Meskipun masa PSBB masih berlanjut, wacana cara hidup baru atau “new normal” mulai banyak dibahas. Peraturan-peraturan baru juga mulai dibuat untuk menjalani cara beraktivitas yang baru pasca pembatasan sosial. Hal ini juga tentunya akan berpengaruh pada kegiatan Mam dan si Kecil. Masa new normal juga menandakan kembalinya aktivitas Mam yang sebelumnya banyak di rumah saja bersama si Kecil.
Pritta Tyas Mangestuti, M.Psi, Psikolog seorang Psikolog Klinis yang ahli di bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan merupakan founder dari Bumi Nusantara Montessori hadir dalam sesi Instagram Live bersama theAsianparent dan S-26 Procal Nutrissential pada Jumat, 12 Juni 2020 lalu untuk membahas persiapan apa saja yang perlu Mam lakukan agar si Kecil siap menghadapi new normal.
Beliau mengatakan bahwa peraturan pembatasan yang baru di masa new normal ini sebenarnya lebih banyak diperuntukkan bagi orangtua. Sebagian besar orangtua mungkin akan kembali bekerja di kantor setelah sebelumnya work from home atau WFH. Hal ini tentu akan mempengaruhi waktu kebersamaan dengan si Kecil.
Sedangkan bagi anak, kegiatan pembelajaran masih dilakukan dari rumah. Hal itu menyebabkan orangtua perlu mempersiapkan si Kecil untuk terus menyesuaikan diri dengan aktivitas school from home atau SFH yang masih berlanjut hingga saat ini.
Pritta menekankan 3 pilar penting #CaraPintarMam yang akan membantu dan mendukung dalam mempersiapkan si Kecil menghadapi new normal.
-
Inspirasi
Ketika orangtua kembali working from office namun di sisi lain si Kecil masih harus school from home, Inspirasi terkait nutrisi dan stimulasi si Kecil… sangat diperlukan untuk membantu tumbuh kembang si Kecil walaupun Mam tidak bisa mendampingi si Kecil secara langsung.
Inspirasi bisa didapatkan dari mana saja, misalnya dari website parenting, keluarga, orangtua, atau bahkan dari teman-teman sesama Mam.
-
Stimulasi
Stimulasi yang tepat dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Ada 3 jenis stimulasi untuk persiapan si Kecil menghadapi new normal, yaitu:
A. Stimulasi untuk si Kecil belajar mandiri
Dalam metode Montessori, Mam perlu melakukan observasi sebelumnya terkait periode sensivitas si Kecil. Mam perlu melihat bagaimana cara belajar anak sebelum menerapkan stimulasi yang sesuai. Contohnya, jika anak suka dengan musik, Mam perlu melibatkan musik dalam proses stimulasinya. Setelah stimulasi dilakukan, Mam perlu melakukan observasi lagi, apakah metode dengan musik tadi berhasil atau perlu melakukan improvisasi kembali.
Setelah mengetahui cara belajar si Kecil, Mam bisa mencoba cara stimulasi seperti ini agar si Kecil bisa belajar mandiri.
- Penataan mainan yang mudah dijangkau anak, serta teratur dan rapi.
- Proses penanaman aturan dasar pada anak, sehingga mereka dapat teratur saat mengambil dan mengembalikan mainan.
- Mengamati minat dan periode sensitif anak, sehingga dapat menemukan permainan yang tepat baginya dan tidak terlalu sulit.
B. Stimulasi untuk mengajarkan kedisiplinan dan kebiasaan hidup sehat.
Mam mungkin tidak bisa terus-terusan memperhatikan kebersihan si Kecil seperti saat masih working from home. Tapi tidak perlu khawatir, karena Mam bisa coba terapkan cara ini:
- Tetapkan dan terapkan rutinitas yang pasti dan konsisten .
- Ciptakan lingkungan yang memudahkan anak menerapkan pola hidup bersih, contoh : penempatan wastafel, hand sanitizer, peletakan masker bersih dan kotor.
- Ajak anak dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan menggunakan lagu, pretend play, story telling terkait pola hidup bersih dan sehat. Hal ini supaya anak mempunyai kesan yang positif dan tidak menakutkan terkait penerapan pola hidup bersih dan sehat.
C. Stimulasi untuk mengajarkan si Kecil mengenali emosinya dalam bersiap menghadapi New Normal.
Tidak hanya stimulasi mandiri dan kebersihan, psikis anak juga perlu dipersiapkan. Dalam hal ini, Mam bisa melakukan stimulasi sambil mengajarkan anak mengenal emosinya. Caranya bisa seperti ini:
- Kenali emosi yang si Kecil rasakan: selain merasa sedih akan berpisah, si Kecil juga pasti merasa cemas karena mungkin Mam mengenalkan situasinya dengan kurang tepat, misalnya “Jangan kesana dulu, ada virus”, dsb.
- Bantu si Kecil mengungkapkan emosinya dengan kata-kata, misal “Kamu tidak senang ya, Mama kembali bekerja?” Hal ini mampu memperjelas emosi yang sedang dirasakan si Kecil.
- Arahkan si Kecil untuk mengekspresikan emosinya dengan cara yang lebih sehat, misal “Kalau kamu marah sama Mama, kamu bilang sama Mama ya” untuk menghindari si Kecil melakukan hal yang tidak seharusnya karena emosi yang tidak terekspresikan dengan baik.
-
Nutrisi
Mam juga perlu mempersiapkan new normal si Kecil dengan melindunginya dari dalam, yaitu dengan memberikan nutrisi yang baik dan tepat. Hal ini sangat ditekankan Prita, karena nutrisi juga berperan sangat penting untuk melindungi si Kecil.
Berikut tips mengajarkan si Kecil mengonsumsi makanan sehat:
- Mengajak anak menyiapkan makanannya. Hal ini dapat menumbuhkan kemandirian anak dan mengasah kemampuan motorik halusnya.
- Mengenalkan fungsi makanan melalui story telling dan lagu.
- Orangtua memberi contoh dan teladan dalam mengkonsumsi makanan sehat.
Nah, selain memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil dengan makanan bergizi seimbang, Mam juga bisa bantu lengkapi kebutuhan nutrisi si Kecil dengan memberikan S-26 Procal Nutrissentials yang mengandung nutrisi untuk dukung perkembangan Si Kecil, seperti Kolin dan Asam Linoleat, serta nutrisi untuk mendukung pertumbuhan fisik seperti Vitamin B Kompleks, Zat Besi, Zink, Protein, Kalsium, dan Vitamin D.
Untuk keterangan lebih lanjut, Mam juga bisa kunjungi www.carapintarmam.co.id. Ayo Mam, dukung fondasi belajar si Kecil dengan memberikan nutrisi dan stimulasi yang sesuai agar ia siap menghadapi new normal. S-26 Procal Nutrissentials, dipercaya menjadi pilihan 99% Mam Pintar untuk penuhi kebutuhan nutrisi si Kecil.