Ada beberapa sebab yang bisa menimbulkan kejang pada anak. Salah satunya, epilepsi pada anak. Kali ini kami mengulasnya untuk Anda.
Apa itu Epilepsi?
Menurut Wikipedia, Epilepsi merupakan sekelompok gangguan neurologis jangka panjang yang ditandai dengan serangan epileptik. Serangan ini bisa berupa serangan singkat dan hampir tak terdeteksi hingga guncangan hebat untuk periode lama.
Dengan bahasa lain, epilepsi merupakan kelainan yang disebabkan oleh terbentuknya sinyal di dalam otak yang menyebabkan timbulnya kejang berulang..
Berbeda dengan kejang yang terjadi akibat demam, kejang akibat epilepsi tidak disertai demam atau faktor penyebab yang jelas. Kejang ini muncul sewaktu-waktu dan terjadi secara berulang kurang dari 24 jam.
Sekalipun tidak bersifat mematikan, penyakit ini merupakan gangguan neurologis yang menakutkan karena berdampak sosio-ekonomi.
Stigma yang melekat dalam masyarakat menyuburkan rasa rendah diri dalam pergaulan dan dikhawatirkan mengganggu proses tumbuh kembang anak.
Kabar baiknya, penyakit ini bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Dengan penanganan yang benar, penderita dapat disembuhkan secara sempurna. Terutama, bila tanda-tanda sudah diketahui sejak dini.
Maka bila Anda menemukan kejanggalan pada kejang yang terjadi pada anak, periksakanlah anak pada dokter
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dari riwayat medis, pemeriksaaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan Electoencephalogram (EEG), pemeriksaan radiologi berupa Computed Tomography (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI), serta pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis dan dosis obat yang akan diberikan pada pasien.
Epilepsi pada anak terbagi menjadi dua tipe, yaitu :
1. Idiopatik
Epilepsi ini berasal akibat faktor genetik.
2. Simtomatik
Disebabkan karena adanya gangguan pada otak akibat stroke, atau infeksi otak.
Bagaimana cara menyembuhkan penyakit epilepsi pada anak?
“Epilepsi dapat disembuhkan dengan makan obat teratur, menghindari penyebab kemunculan epilepsi seperti stres berlebihan, dan operasi, “ kata Ketua Perkumpulan Penderit Epilepsi Indonesia, Fitri Octaviana dalam seminar “Mari Peduli Epilepsi” di Jakarta, Selasa (20/3/2013) seperti yang dikutip harian Kompas.com
Apa yang harus dilakukan ketika menghadapi kejang epilepsi?
1. Jangan panik atau takut
Jauhkan pasien dari benda-benda yang bisa membahayakan. Jangan memindahkan pasien kecuali berada dalam kondisi berbahaya. Longgarkan pakaian yang mengikat untuk memudahkan pernapasan.
2. Jangan memasukkan benda apapun ke mulut pasien
Benda-benda berupa sendok, atau benda keras lainnya yang diletakkan di antara gigi bisa melukai pasien. Jangan memasukan cairan atau obat ke dalam mulut untuk menghindari pasien tersedak.
3. Miringkan kepala pasien ke arah samping
Untuk mengantisipasi bila pasien mengalami muntah dan mengeluarkan banyak liur.
4. Observasi kondisi kejang
Perhatikan keadaan kesadaran, warna wajah, posisi mata, dan pergerakkan tangan dan kaki, suhu tubuh, waktu saat terjadinya kejang mulai dan berakhir, serta lamanya kejang berlangsung.
5. Jangan tinggalkan hingga pasien pulih sepenuhnya
Bila setelah kejang berakhir tidak ada keluhan atau kelemahan, maka pasien dapat dikatakan telah pulih.
Namun bila pasien mengalami sakit kepala, terlihat kosong dan mengantuk, biarkan pasien melanjutkan istirahatnya.
Jangan mencoba memberi stimulasi pada pasien jika keadaan pasien belum sepenuhnya sadar. Biarkan pasien kembali pulih dengan tenang.
Parents, semoga informasi di atas bermanfaat…..