Menjadi Orang Tua Mengubah Hidupku!

Inilah curhat seorang ayah tentang perubahan di dalam hidupnya sejak ia menjadi orang tua. Ia menyadari bahwa kini ia telah dewasa. Inspiratif dan menyentuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menjadi orang tua mengubah hidupku secara perlahan

Tentunya Anda juga merasakan hal yang sama dengan yang aku rasakan. Menjadi orang tua mengubah hidupku secara total.

Ketika pertama kali istriku memberitahu bahwa ia hamil, tubuhku seperti terkena aliran listrik yang dahsyat, campuran antara senang, kaget, dan juga ada rasa tidak siap di dalam diriku. Tetapi itulah perasaan indah yang tak akan pernah kulupakan di dalam hidupku.

Menjadi seorang  ayah sebenarnya adalah sebuah proses yang lambat. Diawali dengan kebahagiaan ketika istri hamil, kemudian menimang anak untuk pertama kalinya, lalu menyaksikan anak berjalan pertama kalinya, serta terus mengalir hingga anak-anak menjadi dewasa.

Aku banyak belajar dari anakku. Setidaknya ketika aku berintrospeksi diri, ada 5 hal yang berubah drastis di dalam hidupku semenjak aku menjadi orang tua. Inilah 5 perubahan tersebut :

Berubahnya pandanganku terhadap anak kecil

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dulu aku benci anak kecil. Ketika temanku berkunjung ke rumah bersama istri dan anak-anaknya, aduh! Gaduh sekali rasanya. Rumah terasa seperti medan perang. Mereka berlari sana-sini, berteriak, melempar makanan sembarangan, serta mengganggu percakapan kami.

Sekarang aku adalah seorang ayah, yang sangat bahagia melihat anakku berceloteh atau berteriak-teriak riang bila mendapatkan mainan kesenangannya. Aku dapat menikmati tangisan anakku bila ia merengek minta sesuatu yang kularang.

Aku bahagia melihat ia berlari-lari ke segala penjuru rumah. Sungguh sebuah perubahan drastis pada diriku, dan kini aku sangat senang anak kecil.

Perubahan lain setelah menjadi orang tua, di halaman berikut ini ...

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aku mulai berpikir tentang masa depan

 

Sebelumnya, aku bangga menjadi orang acuh tak acuh. Aku menganggapnya sebagai tanda rasa percaya diri dan superioritas. Sebelumnya, aku beranggapan bahwa berhati-hati dan selalu berpikir tentang masa depan adalah tanda-tanda rasa tidak aman di dalam diri.

Dulu, aku dan teman-teman sering ngebut dengan balapan di jalan raya dengan sepeda motor. Atau, aku dengan lenggang menyebrang jalan raya yang ramai sambil berbangga hati ketika dapat membuat para pengemudi berhenti karenaku.

Sekarang aku adalah seorang ayah, dan aku menyadari bahwa keberanianku tersebut adalah hal yang bodoh dan membahayakan masa depan istri dan anakku.  Aku ingin melihat anakku tumbuh dewasa, aku ingin memiliki masa depan yang baik demi anakku.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aku mulai berhati-hati dengan ucapan dan tindakanku

Dulu aku tidak peduli dengan dampak ucapan dan tindakanku pada orang lain. Kini, aku menyadari bahwa ada mahluk kecil yang menjadikanku sebagai panutan. Bila aku bicara dengan emosi, hatinya dapat terluka dan mempengaruhi psikologisnya.

Kini aku sudah menjadi orang tua bagi anakku. Aku jadi hidup lebih teratur dan peduli kebersihan, demi kesehatan anakku. Aku tidak lagi membuang sampah sembarangan, aku rajin sikat gigi bersama anak, dan aku tidak merokok lagi.

Aku juga tidak pernah bertengkar dengan istri di depan anakku. Emosiku jauh lebih baik dibandingkan dahulu, dan aku merasa jadi lebih bijaksana. Kini aku mengerti apa artinya hidup.

Aku kini menjadi lebih hemat

Kebiasaanku untuk memboroskan uang, perlahan-lahan mulai berkurang. Aku mulai berpikir tentang tabungan masa depan anakku. Aku berpikir tentang biaya sekolahnya, biaya cadangan bila ia sakit, biaya bertamasya keluarga, serta biaya-biaya lainnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Aku mulai memandangi benda-benda mahal akibat pemborosanku di masa lalu. Ah, seandainya dulu aku tidak membelinya, mungkin tabunganku sudah lebih banyak.

Aku lebih mencintai orang tuaku

Sebelum menjadi orang tua, aku tidak pernah tahu betapa besarnya cinta kasih orang tuaku kepadaku. Di benakku sering kali terlintas memori-memori masa lalu di mana aku sering melawan perkataan orang tuaku, membentak bila tidak senang, kabur bila diberi nasehat, serta berbohong kepada ayahku. Semua itu membuatku sedih, namun waktu tidak dapat diputarbalikkan.

Aku jadi lebih sayaaaaang kepada ayah dan ibuku. Sayangnya mereka sudah tiada, Penyesalan selalu datang terlambat.

Aku sadar bahwa aku telah menjadi dewasa. Aku telah menjadi seorang ayah. Anakku merubah seluruh hidupku menjadi lebih baik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bagaimana dengan Anda?

Penulis

hangle