
Nasihat untuk orang yang selingkuh, jangan abai dengan kebutuhan emosional pasangan
Menurut Vera, orang yang berselingkuh mengabaikan kenyataan bahwa sesungguhnya relasi ia dan pasangannya selama ini senantiasa berkembang. Hanya saja, tidak pernah dievaluasi, tidak disyukuri dan tidak disadari bahwa selama ini mereka telah menjalani banyak hal bersama, tumbuh bersama sebagai pasangan, sebagai sebuah keluarga.
“Relasi ia dan pasangannya terus berkembang, konstruktif. Kariernya dan istri menjadi lebih baik sepanjang pernikahan, anak-anak bahagia dan belajar dengan baik, mereka memiliki tempat tinggal sendiri, bahkan mampu memberi support pada keluarga besar..” kisah Vera.
Karena itu, Vera mengingatkan untuk tidak abai dengan kebutuhan emosional masing-masing gara-gara tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
“Namun, mereka hanya dua orang yang senantiasa bekerja keras dan tersesat di tengah kesibukan. Abai akan kebutuhan emosional masing-masing. Yang tersisa hanya kemarahan dan kekecewaan..”
Setelah sesi, klien Vera akhirnya sadar akan masalahnya. Ada perspektif baru dalam caranya memandang pasangan, pernikahan, dan dirinya sendiri. Ia memperoleh beberapa PR untuk dikerjakan, guna mengakhiri masalah perselingkuhan yang dilakukannya.
Jangan biarkan pasangan berjuang dalam kesendirian
“Ya, sebelum buru-buru yakin bahwa perselingkuhan jauh lebih indah pikirkan tentang satu sosok yang tengah berjuang sendirian dalam kelelahan dan kemarahan. Hadirlah untuknya. Dampingi si Dia, pasangan hidup Anda. Berteman dengannya, bercinta dengannya. Sadari, ternyata relasi dengan pasangan sangatlah konstruktif. Cheers!”
Demikian pesan psikolog Roslina Verauli untuk orang yang selingkuh. Semoga nasihat untuk orang yang selingkuh ini bisa menyadarkan para pelaku perselingkuhan di luar sana.
Baca Juga:
Benarkah Selingkuh Bikin Lebih Bahagia? Ini Penjelasan Psikolog Roslina Verauli