Saat pertama kali menyusui bayinya di tahun 2007, ibu ini tidak terlalu memusingkannya, bahkan ia tidak berharap ASI-nya banyak. Tentu saja, ia juga tidak mengharapkan akan menyusui tanpa henti hingga tahun 2017!
Ya, Anda tidak salah baca! Anzi Hung, seorang ibu asal Malaysia yang memiliki 3 anak ini telah menyusui non stop selama lebih dari 10 tahun.
Anak perempuannya yang sulung menyusu hingga duduk di TK B pada usia 5 tahun. Anak yang kedua dan terakhir masih terus menyusu hingga sekarang!
Anzi menikah dengan kekasih masa kecilnya, Liew Chung Yin dan memiliki 3 anak perempuan: Liew Vixi (10), Viqi (6), dan Vini (3). Ia menceritakan bagaimana perjalanan menyusui tanpa henti yang menakjubkan.
Menyusui tanpa henti selama 10 tahun
Kami benar-benar kagum dengan perjalanan menyusui Anda. Kami bertanya-tanya apakah semua itu berjalan lancar? Apa saja kesulitan yang Anda alami?
Anzi mengungkapkan bahwa kuncinya adalah kerja keras dan ketekunan yang membuatnya bertahan selama 10 tahun ini. “Ketika saya bekerja di pabrik, saya harus harus mengorbankan separuh waktu makan siang saya untuk memompa di toilet, dan makan siang dengan cepat di dapur.”
“Suami saya akan mengemas makan siang untuk saya pagi-pagi pukul 5 sebelum saya berangkat kerja. Kemudian ketika saya bekerja di perusahaan lain, waktu istirahat dihabiskan di toilet untuk memompa ASI terutama jika ada rapat maupun pelatihan.”
“Saat bekerja di kantor pusat perusahaan waralaba, saya terpaksa memompa di dalam mobil maupun ruang penyimpanan yang kosong ketika harus pergi mengaudit atau mengumpulkan data.”
“Dan ketika saya bekerja di perusahaan multinasional tanpa freezer di kantor, suami saya akan menyiapkan sebuah kotak penuh es batu untuk saya bawa ke kantor agar ASI dapat bertahan selama 10 jam, termasuk waktu tempuh dari rumah ke tempat kerja.”
Anzi juga mengatakan bahwa pada awalnya ia hanya menggunakan pompa manual yang sederhana karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan saat itu. “Baru pada tahun 2012 saya memiliki pompa ASI elektrik yang mempersingkat waktu saya untuk memompa.”
Adakah masalah kesehatan selama proses menyusui tanpa henti ini?
“Pengalaman buruk yang paling saya ingat adalah ketika saya menderita penyakit serius saat sedang hamil anak kedua. Saya mengalami pendarahan tanpa henti dan ada penurunan kadar hemoglobin yang sangat besar akibat adanya wasir. Saya juga mengalami demam berdarah…”
“Ginekolog saya mengatakan saya gila karena ingin meneruskan untuk menyusui. Ia meminta saya untuk berhenti tetapi saya bertahan.“
“Saya harus berhenti menyusui selama 2 bulan saat hamil anak kedua sesuai saran ginekolog saya. Katanya, menyusui akan memicu kontraksi.”
“Kemudian saya mengingat masa-masa ketika pompa saya bermasalah sehingga tak bisa menyedot sekencang biasanya dalam perjalanan ke Kuala Lumpur atau saat baterainya habis ketika saya dalam perjalanan menuju Singapura. Semua hal tersebut mengakibatkan payudara saya membengkak dan sakit selama seminggu.”
“Tahun ini saya terkadang melihat beberapa tetes darah dipompa bersama ASI karena penyusutan pembuluh darah di sekitar payudara. Saya minum antibiotik, mengurangi tekanan dan sesi memompa, dan sekarang semuanya kembali normal.”
Apakah Anda tidak merasa benar-benar lelah?
Anzi mengakui, “Tentu saja saya menangis berkali-kali di tengah malam ketika bangun untuk memompa.”
“Gadis bungsuku yang sekarang berusia 3 tahun adalah yang paling rewel dibanding kakak-kakaknya. Ia satu-satunya yang menolak untuk menyusu langsung setelah 28 hari aku kembali bekerja.”
Terlepas dari semua jadwal menyusui, Anzi dan keluarganya sebenarnya senang jalan-jalan. Ia bahkan baru saja kembali setelah mendaki gunung Kinabalu!
“Saya bepergian dengan semua anak-anak gadis saya selama 10 tahun ini sehingga saya harus memompa dan menyimpan stok ASI untuk mereka.”
“Setiap kali bepergian, saya akan membawa pompa ASI, kabel, power bank, dan termos. Bisa dibayangkan betapa beratnya ransel kami karena membawa 3 anak yang masih kecil untuk bepergian.”
“Sebelumnya saya merasa bersalah karena tidak banyak memompa selama perjalanan karena kelelahan. Akhir-akhir ini saya telah belajar mengurangi intensitas memompa karena anak-anak perempuan saya mulai tumbuh besar.”
Apakah suami dan keluarga Anda mendukung keputusan Anda untuk menyusui tanpa henti?
“Suami saya adalah satu-satunya yang membantu saya membersihkan peralatan pompa dengan benar setiap kali selesai digunakan.”
“Ibu saya memberikan campuran susu formula pada si sulung ketika saya harus kembali bekerja setelah 2 bulan cuti. Ibu saya bersikukuh ASI tidak mengandung vitamin.”
“Ayah saya tidak mendukung saya menyusui karena saya terlihat terlalu kurus. Adik laki-laki saya tidak pernah memahami mengapa saya membuang banyak waktu untuk memompa. Ia berpikir akan lebih mudah membeli susu formula dan mencampurnya dengan air panas.”
“Kritik yang biasa saya dengar dari orang-orang tentang menyusui adalah ‘nanti payudaranya jadi kendor’, ‘bayinya jadi menempel terus’, dan bahkan ‘bayi tak akan mendapat vitamin yang cukup hanya dengan ASI, lebih baik menggunakan sufor seperti yang diiklankan di TV.'”
Artikel terkait: Tips mencegah payudara kendor setelah melahirkan dan menyusui
Apa manfaat dari menyusui bagi Anda dan anak-anak?
“Saya dapat melihat anak-anak perempuan saya tidak gampang sakit dibanding kami orangtuanya, dan cepat pulih kembali setelah sakit. ASI adalah satu-satunya asupan yang mereka inginkan ketika dirawat di rumah sakit akibat infeksi virus.”
“Anak-anak saya terlihat bugar, tidak kurus tapi juga tidak gemuk, karena mereka semua anak-anak ASI.”
“Rahim saya berkontraksi lebih cepat karena menyusui anak-anak saya sehingga membantu saya dengan mudah kembali ke bentuk badan sebelum hamil. Berat badan saya mencapai 78 kg setelah melahirkan anak pertama dan sekarang masih bisa bertahan di angka 48 – 50 kg meskipun saya makan banyak sekali.”
“Anehnya, saya baru mulai menstruasi lagi setelah anak pertama saya berusia 8 tahun. Itu artinya saya bisa menghemat banyak uang untuk beli pembalut!”
Apa kekurangan dari menyusui?
“Saya pikir banyak sekali waktu dihabiskan untuk memompa jika Anda tak bisa menyusui anak secara langsung. Selain itu, sulit mempertahankan gaya hidup seimbang, baik secara fisik maupun psikologis.”
Ada saran untuk para ibu menyusui?
“Beri anak makan sesuai kebutuhan. Saya pribadi lebih suka menyusui langsung kapanpun dan di mana pun karena akan merangsang produksi ASI yang lebih banyak.
Percaya pada diri sendiri karena Anda memberikan waktu yang paling indah dan intim bersama anak. Ketika membicarakan stok ASI, kedisiplinan dalam memompa sangatlah penting, dan tentu saja diimbangi dengan diet yang sehat.”
Terima kasih telah membagikan kisah menyusui tanpa henti yang Anda lakukan, Anzi. Kami berharap Anzi dan keluarga selalu dilimpahi kesehatan dan kebahagiaan.
*Artikel disadur dari tulisan Jaya di theAsianparentSingapura.
Baca juga:
5 Mitos Tentang Menyusui Lebih dari 2 Tahun yang Terbukti Salah