Mikropenis pada bayi memang bisa saja terjadi, kondisi itu terjadi jika pada saat lahir ukurannya memang kecil. Namun hal itu bisa ditangani dengan mudah dan relatif tidak mahal.
Apa itu mikropenis pada bayi?
Penis berukuran kecil adalah masalah anak yang umum dan sering dijumpai. Idealnya ukuran penis bayi baru lahir pada kondisi rileks adalah 3,1-4,7 cm, pada anak umur 1 tahun 3,9-5,6 cm, dan usia 5 tahun adalah 4-5 cm.
Penis yang kurang dari ukuran normal disebut penis kecil dan belum memerlukan terapi hormon. Sementara, jika ukurannya kurang dari 2,5 cm lebih dari rentang ukuran normal, maka kondisi ini disebut mikropenis pada bayi sehingga perlu diupayakan terapi hormon.
Namun mikropenis pada bayi ini perlu dibedakan dengan yang terjadi pada anak gemuk. Pada anak yang gemuk, penis mereka umumnya normal. Akan tetapi terlihat kecil karena penisnya terbenam dalam lipatan lemak. Makin gemuk anak, akan semakin tebal lipatan lemak tersebut sehingga ukuran penis semakin terlihat kecil.
Artikel Terkait : Bayi lahir tanpa penis di Turki, mengapa hal ini bisa terjadi?
Apa yang menyebabkan mikropenis?
Mikropenis pada bayi dapat terjadi sendiri, tetapi biasanya terjadi dalam kombinasi dengan gangguan lain. Gangguan hormon yang menyebabkan tingkat abnormal hormon yang terlibat dalam perkembangan organ seksual dapat dilihat dalam kombinasi dengan mikropenis.
Kondisi ini dapat melibatkan kelenjar hipofisis atau hipotalamus.
Apa saja gejala mikropenis?
Sementara setiap anak mungkin mengalami gejala yang berbeda, temuan paling umum dengan mikropenis adalah ukuran penis bayi yang kurang dari 1,9 sentimeter ketika diregangkan dengan lembut. Dalam beberapa kasus, jumlah sperma yang rendah, menyebabkan infertilitas atau penurunan kesuburan, ditemukan pada usia dewasa.
Mikropenis mungkin terlihat atau tidak bersamaan dengan gangguan lain. Selalu berkonsultasi dengan dokter anak Anda untuk diagnosis.
Kemungkinan komplikasi bayi dengan kondisi ini
Parents, bayi laki-laki yang memiliki micropenis memang bisa mengalami dampak jangka panjang saat ia dewasa kelak. Komplikasi yang terjadi khususnya berupa masalah pada kesuburannya.
Dalam beberapa kasus seorang laki-laki yang memiliki micropenis ini diketahui memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dibandingkan laki-laki dengan ukuran penis normal.
Hal ini cukup berdampak pada infertilitas atau penurunan kesuburan yang mungkin dialami.
Artikel Terkait : Bayi lahir dengan dua penis, yang satu tumbuh di bagian punggung bayi
Apa pengobatan untuk mikropenis?
Perawatan spesifik untuk mikropenis akan ditentukan oleh dokter anak Anda berdasarkan:
- Usia anak Anda, kesehatan keseluruhan, dan riwayat medis
- Sejauh mana kondisinya
- Toleransi anak Anda terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu
- Harapan untuk jalannya kondisi
- Pendapat atau preferensi Anda
Selain itu si kecil pun biasanya akan dirujuk pada dokter spesialis seperti :
- Ahli urologi anak yang memang berfokus untuk menangani masalah kesehatan bagian saluran kemih pada anak laki-laki.
- Ahli endokrinologi anak yang berfokus untuk menangani masalah hormon pada anak-anak.
Tidak ada obat untuk mikropenis. Terapi hormon dapat diindikasikan bagi beberapa anak untuk merangsang pertumbuhan penis.
Opsi perawatan lain akan didiskusikan dengan dokter dan Anda. Ada juga kemungkinan bahwa bayi akan diberikan tindakan berupa operasi.
Tentu sebaiknya Parents membicarakannya lebih dalam dan mendetail terkait manfaat, risiko, dan dampak yang bisa ditimbulkan.
Penelitian terbaru mengenai micropenis
Studi mengenai laki-laki dengan micropenis baru-baru ini diterbitkan. Dilansir dari WebMD, penelitian menunjukkan bahwa laki-laki dengan micropenis bisa mendapatkan kepuasan psikologis dan kepuasan seksual kelak saat sudah dewasa.
Hal ini bisa terjadi tentunya bila orangtua bisa menerima kondisi mereka dan membesarkan anak berdasarkan kodratnya sebagai laki-laki. Penelitian yang dimuat dalam Hormone Research ini pun mengungkapkan bahwa bahwa laki-laki yang mendapatkan perawatan hormon yang tepat akan memiliki ukuran penis yang normal serta libido yang lebih baik saat dewasa kelak.
Nah tentunya Parents sebaiknya rutin berkonsultasi dengan dokter terkait dengan hal ini ya.
Sumber : Childrens National,WebMD
Baca juga :