Seorang anak usia 4 tahun memiliki kemampuan dan prestasi yang mengejutkan. Ia telah membaca 1000 buku bahkan sebelum masuk kelas TK.
Nama anak itu adalah Daliyah Marie Arana asal Gainesville. Kecintaannya terhadap buku telah menarik Carla Hayden, ketua kongres perpustakaan nasional Amerika untuk mengundangnya jadi tamu kehormatan di perpustakaannya.
“Daliyah bilang, perpustakaan ini adalah tempat favoritnya di dunia,” ungkapnya pada media.
Carla Hayden adalah perempuan satu-satunya yang pernah menjadi ketua Kongres Perpustakaan nasional di Amerika. Kini ia menjabat sebagai ketua ke 14 setelah sebelumnya jabatan tersebut selalu diemban oleh lelaki.
Dalam pemaparannya kepada Washington Post, menurut Carla, Daliyah telah mempu membaca buku setingkat dengan buku perkuliahan mahasiswa, sastra, dan semua buku anak-anak. Bahkan, penguasaan kosa katanya juga setara dengan mahasiswa yang mengkaji sains.
Ia juga terdaftar sebagai anggota dan rutin meminjam buku di perpustakaan lokal Hall County Library di Gainesville dekat rumahnya. Selain itu, Daliyah juga sering ikut membaca semua buku sekolah yang dibawa oleh kedua kakaknya.
Buku favoritnya adalah semua hal yang berhubungan dengan dunia Dinasaurus. Ia punya impian bahwa suatu hari ia dapat menjadi Paleontologis dan bisa menggali kembali fosil Dinasaurus yang tersisa.
Bocah yang membaca 1000 buku belajar sejak dalam kandungan
Ibu Daliyah, Haleema Arana mengatakan bahwa anaknya sudah belajar membaca sejak dari dalam kandungan. Saat ia mengandung Daliyah, ia sering membacakan buku keras-keras dan mendongeng pada anak-anak di sekitarnya.
Katika Daliyah masih bayi, Daliyah sering mendengar dan memerhatikan kakaknya yang membaca buku dengan suara keras. Ketika usianya 18 bulan, ia telah mengenali seluruh kosa kata dari buku yang dibacakan oleh ibunya.
Bahkan, dalam usia tersebut, Daliyah sering merebut buku yang dibaca oleh ibunya. Ibunya bercerita bahwa semakin banyak menemukan kosa kata baru, dirinya akan semakin antusias dalam membaca buku tersebut.
Pada usia 2 tahun, banyak ahli menyatakan bahwa seorang anak masih sulit menerima pesan yang ia terima. Namun, Daliyah berbeda. Di usia 2 tahun 11 bulan itulah ia mulai membaca bukunya sendiri,
Pada saat usia 3 tahun, ibunya mengikutkan program “Gol membaca 1000 buku” sampai usianya 4 tahun. Karena itulah ia mulai menghitung berapa banyak buku yang telah dibaca oleh anaknya.
“Saat ini gol kami adalah, ia akan mampu membaca 1500 buku sebelum memasuki sekolah pertamanya. Saya juga akan mengatakan pada gurunya bahwa membaca sejak usia dini itu bukanlah sesuatu yang mustahil,” ujar Haleema.
Gol yang ditentukan oleh ibunya ini sebenarnya adalah permintaan Daliyah sendiri. Daliyah berharap bahwa suatu hari ia bisa menularkan kesenangannya membaca pada anak lainnya, terutama saat ia mulai sekolah nanti.
Tingkat bacaan yang Daliyah terima juga terus meningkat. Saat ini, ia tak hanya dapat membaca buku sastra setingkat mahasiswa, tapi juga dapat berpidato dengan artikulasi yang benar sekalpun terdapat kosa kata yang bahkan orang dewasa pun belum tentu menguasainya.
Ibunya memosting video di YouTube yang memperlihatkan bagaimana Daliyah membaca buku “The Pleasure of Books” atau “Kenikmatan Sebuah Buku” karya William L Phelps. Di dalam video tersebut, ia berhasil mengucapkan semua kosa kata sulit dengan benar di saat ada banyak anak SD gagal mengeja kosa kata sederhana yang diajarkan di sekolah.
Kosa kata yang ia kuasai tidak hanya bahasa Inggris, namun juga bahasa Spanyol. Hal ini berkat kebiasaan bilingual yang ada di rumah karena orang tua Daliyah mendisiplinkan diri dengan bahasa Inggris dan Spanyol.
Ayah Daliyah, Miguel Arana berasal dari Meksiko. Ia berbagi tugas dengan istrinya untuk mengajari anak mereka bahasa Inggris dan Spanyol sekaligus pada anak-anaknya.
“Ayahnya bicara bahasa Spanyol di rumah, dan saya yang bertugas bicara dengannya dalam bahasa Inggris,” tutur Haleema.
Hasilnya, sekalipun Daliyah belum lancar bahasa Spanyol, tapi ia sudah mengerti banyak kosa kata bahasa ayahnya tersebut. Ibunya berencana untuk mengenalkan padanya lebih banyak buku Spanyol untuk memperkaya bahasanya.
Ia mengungkapkan bahwa dengan kemampuan anaknya seperti ini, dengan senang hati ia akan dapat membagi tips pada orangtua lainnya agar dapat mengajari anak-anak membaca sejak dari kandungan seperti yang terjadi padanya.
Di kota tempat tinggalnya, anak ini juga sudah terkenal menjadi kutu buku. Sehingga ia mendapatkan kehormatan dari perpustakaan setempat untuk membaca pidato fenomenal “I Have a Dream” dari Martin Luther King Jr di hari peringatan Martin Luther King 15 Januari kemarin,
Semoga kekaguman kita pada kemampuan membaca Daliyah ikut menularkan semangat kita untuk membaca buku lebih banyak dan mengajarkannya pada anak-anak kita ya, Parents..
Baca juga: