Akhir-akhir ini kita sering kali mendengar berita kekerasan pada anak di televisi. Tak dapat dipungkiri, ancaman kekerasan pada anak atau bullying terasa semakin mendekati pintu rumah kita.
Sebagai orang tua yang bijak, menahan mereka di dalam rumah bukanlah solusi yang tepat. Namun mengabaikan kekawatiran kita akan keamanan mereka juga bukan tindakan yang benar. Hal terbaik adalah mengajarkan kepada mereka bagaimana membentengi diri dari aneka bentuk kekerasan pada anak yang selalu mengintai.
1. Menghindarkan diri dari penculikan
Mengajarkan cara menghindar dari penculikan, haruslah kita lakukan dengan bahasa yang sederhana serta tindakan konkretnya. Sebagai media, kita dapat mengajarkan hal ini melalui dongeng. Atau sampaikan langsung padanya tentang rambu-rambu yang harus ia taati. Seperti, bahwa ia tidak boleh keluar rumah tanpa pengawasan dari orang dewasa, seperti ibu, ayah, pengasuh di rumah atau orang dewasa lain yang sudah ia kenal. Bila saat bermain tiba-tiba ada orang dewasa yang tidak ia kenal mendekat, mintalah ia untuk segera menghindar. Terlebih bila orang tersebut membagikan sesuatu kemudian mengajaknya pergi.
Bagi putra putri yang sudah duduk di bangku sekolah dasar, jika mungkin mintalah ia bermain di lingkungan rumah saja. Bila ia sedang bermain di luar rumah, tekankan padanya untuk tidak menanggapi pertanyaan dari orang asing. Mintalah ia menjawab satu dua saja dan kemudian segera pergi menghindar.
Bila ia sedang berada di tempat umum dan didekati orang yang tidak dikenal, minta padanya untuk mendekati petugas keamanan atau parkir, penjaga toko dan petugas informasi. Bila orang asing itu memaksa mengajaknya pergi, minta ia untuk berteriak sekuat-kuatnya.
Jenis kekerasan pada anak ini tidak dapat kita hadapi sendirian. Lakukan kerja sama dengan pihak sekolah tentang siapa saja yang boleh menjemput anak. Bila ada orang asing yang berusaha menjemput anak, mintalah pihak sekolah untuk mengkonfirmasikan hal tersebut terlebih dahulu. Hindari memakaikan perhiasan berharga pada anak. Selain tidak etis, hal seperti ini tentu mengundang penjahat untuk mendekati putra-putri kita.
Selanjutnya tentang pelecehan seksual di halaman berikut ini :
2. Menghindarkan Anak dari Pelecehan seksual
Dalam salah satu acaranya, Oprah Winfrey pernah mewancarai seorang wanita penderita kepribadian ganda. Penyakit itu ia derita sebagai pengingkaran atas kejadian pelecehan seksual oleh salah satu orang terdekatnya sewaktu ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Menurut wanita itu, kita sering kali mengajari anak untuk terhindar dari pelbagai bahaya, namun kita seringkali lupa untuk mengajarkan mereka melindungi diri dari pelecehan seksual.
Untuk itu, tidak ada salahnya bila sejak balita kita mulai kenalkan padanya tentang pendidikan seks dan siapa saja yang boleh menyentuh bagian pribadinya. Juga siapa saja yag boleh mengekspresikan rasa sayang kepadanya. Jangan lupa ingatkan anak untuk menghindar, atau berteriak bila ada orang lain yang mencoba unutk menyentuh daerah pribadinya.
Artikel terkait: Pendidikan Seks untuk Anak
Tegaskan juga hanya orang-orang tertentu seperti ibu, ayah atau nenek dan pengasuh yang boleh membantunya mandi dan membersihkan diri setelah BAK atau BAB. ingatkan selalu, jika hanya ibu yang boleh membersihkan bagian kelaminnya.
Selain larangan, jelaskan pula mengapa si Kecil harus mematuhi peringatan kita. Seperti kemungkinan cidera, atau timbulnya penyakit yang tidak inginkan bila daerah pribadinya disentuh sembarangan.
Artikel terkait: Pelecehan Anak Melalui Internet
3. Menghindarkan anak dari kekerasan teman
Kekerasan pada anak seringkali datang justru dari lingkungan teman-temannya. Jadi, bila ia mendapat pukulan dari teman atau mainannya direbut ajarkan ia untuk mengatakan ketidaksukaannya. Bila temannya tidak berubah, maka minta ia melapor kepada guru atau orang tua disekitarnya.
Untuk mencegah tindak kekerasan pada anak, jangan perbolehkaan si Kecil membawa barang berharga atau mahal seperti gadget atau uang yang banyak.
Artikel terkait: Bullying di Sekolah
Kemampuan membentengi diri ini harus kita arahkan agar berawal dan muncul dari alam bawah sadarnya. Sehingga saat si Kecil menemui hal-hal yang menakutkan atau ia anggap berbahaya bagi dirinya, ia akan lebih berhati-hati dan waspada. Atau sebaliknya, saat seseorang memaksanya untuk berbuat tidak baik (melakukan bullying kepada orang lain), ia akan mampu dengan tegas untuk menolaknya.
Untuk mengecek seberapa jauh pemahaman putra-putri kita tentang kekerasan pada anak dan apa yang harus ia lakukan untuk menghadapinya, Parents bisa mengajak mereka untuk bermain games berikut ini: www.stopbullying.gov/kids/games/games.html