Kebanyakan orang tua merasa bingung karena perilaku anak perempuan mereka yang agresif di rumah, namun penurut di luar rumah.
Perilaku anak perempuan Anda begitu baik kepada teman-temannya, patuh terhadap guru, meskipun pada saat itu dia mengalami kesulitan. Sebaliknya, saat berada di rumah, dia mudah meledak dan tidak mau mendengar apa pun yang dikatakan orang tuanya, lebih-lebih jika keinginannya tidak terpenuhi.
Ketika seorang anak perempuan merasa cemas atau khawatir akan mendapatkan kesulitan, ada dua kemungkinan: dia akan beradaptasi atau menolaknya. Bisa jadi dia akan menemukan cara untuk berkompromi karena tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, atau menjadi agresif terhadap saudara, orang tua, atau bahkan dirinya sendiri.
Lingkungan berperan penting
Di sekolah atau di rumah teman, atau di mana saja selain di rumah, dia mungkin masih bisa menahan dirinya untuk tidak menunjukkan emosinya. Sebaliknya, di rumah anak perempuan Anda begitu agresif. Dia mungkin akan berteriak, membanting pintu, atau bahkan melempar sesuatu.
Anak perempuan Anda mungkin merasakan stres dan frustasi di luar rumah yang entah bagaimana bisa tidak dia ‘ledakkan’. Tumpukan segala sesuatu yang dia berhasil simpan dengan baik itu, tiba-tiba menjadi terasa tak tertahankan di rumah.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis. Dari lingkungan individu mulai mengenal dan merasakan keberadaan alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dari pengaruh lingkungan, karena lingkungan selalu berada di sekelilingnya.
Apa itu perilaku agresif ?
Perilaku anak perempuan yang agresif merupakan salah satu bentuk perilaku anak yang mengalami hambatan emosi dan sosial. Perilaku agresif berbeda dengan perilaku kekerasan. Perilaku agresif bertentangan dengan norma-norma hukum yang berlaku dan harapan masyarakat, sehingga bisa dikategorikan perilaku anti-sosial.
Dampak perilaku agresif sangat merugikan anak itu sendiri maupun lingkungan, sehingga perlu dibantu untuk mengatasinya. Upaya tersebut dapat dilakukan secara koordinatif antara orang tua dan guru di sekolah.
Untuk menetapkan apakah seorang anak dikategorikan berperilaku agresif atau tidak, kita dapat melihat dan mengacu pada:
- bobot dan kualitas dari perilaku agresif,
- kuantitas atau frekuensi perilaku agresif
- ada-tidaknya kesengajaan dari subyek
- adanya penghindaran atau tidak ada rasa tanggung jawab
- penilaian dari pengamat yang cenderung subyektif (relatif)
- karakteristik pelaku itu sendiri, seperti faktor usia dan jenis kelamin.
Penyebab perilaku anak perempuan yang agresif itu bersifat kompleks, di antaranya perwujudan dari: hasil imitasi dan penguatan dari lingkungan, ada kelainan hormon dan kelainan susunan kimiawi dalam tubuh, lemahnya ego dan superego dalam mengendalikan diri, dan frustrasi yang tidak terlampiaskan sehingga mengalami gangguan emosi.
Inilah sebabnya mengapa anak perempuan Anda merasa marah ketika Anda berusaha menjelaskan mengapa dia tidak bisa memiliki apa yang dia inginkan. Dia merasa ‘terserang’ oleh kata-kata Anda dan itu membuat perasaannya sangat sedih.
Apa yang tidak boleh dilakukan dan bisa dilakukan
Jangan menasihatinya dan jangan berusaha membuatnya memahami mengapa dia tidak bisa mendapatkan keinginannya. Nasihat dan penjelasan Anda hanya akan membuat merasa dia disalahkan. Itu semua justru akan memperburuk amarahnya.
Sebagai gantinya, bantu dia menemukan masalahnya dan mengatasi kesedihannya. Dengarkan keluh-kesahnya. Biarkan dia tahu bahwa Anda menyayanginya, dan Anda bahwa akan membantu dia mengatasinya.
Upaya yang membantu dalam mengatasi perilaku anak perempuan Anda yang agresif adalah dengan menggunakan berbagai teknik atau cara, seperti: pemahaman dan penerimaan terhadap pribadi anak, menciptakan suasana yang nyaman di rumah, memperdalam rohani, menghapuskan pemberian imbalan, strategi memeragakan/pelatihan, menciptakan lingkungan nonagresif, mengembangkan sikap empati, dan penghukuman.
Teknik penghukuman sebaiknya dihindari, kecuali Anda terpaksa melakukannya. Hukuman hendaknya bersifat mendidik dan manusiawi, disadari, tidak emosional, dan penuh rasa tanggung jawab.
Dengan berusaha menciptakan kondisi yang nyaman dalam lingkungan keluarga/di rumah, anak Anda akan menjadi lebih rileks dan terbuka dalam berbagai macam hal dan persoalan. Hal ini sangatlah penting bagi diri anak dalam membangun rasa percaya diri dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan di mana saja dia berada.
Ingatlah, kita bukan membesarkan seorang anak perempuan biasa. Kita sedang membesarkan seorang anak yang akan menjadi remaja perempuan dan wanita dewasa.
Referensi: HuffPost Parents
Baca juga: