Menjaga kulit bayi sehat merupakan sesuatu yang harus dilakukan setiap orang tua.
Namun, hal ini tidak mudah dilakukan karena selalu saja ada penyebab yang membuat kulit bayi bermasalah.
Sebut saja masalah ruam popok dan alergi karena makanan tertentu.
Bagaimana cara menjaga kulit bayi sehat?
Untungnya, dr. Natasya Ayu Andamari, SpA. memberikan tips dan trik menjaga kulit bayi sehat berikut ini. Yuk, simak sampai habis, Moms.
Pentingnya Makanan Bernutrisi untuk Kesehatan Kulit Bayi
Nutrisi dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh bayi adalah modal utama untuk ketahanan tubuhnya.
Maka tak heran, jika asupan gizi si Kecil menjadi salah satu faktor terpenting untuk menjaga kesehatannya, termasuk kesehatan kulitnya.
Apa saja makanan yang memberi pengaruh terbaik untuk kesehatan kulit bayi?
Dikutip dari Food and Nutrition Research Institute, ini daftar makanan yang baik untuk kesehatan kulit bayi.
1. ASI (Air Susu Ibu)
Tidak bisa diragukan lagi, ASI adalah asupan nutrisi paling sempurna yang dapat Moms berikan untuk bayi.
ASI memiliki proporsi lengkap, mulai dari jumlah kalori, protein, vitamin, dan mineral untuk memenuhi kebutuhan bayi selama enam bulan pertama, lalu berlanjut sampai usianya 2 tahun.
Ada istilah ‘ASI adalah obat alami’, untuk hampir semua keluhan kesehatan pada bayi, termasuk jika terjadi keluhan pada kulitnya.
2. Bubur Beras
Setelah bayi 6 bulan, saat Moms mulai menambahkan MPASI (Makanan Pendamping ASI), bubur beras sangat tepat untuk dijadikan makanan padat pertama untuk si Kecil.
Mulai tekstur yang ringan, lembut, cenderung cair di awal. Lalu secara bertahap ubah tekstur menjadi lebih padat.
Saat masuk usia 8 bulan, Moms dapat tambahkan kuning telur yang dilumat dalam bubur. Perpaduan nutrisi dari beras dan protein kuning telur sangat baik untuk kesehatan kulit bayi.
3. Semua Jenis Umbi dan Labu
Semua jenis umbi dan labu. Sajikan dengan cara dikukus dan lumat jadi lembut. Karbohidrat dan seratnya akan berpengaruh baik bagi pencernaan dan kulit bayi.
4. Buah Berwarna Cerah
Buah-buahan berwarna cerah, misalnya pepaya, aprikot, dan mangga, sangat baik untuk daya tahan kulit bayi agar tidak mudah memar atau terkena infeksi.
5. Sayur Berwarna Cerah dan Pekat
Sayur seperti wortel, bit, dan aneka sayur hijau. beta-karoten dan zat besi dalam sayuran tersebut sangat baik untuk penglihatan bayi, kulit halus-sehat, dan rambut berkilau.
6. Kacang-kacangan
Semua jenis kacang-kacangan yang berbentuk biji ataupun sayur. Dapat disajikan dengan cara ditumbuk atau cacah halus sebelumnya lalu dikukus atau dimasak berkuah.
Sarat dengan kandung vitamin B kompleks, kacang-kacangan bermanfaat sebagai skin barrier dan revitalisasi kulit bayi
7. Protein Hewani
Sumber protein hewani, mulai dari daging sapi, ayam, telur, keju merupakan nutrisi penting untuk membantu proses perbaikan jaringan tubuh, termasuk jaringan kulit bayi.
Saat memberikannya untuk si Kecil, sesuaikan tekstur dan pilihannya dengan tahap makan anak.
8. Air dan Minuman
Setelah bayi berusia di atas 12 bulan, asupan cairan lain selain ASI, sangat penting untuk kelembapan dan daya tahan kulit bayi.
Hindari minuman berperisa dan tambahan gula.
Selain susu pertumbuhan, air putih dan jus buah tanpa gula sangat baik untuk menutrisi kulitnya.
Menjaga Kulit Bayi Tetap Sehat dengan Perawatan Sehari-hari yang Tepat
Kesehatan kulit juga harus dijaga dengan perawatan sehari-hari. Terutama terkait masalah kebersihannya.
Seperti ditulis AAD (American Academy of Dermatology), berikut rutinitas yang harus dilakukan agar kulit bayi terhindar dari masalah kulit:
1. Mandi Rutin
Menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi adalah perawatan termudah. Rutinitasnya tergantung pada kondisi masing-masing.
Untuk yang tinggal di iklim tropis, minimal bayi dimandikan sehari sekali, makin baik jika bisa dua kali.
Untuk bayi baru lahir, bisa dilakukan mandi tanpa berendam, hanya lap semua permukaan kulitnya dengan busa atau kain lembut yang basah air hangat.
Pakai sabun atau sampo khusus bayi dan bebas pewangi.
Sabun bisa diaplikasi langsung pada permukaan kulit yang sering berkeringat dan kotor, seperti lipatan leher dan area yang tertutup diaper.
Lalu bilas hingga bersih, dan keringkan dengan kain lembut tanpa menggosok.
2. Potong Kuku
Segera potong kuku bayi setiap kali kukunya sudah terlihat memanjang atau terasa tajam, ini untuk mencegah goresan pada kulitnya.
Gunakan gunting dan kikir kuku khusus untuk bayi, dan bentuk ujung kuku bayi jadi oval agar saat tumbuh tidak runcing.
Selain itu, rutinitas potong kuku bisa menjaga agar terhindar dari kotoran yang menumpuk di bawah kuku.
3. Bersihkan Perlengkapan Bayi
Bersihkan, cuci, dan salin perlengkapan bayi secara berkala. Terutama pakaian, sprei, matras, dan selimutnya.
Perlengkapan yang tidak bersih dapat mengandung kuman, bakteri, jamur, bahkan serangga, yang dapat mengganggu kesehatan bayi.
4. Pastikan Suhu Rumah Nyaman
Jaga suhu sekitarnya agar tetap normal. Tidak terlalu dingin, dan juga tidak panas (sumuk).
Suhu yang ekstrem, selain membuat bayi tidak nyaman, akan berakibat buruk pada kulitnya. Misalnya jadi kering, keringat berlebih, lalu iritasi.
5. Pakaikan Baju yang Nyaman
Pilih pakaian bayi yang berbahan lembut dan menyerap keringat, agar kulit bayi tidak tergesek dan tetap dalam kondisi kering.
6. Gunakan Tabir Surya yang Tepat
Gunakan tabir surya jika akan membawa bayi keluar ruangan.
Tabir surya yang mengandung titanium dioksida atau zinc oxide cenderung aman dan tidak menimbulkan risiko iritasi.
Ingatlah untuk mengoleskannya kembali setiap dua jam atau segera setelah berenang.
7. Ganti Diaper secara Regular
Ganti diaper kotor sesegera mungkin meskipun hanya basah sedikit, untuk mencegah diaper rash (ruam popok).
Jika terlanjur timbul ruam popok, hati-hati saat membersihkan kulit area popok, jangan sampai kena gesekan yang akan menimbulkan infeksi lebih parah.
Oleskan krim yang mengandung zinc oxide setiap kali setelah membersihkan area popok dan menggantinya.
Jaga Kesehatan Kulit dengan Memilih Diaper Terbaik
Moms, diaper rash adalah masalah yang paling sering terjadi dan jadi keluhan pada kulit bayi.
Nutrisi dari makanan dan minuman bergizi yang diberikan untuk tujuan kesehatan kulit bayi, akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi disiplin tata cara pembersihan dan jadwal rutinitas penggantian diaper.
Salah memilih diaper juga akan menjadi sebab utama terjadinya diaper rash.
Karenanya dr. Natasya Ayu Andamari, SpA. memberi beberapa acuan untuk mendapatkan pilihan diaper terbaik yang aman untuk kulit bayi.
Menurut dr. Andamari, baik popok kain biasa ataupun diaper sekali pakai, sama memiliki kelebihan masing-masing, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan.
Memang sebaiknya diaper tidak digunakan sepanjang waktu, ada pergantian sesekali dengan popok atau celana kain.
Menurut dokter Andamari, salah satu keunggulan popok atau celana kain biasa adalah sangat minim atau bahkan hampir tidak ada risiko berbahan kimia yang bisa mengakibatkan iritasi kulit bayi.
Asalkan tekstur kainnya lembut, ringan, dan dari serat alami seperti kapas (katun) atau bambu.
Sedangkan dengan menggunakan diaper, Moms pasti akan sangat terbantu, karena dapat digunakan bayi lebih lama tanpa membuat bayi tidak nyaman karena basah dari BAK (Buang Air Kecil).
“Penggunaan diaper yang tepat, justru dapat menjaga kulit bayi bebas dari kontak langsung terhadap urine, karena bisa langsung menyerap,” dokter menjelaskan.
Untuk pemilihan awal, lanjut dokter, Moms bisa memilih ukuran diaper berdasarkan berat badan bayi.
Ini berlaku untuk popok kain maupun diaper.
Jadi, apa saja checklist untuk memilih produk diaper yang tepat menurut dr. Andamari?
Silakan catat, nih, Moms:
- Daya serapnya baik dan cepat.
- Ukurannya beragam, bisa disesuaikan dengan usia atau berat badan bayi.
- Berbahan lembut dan nyaman di kulit bayi.
- Memiliki produk yang bisa dipakai untuk bayi usia 1-3 bulan.
- Ramah lingkungan. Produk yang aman untuk lingkungan, biasanya dibuat dari bahan-bahan yang juga aman untuk kesehatan.
- Tidak mengandung pewarna atau pewangi. Pewarna sintetis bisa mengandung zat logam yang memicu alergi pada kulit bayi.
Dokter menambahkan, “bila popok tidak menutup seluruh bagian bokong bayi, akan sering terjadi kebocoran. Pastikan bagian tepinya rapat dan elastik, namun juga lembut di kulit bayi, tidak meninggalkan bekas karet. Jika perekat diaper sudah tidak berada di tengah pinggang saat direkatkan atau sudah sulit untuk direkatkan, berarti saatnya untuk mengganti ukuran diaper ke ukuran yang lebih besar. Ukuran diaper yang tepat bisa mencegah terjadinya diaper rash.”
Selain ukuran yang pas, dokter juga menyarankan untuk tidak bergonta-ganti merek diaper, karena komposisi dan karakter masing-masing produk pasti berbeda.
Akibatnya akan menimbulkan risiko alergi atau tidak cocok dengan kulit bayi.
Jangan lupa satu lagi, selalu jaga disiplin jadwal ganti diaper, Moms.
Durasi pakainya antara 2-3 jam. Tapi segera ganti jika bayi BAB.
Membersihkan kulit bayi dengan air mengalir adalah cara terbaik. Namun, jika sedang tidak memungkinkan, cukup dengan menggunakan tisu basah yang tidak berpewangi dan bebas alkohol.
Produk diaper yang satu ini bisa dijadikan pilihan setia, nih, Moms. Baby Happy Diapers dari Wings Care punya semua kriteria produk seperti yang disarankan dokter dan ahli kesehatan.
Baby Happy Diapers menggunakan bahan dengan Air Through Technology yang membuat popok lebih lembut dan sejuk, anti gerah.
Selain itu, berkaret pinggang Ultrasonic yang elastis dan fleksibel sehingga anti lecet. Plus, daya serapnya juga cepat dan 2x lebih banyak, menyerap hingga 500 ml, anti bocor.
Baby Happy Diapers memiliki pulp double pressure yang dapat membuat penyerapan lebih merata sehingga anti gumpal.
Satu lagi yang termasuk paling penting, Baby Happy Diapers punya wetness indicator.
Untuk cek apakah popok si Kecil sudah penuh atau belum, Moms perhatikan saja warna gambar gajah di popok ini jika warnanya hilang artinya popok sudah penuh dan waktunya untuk diganti.
Memudahkan Moms menjaga kebersihannya dan menghindari risiko gangguan kulit bayi.
Happy Baby, Happy Mom, Happy Life!
***
Baca Juga:
Jangan Panik Dulu! Ruam Popok Bayi Bisa Ditangani di Rumah
Kapan dan Bagaimana Mengganti Popok Bayi dengan Benar Agar Terhindar dari Ruam