8 Cara Mencapai Merdeka Finansial, Lakukan Mulai Sekarang

Deretan langkah untuk mencapai kemerdekaan keuangan, penasaran?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Parents, pernah bermimpi mencapai financial freedom atau merdeka finansial sesegera mungkin?

Financial freedom bisa dikatakan sebagai adalah kondisi dimana seseorang bebas secara finansial. Dalam artian, orang ini telah memiliki kekayaan yang mencukupi segala kebutuhannya untuk hidup tanpa harus bekerja sangat keras lagi untuk keberlangsungan hidup.

Di samping itu, merdeka secara finansial bisa diartikan sebagai kemampuan diri memegang kendali atas uang. Jika Parents berutang, kemerdekaan finansial tak lagi membutuhkan itu untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Merdeka finansial juga bisa bermakna Anda gak perlu lagi membiarkan uang menghalangi segala keputusan atau keinginan. Sederhananya, justru uanglah yang bekerja untuk Anda. Pasalnya, Anda telah memiliki cukup tabungan, investasi, dan cash untuk diri sendiri juga keluarga.

Saat mengikuti webinar kemerdekaan finansial beberapa waktu lalu, Prita Hapsari Ghozie selaku financial planner memaparkan tanda ketika seseorang telah dinyatakan merdeka finansial, antara lain:

  1. Tidak punya masalah cash flow bulanan
  2. Bebas dari utang konsumtif
  3. Dana darurat siap
  4. Memiliki rumah tinggal
  5. Punya tabungan dan investasi untuk hidup dan menikmati hidup

Artikel terkait: 4 Perencanaan Keuangan Khusus untuk Perempuan, Bunda Perlu Tahu!

8 Langkah Mencapai Merdeka Finansial

Setelah mengetahui definisinya, yang terbayang dalam benak kita pastilah sama: enaknya kalau sudah merdeka secara keuangan ya? Lantas, bagaimana sih cara memulainya? Dalam webinar dan blog pribadinya, Prita memaparkan tahapan yang bisa Parents lakukan mulai sekarang!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Punya Rencana Keuangan

Langkah utama adalah memiliki rencana keuangan agar Anda bisa mencapai tujuan hidup dengan lebih terstruktur. Perencanaan keuangan ini berisi apa saja tujuan hidup yang ingin dicapai? Berapa dana yang dibutuhkan, serta kapan tujuan finansial tersebut ingin diwujudkan.

Dengan begini, Parents akan mampu menyusun skala prioritas dalam hal keuangan sehingga tujuan dan impian di masa depan mudah diwujudkan. Dalam webinar berdurasi 2 jam tersebut, langkah kecil bisa dilakukan sejak seseorang berusia 20 tahun yaitu membiasakan menabung 10% dari penghasilan bulanan.

2. Mengetahui Posisi Finansial

Ketika menerima penghasilan, sudahkah Ayah dan Bunda mencatatnya? Sudahkah Anda mengetahui bagaimana kondisi keuangan saat ini? Jika belum, coba lakukan mulai sekarang agar keuangan lebih tertata.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan rutin mencatat pengeluaran bulanan, Parents tahu lebih pasti nominal uang yang dikeluarkan dalam pos keuangan yang spesifik. Anda juga tahu pasti manakah pos keuangan yang mengeluarkan biaya lebih besar dan menyiasatinya.

Di samping itu, mengetahui kondisi keuangan dengan melakukan financial check up akan membuka mata Anda seberapa banyak aset dan kewajiban rumah tangga saat itu. Di sinilah Parents akan mengetahui alokasi pos keuangan selama ini dan berapa yang bisa disisihkan untuk masa depan.

Artikel terkait: Makin Diminati, Simak 10 Cara Memulai Bisnis Franchise

3. Hapus Utang

Sejatinya tidak semua utang bersifat jahat. Mengutip laman Kompas, dalam ilmu keuangan terdapat 2 jenis utang, yaitu utang produktif dan utang konsumtif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seperti namanya, utang produktif digunakan untuk Anda membeli sesuatu yang nilainya meningkat di kemudian hari. Berbeda dengan utang produktif, utang konsumtif adalah jenis utang yang digunakan untuk kebutuhan konsumsi yang tidak mendesak atau tidak terlalu penting.

Contoh untuk membiayai liburan ke luar negeri, membeli barang mahal, membeli gadget teranyar, jam tangan mewah. Jika ingin menuju kemerdekaan finansial, bebaskan diri dari utang jenis ini dan mulailah menata keuangan Anda.

4. Siapkan Dana Darurat

Seperti namanya, dana darurat adalah dana yang dihimpun dan hanya digunakan saat Anda dalam kondisi darurat. Sebut saja ada perabotan di rumah yang rusak, atau ada anggota keluarga yang sakit.

Prita mengungkapkan bahwa kebutuhan dana darurat setiap orang berbeda. Untuk lajang, kumpulkan dana darurat sebesar 3x pengeluaran bulanan. Sedangkan bagi pasangan yang telah menikah dan memiliki anak dianjurkan mengumpulkan dana darurat 9-12x pengeluaran bulanan.

Mengingat penggunaan dana darurat ini tak terduga, kumpulkan dalam aset berbentuk likuid atau mudah dicairkan. Antara lain tabungan atau reksadana pasar uang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Cek! Ini 6 Cara Siapkan Dana Pendidikan Anak di 2021 Menurut Ahli

5. Investasi adalah Kunci

Langkah selanjutnya setelah dana darurat terkumpul adalah investasi. Bisa dibilang, investasi adalah jalan untuk membantu Anda mencapai tujuan keuangan di masa depan. Misalnya ingin menyiapkan dana pendidikan anak, atau mempersiapkan dana pensiun agar bisa tetap memenuhi gaya hidup saat hari tua nanti.

Dalam banyak videonya, Prita menuturkan Anda dapat memulai konsep pengelolaan keuangan 50:30:20 (Living-Saving-Playing). Artinya, Anda bisa mengalokasikan 30% dari penghasilan bulanan untuk menabung dan berinvestasi.

Perihal jenis investasi yang tepat, sesuaikan dengan tujuan keuangan dan berapa lama tujuan tersebut ingin dicapai. Misalnya untuk dana pensiun di hari tua (jangka panjang) bisa memilih instrumen investasi bersifat agresif seperti reksadana saham dan saham.

6. Membangun Aset Aktif

Aset aktif adalah aset yang memberikan penghasilan secara aktif. Aset ini terbagi menjadi dua jenis yaitu aset portofolio dan aset produktif.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aset portofolio merupakan aset berbentuk keuangan yang tidak memerlukan pengelolaan secara aktif, namun memberikan keuntungan secara berkala. Salah satu contohnya dividen dari saham yang Anda beli secara rutin, suku bunga deposito, kupon obligasi.

Sementara itu, aset produktif adalah aset berbentuk riil yang membutuhkan campur tangan Anda secara aktif yang memberikan keuntungan berkala pula. Sebut saja hasil sewa kos atau apartemen, bisnis, royalti, atau usaha lainnya.

7. Miliki Proteksi Keuangan

Semangat menabung dan berinvestasi kerap membuat seseorang melupakan satu hal: proteksi. Sudahkah Parents memiliki proteksi?

Dalam hal ini, proteksi yang dimaksud adalah instrumen untuk melindungi individu setiap rumah tangga. Antara lain asuransi kesehatan dan asuransi jiwa yang sangat penting utamanya bagi Anda yang bertanggung jawab mencari nafkah keluarga.

8. Komunikasi dengan Keluarga

Tak kalah penting, komunikasikanlah apa yang dianggap penting dalam keluarga. Dalam hal ini, luangkan waktu bersama pasangan untuk mendiskusikan apa sih tujuan keuangan yang ingin diraih dan berapa besaran dana yang dibutuhkan untuk itu.

Contoh: terbebas dari utang bank, memiliki standar hidup tinggi sampai usia pensiun nanti, dan sebagainya. Mengomunikasikan hal ini dengan keluarga akan membuat meniti langkah menuju kemerdekaan finansial terasa lebih ringan.

Bagaimana Parents, sudah siap menuju merdeka finansial?

Baca juga:

5 Tipe Pengaturan Keuangan di Dalam Keluarga Beserta Plus Minusnya

8 Aplikasi Investasi yang Cocok untuk Investor Pemula, Mudah dan Praktis!

Bantu Capai Tujuan Keuangan, Simak 5 Hal Ini Sebelum Mulai Investasi Reksa Dana