Kena nyinyiran karena melahirkan caesar, ibu ini ungkapkan curahan hatinya

“Akhirnya saya bangkit. Saya boleh gagal jadi ibu yang lahiran normal tapi saya ga boleh gagal mengASIhi anak saya,” ujar Bunda ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengalami Mom shaming bisa terjadi pada ibu mana pun karena beberapa alasan. Seperti pengalaman salah seorang ibu yang mengungkapkan kisahnya, yakni Bunda C.

Baru saja memiliki buah hati, rupanya ia mengalami pengalaman tak menyenangkan kini karena telah menjalani proses melahirkan secara caesar. Hal ini pun sempat membuatnya sedih hingga mengalami baby blues.

Pengalamannya ini ia bagikan di forum diskusi Aplikasi TheAsianparent Indonesia. Seperti apa kisah selengkapnya Bunda satu ini?

Pengalaman mengalami Mom shaming

“Saya lahiran di usia kehamilan 39 minggu 4 hari karena Ketuban Pecah Dini. Bidannya masih baru jadi main rujuk-rujuk aja untuk melahirkan sesar. Padahal setelah sampai di ruang bersalin dan dapat jadwal sesar, ada suster pro normal. Dia bilang “Ketuban itu volumenya banyak bisa sampai 24 jam Buk. Itu ibu cuma rembes saya liat cuma yaudah udah dapat jadwal sesar. Sementara, saya dan suami tipekal panic attack jadi ya menurut saja. Beliau bilang.. ada yang pernah pecah ketuban cuma rembes dan 3 hari kemudian lahir normal. Asal di pantau terus volumenya sama RS. Singkat cerita, saat itu ketubanku pecah jam 6 pagi, lalu jam 3 sore disesar. Habis sesar, 4 hari kemudian aku pulang.

Artikel Terkait : Tips suami siaga, ini persiapan menjelang persalinan yang perlu Ayah ketahui!

Mendapat banyak komentar negatif pasca persalinan

Di rumah, saya dijenguk saudara juga teman-teman dari mertua. Banyak orang yang mempermasalahkan proses kelahiran saya yang berujung sesar. "Idih ngapain sesar ... ngapain si? Sakit kan enak normal niiii bayi normal emak nya udah bisa ngayab 3 minggu pasca lahiran " "Oh dia sesar .. kaya menantuku. Anak sekarang mah apa apa sesar ga mau susah ga ngerasain jadi ibu. Kalo dulu ga ada sesar semua selamat-selamat aja ya bu" "Iyaaa sesar cuma tiduran ga pake ngeden nongol tu bocah". Hari selanjutnya, ASI yang keluar masih belum banyak. Jadi dibantu susu formula "Nah itu kaleng susu ya, emang ga netein aja ? Takut kendor kah"

Sejak hamil sudah sering dapat nyinyiran, padahal sudah berusaha semaksimal mungkin

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saya sudah berjuang untuk melahirkan normal. Saya ikut prenatal yoga setiap sabtu walaupun jauh dari rumah. Beli buku melahirkan nyaman. Minum VCO, minum jus nanas, makan nanas, makan kurma. Badha konasana bahkan dalam keadaan kaki cidera. Sebulan sebelum melahirkan udah cuti buat biar bisa jalan pagi dan sore biar janin masuk panggul. Bu, jujur saya juga kecewa kenapa bisa sesar tapi daripada saya dan anak saya kenapa-kenapa? Bu saya udah kena bully perut kecil, perut ga hamil, hamil bohongan dan sebagainya. Sampe melahirkan dan menyusui masih dibully.

Sempat mengalami Baby blues akibat menjadi korban mom shaming

Selama dua minggu saya kena Baby blues. Nangis terus, ngeluh terus, marah-marahin suami terus, bete denger anak nangis, nyuekin anak, bahkan ga mau megang anak. Bahkan saya udah kemas-kemas barang mau pergi ninggalin anak. Udah mau coba bunuh diri. Aku .. aku ibu gagal.. ibu ga becus.. ibu bukan seutuh nya.. ibu abal abal. Udahlah .. Akhirnya saya bangkit. Saya boleh gagal jadi ibu yang lahiran normal tapi saya ga boleh gagal meng-ASI-hi anak saya. Saya harus keras kepala, saya netein 2 jam sekali abis nete pompa. Selain itu, saya juga power pumping tengah malam. Saya minum booster ASI, makan sayur, minum jus pare. Alhamdulillah anak saya sufor cuma 2 minggu sekarang udah 2 bulan 21 hari usia nya. Dan udah full ASI. ASI saya sudah bisa buat stock. Saya beli freezer ASI buat support ASIP beku saya.

Menjadi zombie demi setetes ASI

Saya boleh dibilang gagal jadi ibu karena ga berjuang ngeden. Tapi saya jadi zombie hanya demi setetes ASI. Nipple lecet, tekanan darah terjun payung 80/50 krn kurang tidur dll. Terbayar dengan hasil ASI yang ngucur. #Resolusi2020TAP Saya mau mulai belajar parenting, belajar nutrisi untuk anak, belajar baby massage.. supaya anak saya tumbuh kembang nya optimal. Saya mau ikut seminar-seminar parenting. Dan suami selalu bilang, utamakan hati yang kuat dan bersikap bodo amat! yaa saya harus bisaaa.. karena omongan orang ga akan pernah ada habisnya .. saya harus kontrol semua nya.“ 

Pentingnya support system selama hamil dan pasca melahirkan agar Bunda tetap kuat saat mengalami mom shaming

Saat hamil hingga melahirkan merupakan masa krusial bagi seorang ibu. Tenaga, waktu, dan pikiran bisa terkuras.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak jarang, stres pun bisa dialami karena pikiran negatif, perubahan tubuh, atau faktor luar seperti mendapatkan Mom shaming dari lingkungan.

Padahal, stres ini akan berkembang menjadi Baby blues, seperti yang dialami oleh Bunda C, bila tak ditangani dengan baik. Hal ini diungkapkan Psikolog Anak dan Remaja, Monica Sulistiawati.

Implikasinya, bila Baby blues tak ditangani dengan baik setelah beberapa pekan akan bisa membahayakan diri sendiri, sang bayi, dan orang sekitar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, tentu di sinilah peran support system diperlukan. Peran suami dan keluarga besar dalam mendukung ibu bisa menjadi kekuatan agar ibu mampu menjalani hari-hari sulit menjadi ibu baru. Cara terbaiknya ialah tentu dengan menghargai usaha sang Bunda, menjadi pendengar, dan senantiasa memberi dukungan fisik dan non fisik lainnya.

Baca Juga :

id.theasianparent.com/dampak-mom-shaming

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

nisya