Masih lekat di ingatan betapa bahagianya hidup ini saat pertama kali mendengar tangisan dari bayi yang sudah lama saya nantikan, Masha Allah akhirnya aku menjadi ibu. Meskipun diliputi drama karena debay lahir dengan keadaan terlilit tali pusar yang mengakibatkan sulit nya bernapas setelah lahir harus di larikan ke NICU untuk pemberian oksigen. Tapi alhamdulillah tidak ada masalah kesehatan sampai saat ini. Sejak debay dalam kandungan, saya berusaha untuk memberikan asupan gizi yang terbaik meskipun saya mengalami hiperemesis gravidarum sampai usia kehamilan sekitar 25 minggu. Meskipun saya tidak bisa makan nasi dan segala macam lauk pauk di karenakan mual, muntah alhamdulillah saya masih bisa mengkomsumsi susu sebagai ganti nya dan dokter menyarankan untuk infus anti mual muntah dan multivitamin. Sebenarnya saat itu dokter menyarankan untuk opname tapi karena saya masih menjadi karyawan suatu RS akhirnya saya tetap bekerja sampai saya resigned di usia kandungan 15 minggu. Sampai debay lahir sebenarnya kontribusi suami tidak begitu berarti, bahkan kami sering bertengkar dan akhirnya memutuskan untuk berpisah saat debay sudah lahir. Alhamdulillah, saya tidak terkena baby blues atau post partum syndrome karena saya berusaha untuk positif thinking dan fokus untuk membesarkan debay. Untuk mengisi kekosongan waktu yang mungkin bisa mengarah ke kesedihan saya berusaha menulis diary seputar tumbuh kembang anak saya setiap hari, alhamdulillah itu sangat membantu mengisi kekosongan waktu saya saat debay tidur. Meskipun masalah besar terjadi dalam hidup saya, alhamdulillah Asi saya pun tidak seret karena motivasi dari mama dan kekuatan cinta kepada debay. Bahkan saya tergolong hiperlaktasi sampai debay berusia hampir 6 bulan. Sebelum menggunakan kantong asi, selama 1 minggu saya membuang asip saya setiap hari kurang lebih 400 ml karena saya tidak pernah berfikir jika asi saya akan melimpah. Akhirnya saya mensiasati untuk menurunkan produksi asi agar stok tidak terlalu melimpah karena sudah tidak tahu bagaimana jika freezer sudah penuh. Saya meminta mama saya untuk mengasuh debay saya saat siang dan memberikan Asip saat debay haus, jadi stok Asip berkurang dan produksi Asi saya jg berkurang karena berkurang nya demand ( produksi Asi is supply by demand). Kebetulan saya tinggal Di Desa, tidak banyak yg memiliki bayi, meskipun ada mereka tidak mau menerima Asip saya karena stereotip masyarakat jika menerima asip ibu lain, anak mereka tidak bisa bounding dengan ibu kandung nya dengan baik.
Akhir kata dari pengalaman saya. Teruslah berfikir positif meskipun masalah berat terjadi dalam kehidupan. Belajar untuk fokus pada suatu hal dan jangan membiarkan celah kesedihan muncul dalam diri. Stay positive is a key to be healthy and have a healthy parenting.