Dalam benakku, mempunyai anak akan membuat hubunganku dan suami semakin hangat. Seperti halnya yang sering kulihat di media sosial. Istri menyusui anak, suami membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Istri lelah begadang, suami bergantian peran untuk memberikan ASIP di malam hari atau sekadar bangun untuk menemani.
Namun nyatanya, setelah anakku lahir, aku justru merasa asing terhadap diri sendiri dan suami. Aku jadi sering marah tanpa tahu penyebabnya. Kalaupun sudah kutemukan penyebabnya, aku begitu enggan menyampaikan kepada suami.
Padahal sebelumnya, aku adalah orang yang mudah menyampaikan isi hati. Menurutku, seharusnya sang suami memahami apa yang perlu dia lakukan setelah kita mempunyai anak.
Keadaan itu sungguh membuatku tidak nyaman, sedih dan bingung. Kenapa suamiku tidak memperlakukanku dengan lebih baik? Bukankah dia Ayah dari anak yang kulahirkan? Bukankah mengurus anak itu tugas kita berdua? Bukan hanya aku saja! Kalimat-kalimat itu terus memenuhi kepalaku.
Sampai akhirnya, aku berusaha mengenali diriku lagi. Menerima perubahan yang ada. Belajar memahami apa yang sebenarnya terjadi di keluarga kecil ini. Ternyata, aku jadi lebih sensitif setelah punya anak. Aku berubah menjadi orang yang maunya hanya dimengerti tanpa harus kuutarakan keinginanku.
Bagaimana bisa suamiku tahu apa kesulitanku jika aku hanya diam dan memendam? Sementara, aku paham betul bahwa suamiku bukan tipe orang yang banyak bicara. Baiklah. Perlahan aku mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan semua yang aku pendam sejak kelahiran anak pertama kami.
Suamiku merasa bersalah, begitu pula aku. Ternyata, suamiku ingin sekali membantu. Hanya saja, dia lihat aku baik-baik saja. Jadi dia pikir, aku bisa melakukan segalanya sendiri. Lagi pula, biasanya jika aku kesulitan pasti segera meminta bantuan. Dia tidak tahu bahwa aku mengalami perubahan yang entah bagaimana tiba-tiba menjadi orang yang enggan menyampaikan isi hati.
Jadi, intinya adalah komunikasi dan pengertian. Jika sudah dikomunikasikan tapi tidak ada pengertian, maka tidak ada perubahan.
Sekarang, aku dan suami bertumbuh bersama untuk mendampingi anak pertama kami.
***
sumber gambar: janethes.com