Bayi Sering Gumoh, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Ditinjau secara medis oleh
dr. Gita Permatasaridr. Gita Permatasari bertugas di RSPP sebagai Dokter Umum, Medical Check Up Examiner, dan Konsultan Laktasi. Ia juga menjadi Manajer Pelayanan Pasien yang berkoordinasi dengan dokter spesialis dan perawat terkait kondisi pasien, termasuk berkoordinasi dengan asuransi terkait penjaminan pasien. Sebelumnya, dr. Gita melayani pasien di Klinik Ajiwaras, Cilandak KKO.
Sebuah tim profesional bersertifikat dan diakui di bidang kesehatan yang meninjau semua informasi yang berkaitan dengan kesehatan kehamilan dan kesehatan dan tumbuh kembang anak di theAsianparent. Tim ini terdiri dari dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dokter anak, spesialis penyakit menular, doula, konsultan laktasi, redaktur profesional, dan kontributor dengan lisensi khusus.
Bagaimana cara mengatasi dan kapan harus konsultasi ke dokter? Cek di sini!
Sebagian Parents pasti pernah melihat si kecil mengalami gumoh. Umumnya, bayi sering gumoh setelah menyusu pada ibunya. Gumoh adalah aliran cairan yang cepat yang keluar selama atau segera setelah menyusu. Hal ini termasuk normal dan wajar kok, Bun.
Gumoh pada bayi biasanya tidak menyebabkan kesusahan atau penurunan berat badan. Pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, otot yang terletak di antara kerongkongan dan perut mampu menyimpan cairan dan makanan di tempatnya. Sementara pada bayi, otot ini memiliki waktu yang cukup lama untuk matang, terutama di tahun pertama kehidupan. Dengan kata lain, gumoh bisa menjadi masalah yang sering terjadi pada bayi, terutama jika perutnya terlalu penuh.
Artikel Terkait: 5 Penyebab Bayi Gumoh Lewat Hidung, Ini Risiko dan Cara Mengatasinya
Daftar isi
Penyebab Bayi Sering Gumoh
Beberapa orang tua mungkin panik saat melihat bayi muntah setelah minum asi atau gumoh, walau fase ini dianggap perkembangan normal. Namun, perlu diketahui, ada beberapa penyebab bayi sering gumoh. Penyebabnya adalah aerophagia, yaitu konsumsi udara dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
Selain itu, dilansir dari Healthline, stimulasi berlebihan seperti tummy time, meletakkan bayi di atas ayunan (bouncer), atau sering menimang bayi juga bisa menjadi salah satu penyebab bayi sering gumoh.
Penyebab lain, bisa jadi stenosis pilorus. Stenosis pilorus adalah kondisi saat terjadi penyempitan pada pilorus, yaitu bagian yang menghubungkan lambung dengan usus dua belas jari. Kondisi ini menyebabkan kontraksi otot intens yang terjadi setelah menyusui, yang mengakibatkan muntah proyektil atau terus menerus. Bayi dengan stenosis pilorus biasanya lapar lagi setelah muntah. Umumnya, kondisi ini sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan.
Meskipun demikian, bayi sering gumoh dapat menunjukkan tanda atau gejala suatu penyakit. Misalnya, komplikasi yang disebut penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dapat terjadi pada beberapa bayi.
Gejala GERD pada Bayi
Refluks atau GERD pada bayi umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, ini tergolong tidak biasa karena isi lambung bayi memiliki cukup asam untuk mengiritasi tenggorokan atau kerongkongan.
Melansir laman National Health Service, gejala utama refluks dan GERD pada bayi adalah gumoh. GERD juga dapat menyebabkan gejala, seperti:
- Bayi sering melengkungkan punggung selama atau tepat setelah makan
- Kolik atau tangisan yang berlangsung lebih dari 3 jam sehari tanpa penyebab medis
- Batuk atau cegukan saat menyusu
- Gelisah selama menyusu
- Tersedak atau kesulitan menelan setelah bersendawa atau makan
- Iritabilitas, terutama setelah makan
- Pola makan yang buruk atau menolak untuk makan
- Pertambahan berat badan yang buruk atau penurunan berat badan, karena mereka tidak menyimpan cukup makanan
- Mengi atau kesulitan bernapas
- Muntah yang kuat atau sering.
Walau gejala GERD ditandai dengan bayi sering gumoh. Namun terkadang bayi tidak mau mengeluarkan ASI atau sakit. Hal ini dikenal sebagai refluks diam.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, refluks pada bayi biasanya sembuh tanpa menimbulkan masalah bagi bayi. Jika bayi memiliki kondisi yang lebih serius seperti GERD, ia bisa tumbuh kurang optimal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang sering muntah lebih mungkin mengembangkan GERD selama masa kanak-kanak nanti. Untuk itu, alangkah baiknya agar segera membawanya ke dokter.
Artikel Terkait: Bayi bisa alami asam lambung tanpa disadari, apa gejalanya?
Apa Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi?
Ibu yang baru memiliki bayi mungkin panik ketika bayinya gumoh. Selintas, kondisi tersebut memang mirip dengan muntah. Perbedaan muntah dan gumoh pada bayi adalah susu yang dikeluarkan saat gumoh hanya sekitar 10 ml saja, sedangkan muntah mengeluarkan lebih banyak susu. Jadi, perbedaan kondisi keduanya ada pada kuantitas cairan yang dikeluarkan dari mulut bayi ya, Bun.
Perlu diketahui juga, istilah kedokteran untuk gumoh pada bayi adalah gastroesophageal reflux, kondisi ini terjadi karena pergerakan otot di bagian atas perut yang belum sempurna.
Saat bayi menyusu, maka cairan ASI atau susu formula akan ditelan melalui mulut, lalu turun ke kerongkongan, kemudian ke lambung. Di antara kerongkongan dan lambung, ada cincin otot yang berfungsi sebagai gerbang masuk.
Cincin otot ini akan menutup ketika susu sudah masuk ke dalam lambung. Dengan begitu, susu tidak akan naik kembali ke kerongkongan.
Namun, sayangnya, di usia bayi yang masih beberapa minggu hingga 5 bulan, cincin otot tersebut belum bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya, susu dapat kembali ke kerongkongan. Hal inilah yang menjadi penyebab bayi gumoh ataupun muntah setelah minum ASI, Bun.
Gumoh sering terjadi pada bayi baru lahir dan berkurang setelah bayi menginjak usia 1 tahun. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini mungkin akan berlangsung lebih lama daripada itu.
Cara Mengatasi Bayi Sering Gumoh
Parents, berikut ini cara mengatasi bayi sering gumoh yang bisa Anda lakukan:
- Susui bayi sebelum bayi terlalu lapar. Bayi yang lapar meminum susu terlalu cepat sehingga banyak udara yang ikut tertelan dan terperangkap di dalam perut.
- Susui bayi sedikit demi sedikit. Jika dia disusui dengan botol, berhentilah setiap 30-50 ml (tergantung usia bayi). Bila dia menyusu ASI, berhentilah setiap 5-10 menit, tergantung kondisi bayi dan kelancaran ASI ibu.
- Ketika dia menyusu dengan botol, gunakan dot yang pas dengan bayi Anda. Bila lubang dot terlalu besar, aliran susu terlalu cepat. Bila lubang terlalu kecil, aliran susu terlalu lambat dan banyak udara ikut terminum oleh bayi.
- Setiap menyusu 30-50 ml, gendonglah bayi dalam posisi tegak dengan kepalanya di atas bahu kita selama 20 sampai 30 menit setelah makan. Lalu tepuk-tepuk punggungnya agar dia bersendawa. Bila dia menyusu ASI, lakukan ketika akan beralih ke payudara lainnya.
- Hindari pemakaian popok sekali pakai (diaper) yang terlalu ketat dan jangan menekan perut bayi.
- Jangan membiasakan bayi tidur tengkurap. Sebaiknya biarkan bayi tidur dalam posisi terlentang dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan dan kaki. Selain menghindari gumoh, hal ini dapat menghindari sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death Syndrome (SIDS).
Sementara, jika bayi sering gumoh akibat GERD, tenaga kesehatan mungkin akan merekomendasikan beberapa cara, seperti mengentalkan susu formula dengan bubuk tambahan. Hal tersebut harus sesuai rekomendasi dokter atau spesialis.
Selain itu, dokter juga akan merekomendasikan obat-obatan yang menghentikan produksi asam lambung bayi. Meski sangat jarang, pembedahan mungkin diperlukan untuk memperkuat otot untuk menghentikan makanan atau susu yang mengalir kembali. Kondisi ini biasanya hanya setelah mencoba hal-hal lain atau jika refluksnya parah.
Artikel terkait: Hal-hal yang harus diketahui orangtua ketika bayi sering gumoh dan cegukan
Apakah Normal Jika Bayi Sering Gumoh?
Bunda, gumoh pada bayi sebenarnya merupakan hal yang normal terjadi. Namun, kebiasaan bayi sering gumoh dapat berbeda-beda sehingga frekuensinya pun sangat bervariasi. Beberapa bayi mungkin langsung gumoh setelah diberi susu. Namun, beberapa bayi lainnya tidak.
Pada umumnya, kondisi ini tidak berbahaya, tetapi bila terjadi hal-hal berikut ini, segeralah ke dokter:
- Bayi mengalami gumoh setelah berusia lebih dari satu tahun
- Si kecil terlihat seperti kesulitan dan kesakitan saat gumoh
- Bayi mengalami demam hingga 38 derajat celcius
- Si kecil menangis berlebihan atau rewel
- Dia menolak susu sehingga berat badannya kurang
- Kesulitan bernapas
- Cairan yang keluar berwarna kuning, hijau, atau merah karena disertai darah
- Jumlah cairan cukup banyak dan terjadi sampai dua jam setelah menyusu
- Perut bayi tampak penuh dan membuncit
- Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menandakan gangguan kesehatan seperti alergi susu sapi, sumbatan atau penyempitan pada kerongkongan, dan penyakit refluks
Perawatan tergantung pada apa yang menyebabkan masalah bayi sering gumoh. Teknik pemberian makan khusus mungkin bisa membantu. Dalam kasus lain, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengobati refluks.
Hal yang Perlu Bunda Waspadai Saat Bayi Sering Gumoh
Meskipun gumoh umum terjadi pada bayi. Namun, dalam beberapa kasus, gumoh bisa menandakan suatu masalah kesehatan yang cukup serius.
Tentu, Parents perlu waspada jika bayi mengalami gumoh setelah berusia lebih dari satu tahun. Selain itu, waspadai juga jika jumlah cairan yang terbuang cukup banyak dan terjadi terus menerus hingga 2 jam serelah menyusu.
Bila bayi sering gumoh dan Parents menemukan beberapa tanda di atas, segera berkonsultasilah dengan dokter untuk menanganinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengentalkan susu formula yang diminum si bayi, tetapi tindakan ini harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Kondisi bayi sering gumoh memang sering membuat Parents panik dan khawatir, tapi cobalah untuk sering menyediakan kain gumoh (burp cloth) untuk membersihkan sisa ASI yang keluar di mulut bayi. Selain itu, Parents coba untuk mengambil napas dalam-dalam dan optimis bahwa gumoh pada bayi akan berangsur membaik seiring bertambahnya usia.
Pertanyaan Populer Seputar Bayi Sering Gumoh
Berapa Kali Normalnya Bayi Gumoh dalam Sehari?
Melansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia, gumoh pada bayi bisa terjadi 1-4 kali per hari sampai ia berusia 3 bulan. Namun, sekali lagi, kondisi setiap bayi berbeda-beda sehingga frekuensinya pun mungkin tidak akan sama.
Gumoh pada Bayi Apakah Berarti Bayi Sudah Kenyang?
Betul, Bun. Bayi bisa mengalami gumoh sebagai tanda bahwa ia sudah kenyang menyusu dan perutnya sudah penuh.
Seperti Apa Gumoh yang Berbahaya pada Bayi?
Gumoh pada bayi yang berbahaya adalah ketika cairan gumoh yang keluar melebihi 2 sendok makan. Tidak hanya itu, gumoh yang berbahaya juga bisa disertai kondisi berat badan yang turun dan gejala kesehatan lainnya. Bunda sebaiknya segera memeriksakan si kecil ke dokter apabila mengalami hal ini.
Bagaimana Cara agar Bayi Tidak Muntah Setelah Minum ASI?
Ada berbagai cara mencegah bayi muntah setelah minum ASI. Salah satunya adalah Bunda bisa sendawakan bayi setelah menyusu, posisikan si kecil tegak selama 30 menit setelah menyusu, dan pastikan bayi tidak langsung tidur berbaring atau tengkurap setelah menyusu ya, Bun.
***
Nah, itulah informasi seputar bayi sering gumoh yang perlu Parents ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
Artikel ini telah diupdate oleh: Nikita Yulia
Infant reflux
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-acid-reflux/symptoms-causes/syc-20351408
Reflux in babies
www.nhs.uk/conditions/reflux-in-babies/
Reflux in Infants
medlineplus.gov/refluxininfants.html
Is All This Baby Spit-Up Normal?
Baca Juga:
Waspada! Penyakit asam lambung pada anak bisa menyebabkan komplikasi serius
Bayi sering cegukan? Pahami penyebab dan cara mencegahnya ini
5 Penyebab Bayi Gumoh Lewat Hidung, Ini Risiko dan Cara Mengatasinya