Punya mertua yang sayang dan peduli banget memang langka. Siapa yang tidak mau? Tapi, yang pedulinya udah mengarah ke “ngatur” sih lumayan menganggu ya. Ini yang saya alami selama 5 tahun menikah dengan suami. Bukan hanya risih, tapi sudah mengganggu ketenangan batin saya karena jadi merasa gagal menjadi istri yang baik bagi suami saya. Kalau saya menyebutnya, mertua rasa polisi.
Perhatian, tapi…
Sebenarnya, mertua saya perhatian banget, bahkan dia suka ngirimin makanan. Namun, alasan ia mengirim makanan entah kenapa membuat saya agak tertohok. Katanya, karena mau anaknya makan yang enak. Mendengar hal itu, kesannya tersirat masakan saya ngga enak nih kayaknya. Karena itu, makanan yang saya masak sering terbuang karena demi menjaga perasaan mertua, kita habisin dulu makanan yang dikirim mertua.
Bukan hanya itu, saking perhatiannya, dua hari sekali mampir ke rumah untuk ngecek apakah saya ngepel dan nyapunya sudah bersih, karena takut suami saya kambuh alerginya.
Minder? Banget dong. Kadang saking sudah terbiasa, jadi cuek juga sih. Tapi, bisa jadi baper kalau udah keluar kata-kata, “Kayaknya Mama udah ajarin deh, kemarin”.
Merasa Tidak Dihargai
Pernah suatu ketika, saya sedang membersihkan rumah di siang hari, kemudian ibu mertua datang dan mengecek pekerjaan rumah yang saya lakukan. Saya merasa apa yang saya lakukan sudah maksimal, namun beliau berkata bahwa pekerjaan saya belum rapi. Selanjutnya, beliau membersihkan ulang semua yang sudah saya bersihkan.
Bukannya tidak suka dengan kehadiran Ibu mertua yang datang membantu, namun saya juga ingin dihargain atas apa yang sudah saya lakukan untuk keluarga saya.
Satu hal yang paling menganggu saya adalah ketika mertua mengomentari kekurangan saya di depan suami. Rasa malu dan marah berkecamuk. Suami saya memang tipikal open minded dan memahami saya, namun tetap saja saya merasa direndahkan di depan orang yang saya cintai dan kagumi.
Kadang, terbesit keinginan pindah rumah sekalian di luar pulau biar ngga kejangkau sama mertua. Tapi, kadang butuh juga buat jaga anak-anak di saat saya sedang mengurus catering. Serba salah ya rasanya.
Memang sepertinya, jika kita merasa risih ketika orang lain mengusik kehidupan kita, kita harus belajar mandiri dan tidak bergantung dengan siapa pun, walau misal dengan orang tua sendiri. Bagaimana pendapat Parents yang lain? Atau ada yang pernah mengalaminya juga?
Bagaimana pun sosok mertua kita, mereka tetap orang yang melahirkan pendamping hidup yang kita cintai. Mereka memang tetap perlu kita hargai. Semoga mereka juga terus diberi kesehatan.