Jangan malas ganti sprei, jika tak ingin terkena penyakit kulit ini!

Awas! Jarang ganti sprei bisa memicu beragam penyakit kulit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seberapa sering anda mengganti sprei dalam satu bulan? Pertanyaan itu sangat penting untuk dibahas, karena mengganti sprei harus dilakukan secara rutin, setidaknya seminggu sekali.

Sprei merupakan alas tidur kita dan orang-orang tersayang di rumah, yang mana harus diperhatikan kebersihannya. Oleh karena itu, kita harus membuat jadwal untuk mengganti sprei, biasanya dilakukan satu kali seminggu.

Hal ini dilakukan secara rutin  untuk menghindari kuman dan penyakit yang bertebaran di kasur dan sprei, akibat sel kulit mati yang bisa memicu pertumbuhan jamur dan kutu di sprei. 

Dilansir dari laman Huffington Post, tidak mengganti sprei dalam jangka waktu lama bisa memicu beragam penyakit.

"Jika sprei tidak dicuci secara teratur, maka seseorang yang tidur di atasnya akan terinfeksi penyakit dari kuman yang menempel di sprei. Serta, infeksi jamur pun berisiko terjadi karena jamur bisa ditransfer dari kain ke tubuh manusia," ujar Mary Malone, seorang ahli laundry.

Artikel terkait : Wow! Mama kreatif ini buat baju serasi dengan anak dari kain sprei

Selain itu, ketika kita sedang tidur lalu berkeringat, maka keringat atau minyak tubuh beserta bakteri akan menempel di sprei. Sehingga sprei harus segera dicuci, karena jika tidak, akan menumpuk lebih banyak bakteri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kemudian, tentu saja masih ada risiko lain yang mengintai jika jarang mengganti sprei. Berikut inilah penjelasannya.

Risiko kesehatan yang mengintai bila jarang mengganti sprei

1. Memicu kembang biak tungau

Saat tidur di malam hari terjadi perbaikan dan pembaharuan sel-sel tubuh dan kulit. Dari situ, sisa kulit mati kita akan menempel di sprei, yang mana tidak dapat dilihat menggunakan mata telanjang.

Sisa-sisa kulit mati yang menempel di sprei itu menjadi tempat yang digemari tungau. Tungau merupakan hewan mikroskopik semacam kutu yang banyak terdapat di dalam debu rumah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hewan ini dapat menyebabkan gatal-gatal terutama bagi orang yang alergi tungau. Oleh karena itu, kita wajib mengganti dan mencuci sprei secara rutin untuk menghindari kembang biak tungau di sprei.

2. Skabies

Salah satu penyakit yang muncul akibat sprei kotor adalah skabies. Penyakit ini muncul akibat dari tungau atau kutu di sprei yang lama tidak dibersihkan. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh sensitivitas terhadap parasit tungau kecil.

Beberapa tanda skabies yang dapat dirasakan di antaranya yaitu timbulnya luka putih atau abu sepanjang 1 cm yang pada ujungnya terdapat luka kulit seperti jerawat atau lenting. Umumnya muncul di sela jari, pergelangan tangan, sisi lengan bawah bagian dalam, siku bagian luar, lipat ketiak, puting, pusar, bokong, kelamin, dan perut bagian bawah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu, rasa gatal di daerah luka khususnya ketika malam hari. Serta, ditemukan tungau, baik dalam bentuk larva, telur, dan tungau dewasa.

3. Biang kuman dan jamur

Keringat saat tidur yang mengenai sprei dapat menimbulkan kelembapan yang menjadi tempat kesukaan kuman dan jamur untuk berkembang biak. Mengganti dan mencuci sprei secara berkala dapat  mengurangi kemungkinan terjangkit berbagai penyakit akibat kuman dan jamur.

***

Itulah beberapa masalah yang akan timbul apabila kita jarang mengganti sprei. Meskipun mengganti sprei sering dianggap sepele, tapi jangan diabaikan karena dapat berisiko untuk kesehatan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

 

Referensi : Huffington Post dan Klikdokter

Referensi :

id.theasianparent.com/cara-melipat-sprei/

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan