Miris, 3 Siswa SD di Riau Gelayuti 'Keranjang Terbang' Demi Berangkat Sekolah

Viral, sekumpulan siswa SD harus rela menyeberang dengan keranjang demi mengenyam pendidikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jelang 76 tahun Indonesia merdeka tak berarti keadilan sudah merata dirasakan masyarakatnya. Baru-baru ini, kisah pelajar menyeberangi sungai demi sekolah viral di jagat maya. Ini kisah lengkapnya.

Kisah Pelajar Menyeberangi Sungai Demi Sekolah

Sebuah video viral di media sosial baru-baru ini. Video tersebut menunjukkan tiga orang siswa Sekolah Dasar menyeberangi sungai. Berlokasi di Pekanbaru, Riau, peristiwa ini mungkin terdengar biasa. Mirisnya, sungai diseberangi ketiga pelajar ini dengan keranjang bambu!

dok. foto: Suara.com

Ya, keranjang tersebut diikatkan pada tali penyeberangan yang melintang dari satu sisi ke sisi lain sungai. Setelahnya, ketiga murid berpegangan demi mengatur posisi untuk menyeberang. Kemudian ketiganya mengayunkan keranjang itu meluncur bak wahana permainan flying fox

Setelah dicaritahu, sungai itu bernama Sungai Siantan, Kuntu, di Kampar Kiri, Riau. Merujuk laman Detik, seorang warga, Andri membenarkan lokasi video viral ada di Kuntu, Kampar Kiri. Aksi tiga pelajar disebut sudah rutin dilakukan setiap hari.

"Iya benar, itu di Kuntu, Kampar Kiri. Ketiga pelajar itu biasanya mau pergi ke sekolah," ujar Andri. Aksi ini tak hanya berlaku untuk pelajar sekolah saja, namun juga warga setempat. Keranjang itu menjadi akses masyarakat untuk menyeberang sungai.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Bukan hanya anak sekolah, warga juga sering pakai itu. Itu nyeberang di atas Sungai Siantan," sambung Andri.

Artikel terkait: Viral Dua Bocah Nekat Nge-Vlog Sambil Naik Motor Saat Dikejar Polisi, Pelajaran Bagi Orangtua

Desanya Viral, Pemerintah Daerah Bersuara

Menjawab viralnya peristiwa tersebut, Ketua Komisi V DPRD Provinsi Riau, Eddy Yatim, kaget melihat video viral tiga murid SD menggunakan 'keranjang terbang' demi mengenyam pendidikan yang terjadi di desanya. Eddy menilai tindakan itu sangatlah berbahaya.

"Terus terang saya tidak menyangka, masih ada masyarakat kita yang seperti itu. Meski terkesan bermain-main, tapi itu kan penuh dengan ancaman bahaya. Kita harus segera merespon. Apa pun yang menjadi alasan mereka memilih melewati sungai dengan tali itu,"ujar Eddy mengutip laman Detik.

Eddy prihatin sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, namun masih ditemukan kasus anak yang harus bertaruh nyawa demi bersekolah. Padahal, menurut Eddy, Provinsi Riau adalah penyumbang devisa terbesar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Eddy pun mendesak pemerintah setempat agar segera mencarikan solusi terbaik. Ia menegaskan pemerintah setempat harus hadir kala masyarakat membutuhkan.

Setali tiga uang, hal serupa disampaikan Anggota Komisi V Bidang Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial, Ade Hartati. Ade menilai pendidikan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya fasilitas mumpuni.

"Pendidikan tentu tidak bisa saling berdiri sendiri, dalam arti kata pendidikan dasar yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten kota juga harus berkesinambungan dengan jenjang pendidikan menengah. Dengan kata lain , dibutuhkan keterlibatan Pemerintah Provinsi untuk memastikan keberlangsungan pendidikan," ujar Ade.

Artikel terkait: Kabar Duka, Istri Menkumham Yasonna Laoly Meninggal Dunia

Salah satu yang terpenting, kata Ade, yakni soal akses dan sarana pendukung untuk bisa menempuh pendidikan. Sehingga tak ada anak putus sekolah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di sisi lain, Kepala Desa Kuntu, Asril menyampaikan fakta lain. Ternyata, keranjang rotan yang viral tersebut memiliki fungsi lain yakni untuk memindahkan buah sawit.  "Itu di area perkebunan, itu adalah tempat langsiran sawit," pungkas Asril.

Asril mengatakan selama ini tak ada warga desanya yang tinggal di daerah tersebut. Adapun anak-anak yang menyeberang sungai dengan 'keranjang terbang' itu adalah anak para karyawan perkebunan yang berasal dari desa lain.

"Itu anak-anak karyawan, pekerja di kebun itu. Kalau jumlahnya saya kurang jelas ya, soalnya pekerja di sana bukan warga kita," lanjut Asril.

Lebih lanjut, sebenarnya ada akses lain yang bisa digunakan anak-anak itu untuk berangkat sekolah. Namun, akses itu cukup jauh sehingga bocah-bocah itu memilih menyeberang dengan 'keranjang terbang' demi efisiensi waktu.

"Kalau dari jalan dia ada Jalan KUD, tapi jauh juga selisihnya. Dari kebun dia, dia nyeberang naik Honda (motor) langsung sampai ke sekolah. Mereka tinggal tidak jauh dari sungai itu," tegas Asril.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semoga kisah pelajar menyeberangi sungai demi sekolah ini bisa membuka mata kita semua untuk senantiasa bersyukur ya, Parents.

Baca juga:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan