Bagi sebagian besar negara di benua Asia, menindik telinga bayi adalah praktik yang umum dilakukan, terutama pada bayi perempuan. Ada yang melakukannya segera setelah bayi lahir, atau ketika bayi berusia beberapa bulan.
Biasanya, menindik telinga bayi dilakukan atas nama budaya, dan digunakan sebagai cara untuk membedakannya dengan bayi laki-laki sejak dini.
Kapan waktu terbaik menindik telinga bayi?
Tindik telinga bayi jika tidak dilakukan dengan peralatan yang steril dan higienis, bisa menyebabkan infeksi. Belum lagi jika bayi ternyata mengalami alergi terhadap anting emas atau perhiasan lainnya.
Oleh sebab itu, kami menyarankan untuk menunggu hingga bayi menjalani imunisasi pertamanya. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko bayi terkena tetanus, atau infeksi lainnya akibat tindik telinga.
Suzanne Rossi, seorang dokter anak di Baltimore bahkan menyarankan agar menunggu untuk tidak menindik telinga bayi sampai orangtua bisa merawat luka pada bayi sendiri tanpa bantuan dokter.
Sedangkan American Academy of Pediatrics (AAP) memberi rekomendasi untuk menindik telinga saat anak sudah besar dan bisa merawat lukanya sendiri.
Risiko yang bisa terjadi saat menindik telinga bayi
Menindik telinga bayi dilakukan dengan melubangi ujung daun telinga si kecil, dengan benda tajam, sehingga bisa dipasangi anting. Kulit yang terbuka dari tindikan ini bisa memicu masalah kesehatan seperti:
- Perdarahan
- Reaksi alergi saat jarum menyentuh kulit
- Bentuk telinga jadi aneh
- Pemulihan bekas tindikan yang bisa membuat anting tertanam di kulit telinga
- Kasus infeksi telinga akibat tindikan terjadi sekitar 24% dari semua kasus.
- Keloid, yakni kondisi jaringan yang luka tumbuh menutupi bekas luka yang sudah sembuh.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2005 menunjukkan, banyak pasien yang menderita keloid ketika telinga mereka ditindik saat berusia 11 tahun.
Oleh sebab itu, ilmuwan dalam penelitian ini menyarankan bagi mereka yang memiliki riwayat keloid dalam keluarga, atau berisiko mengalami keloid untuk melakukan tindik di bawah usia 11 tahun.
Lebih daripada itu, orangtua yang punya anak dengan penyakit jantung kongenital (CHD) disarankan untuk tidak melakukan tindik telinga. Karena bila terjadi infeksi, akibatnya bisa menjadi lebih buruk bagi mereka.
Selain itu, banyak kalangan profesional medis yang menyarankan untuk dilakukan suntik antibiotik setelah ditindik.
Artikel terkait: Bayi sering menggaruk telinga? Waspada tanda infeksi telinga
Yang harus diperhatikan saat akan menindik telinga bayi
- American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan tindik telinga dilakukan ketika anak sudah cukup besar untuk mengurus tindikannya sendiri.
- Orang yang melakukan tindik haruslah orang yang berpengalaman, dan harus memiliki pemahaman soal pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam menindik anak.
- Alat yang digunakan haruslah terbuat dari logam yang steril untuk menghindari infeksi. Contohnya, emas, perak atau platinum.
- Pilihlah anting yang berbentuk bulat, sangat kecil, dan bagian depannya sangat datar. Penutup anting pun harus menutupi seluruh bagian belakang anting.
- Tidak dianjurkan memakai anting yang menjuntai, pada anak kecil apalagi bayi dan balita. Karena berisiko ditarik oleh anak, kemudian tertelan dan membuatnya tersedak. Juga berisiko tersangkut pada pakaian, rambut, atau malah ditarik oleh anak kecil lain.
- Jika anak masih bayi, susuilah ia saat ditindik. Cara ini bertujuan agar anak tidak terlalu merasakan sakit. Bila dia sudah tidak menyusu, tanyalah pada dokter apakah bisa diberikan anestesi kecil sebelum ditindik.
- Setelah ditindik, perhatikan kondisi telinganya baik-baik selama beberapa minggu. Oleskan alkohol setiap hari untuk mencegah infeksi.
- Bila terjadi radang, telinga bernanah maupun berdarah, segeralah bawa anak ke rumah sakit.
Disadur dari artikel Kevin Wijaya di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Tindik Telinga Bayi, Kapan dan Bagaimana Sebaiknya dilakukan?