Bagi keluarga muslim di Indonesia, pengenalan ilmu agama untuk anak-anak mereka adalah sebuah keniscayaan. Salah satu yang sangat penting adalah mengajarkan anak mengaji. Memastikan anak-anaknya bisa membaca Alqur’an.
Sebagian orang tua terutama yang memiliki banyak kesibukan mungkin akan menemui kendala untuk bisa mengajar sendiri anak-anak mereka. Meski demikian, hal ini tidak menghilangkan keinginan orang tua mendukung anaknya untuk bisa mengaji. Biasanya para orang tua meminta bantuan dari seorang guru ngaji agar bisa mengajarkan anaknya.
Bagi saya pribadi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses mengajarkan anak mengaji. Salah satu yang terpenting adalah memilih guru ngaji yang tidak hanya menguasai ilmu tajwid saja namun juga memiliki akhlak yang terjaga.
Pertimbangan ini tentu saja bukan tanpa alasan, mengingat di Indonesia tercinta ini ditemukan banyak sekali kasus perilaku menyimpang atau pelecehan seksual yang dilakukan oleh para ustadz kepada muridnya.
Dan jika kita membuka internet dengan mudah kita menemukan banyak kasus-kasus semacam ini.
Hal yang Saya Pertimbangkan Saat Mengajarkan Anak Mengaji
Belajar dari banyak kejadian tersebut, tentu saja kita tidak ingin buah hati kita menjadi korban selanjutnya. Setuju bukan?
Nah, untuk memastikan anak-anak kita tetap aman saat belajar ngaji, bunda bisa memilih salah satu dari beberapa alternatif berikut ini.
1. Pilih Guru Mengaji yang Sudah Dikenal dengan Lingkungan Belajar Mendukung.
Untuk meminimalisir terjadinya kejahatan saat anak-anak kita belajar mengaji maka kita perlu lebih dahulu mengenal siapa yang mengajari anak-anak kita. Dan pastikan juga tempat belajarnya cukup aman dan terbuka.
Sebagai contoh jika bunda mengikuti sebuah grup majelis taklim di mana bunda sudah sangat mengenal dan percaya kepada ustadz/ustadzahnya, maka tidak ada salahnya kita menanyakan kepada beliau apakah bisa mengajari anak-anak kita.
Hal ini juga saya terapkan pada kedua anak saya saat mereka masih kecil. Guru ngaji yang mengajar majelis taklim di lingkungan komplek kami membuka kelas mengaji khusus anak-anak di pendopo rumahnya. Pendopo yang terletak di halaman rumahnya ini sangat terbuka, sehingga bisa terlihat jelas semua aktifitas mengaji anak-anak.
Pada saat anak-anak mengaji tak jarang ada orang tua atau pengasuh yang juga menemani mereka. Dengan demikian anak-anak bisa mengaji dengan aman dan nyaman.
2. Mengambil Ekstra Kurikuler Tahsin Qur’an di Sekolah
Jika anak ayah bunda sekolah di sekolah Islam maka biasanya sekolah memiliki kurikulum pendalaman baca tulis Qur’an. Tak jarang sekolah juga menawarkan ekstra kurikuler tahsin (ilmu tajwid atau mengaji) di mana anak-anak yang menginginkan bisa mengikutinya. Bunda bisa mengajak ananda mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan ini bisa dibilang cukup aman karena dilakukan bersama-sama di ruang tertentu dan terdiri atas beberapa guru pendamping dengan beberapa kelompok murid sebagai pesertanya.
Biasanya juga sekolah memiliki kamera pengawas terhubung dengan ruang kepala sekolah dan sekuriti sehingga semua kegiatan belajar mengajar terpantau dengan baik. Model belajar seperti ini akan sangat aman bagi anak-anak kita meskipun kita tidak ikut mengawasinya secara langsung.
Untuk saat ini kegiatan tahsin di sekolah memang masih belum dimulai, mengingat pertemuan tatap muka masih dilakukan secara bertahap. Tapi tidak menutup kemungkinan apabila kondisi covid19 semakin melandai dan menurun angka persebarannya kegiatan tahsin akan dibuka kembali. Kita doakan saja ya Bunda.
3. Mengajarkan Anak Mengaji, Bisa dengan Memanggil Guru Privat
Jika Bunda memiliki anggaran yang cukup, maka tidak ada salahnya memilih cara ini sebagai sebuah alternatif. Dengan memanggil guru privat kita bisa lebih tenang karena anak kita belajar mengaji tidak jauh dari pengawasan kita. Bahkan tak jarang sebuah keluarga memilih untuk memanggil guru mengaji yang mengajar bukan hanya untuk anak-anaknya saja, tetapi termasuk untuk orang tua.
Saya mengetahui beberapa ustadz yang rutin mengajari baca Qur’an di rumah sahabat-sahabat saya. Berawal dari anak-anak yang mengaji dan lama-kelamaan orang tua merasa bacaan anaknya mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Merasa memerlukan juga, akhirnya sekeluarga bergabung belajar mengaji bersama.
Atau mungkin juga sebaliknya, orang tua lebih dahulu belajar privat mengaji yang kemudian anak-anak mereka diikutsertakan juga. Tentu akan sangat menyenangkan bisa belajar mengaji bersama sekeluarga. Oya, pada masa pandemi ini jangan ketinggalan maskernya ya Bunda. selalu ingatkan anak-anak kita untuk tetap waspada dengan prokesnya.
4. Mengajarkan Anak Mengaji Sendiri
Cara ini adalah cara yang aman dan tentu saja paling hemat. Namun tentu saja ada prasyaratnya yaitu sebagai guru bagi anak kita maka kita harus memiliki kemampuan mengaji yang cukup mumpuni. Selain itu kita juga dituntut untuk bisa menyediakan waktu khusus di sela-sela kesibukan yang lain. Dan perlu diingat, waktu khusus ini haruslah konsisten sehingga anak-anak akan terbiasa belajar dengan rutin.
Biasanya anak-anak cenderung lebih santai jika yang mengajar adalah orang tuanya sendiri. Maka diperlukan trik khusus agar anak-anak tetap bisa mengaji dengan tertib. Buatlah semacam perjanjian bersama anak kita mengenai tata tertib mengaji, seperti berapa lama dan target-target yang ingin dicapai.
Jangan lupa berikan hadiah jika anak kita memenuhi perjanjian tersebut terlebih lagi jika mereka mengalami kemajuan dalam mengaji.
Mengajari sendiri anak kita bisa jadi lebih menguras energi, tetapi kegiatan ini bisa menjadi sarana untuk memperkuat bonding orang tua dengan anak. Orang tua bisa menyelipkan hikmah-hikmah atau sekedar obrolan ringan di sela-sela pelajaran mengaji. Hal-hal semacam ini tentu akan terus dikenang oleh anak kita hingga kelak dewasa nanti.
Baik Bunda, demikian tadi 4 pilihan mengajarkan anak mengaji dengan aman dan nyaman. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba ya!