Parents, STOP katakan 7 hal ini pada anak laki-laki Anda

Parents bertanggung jawab mendidik anak laki-laki agar tumbuh menjadi pria yang menghargai perempuan. Caranya? Stop katakan hal ini pada anak Anda!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pemberdayaan perempuan, gerakan #MeToo, memerangi diskriminasi gender — semua ini akan mengubah dunia. Sebagian besar dari perubahan ini tergantung pada Bunda dan bagaimana cara Anda mendidik anak laki-laki.

Jika ingin putra Anda tumbuh dengan baik, penuh hormat, dan ramah kepada semua orang, maka Bunda harus berhenti mengatakan hal-hal berikut ini pada putra Anda.

Mendidik anak laki-laki: Stop katakan 7 hal ini

1. “Anak laki-laki harus kuat”

Banyak orang berpikir bahwa pria itu tangguh dan wanita jauh lebih emosional. Itulah mengapa Anda mungkin sering melihat para ayah mengatakan “Jangan cengeng!” atau “Anak laki-laki harus kuat”.

Namun kenyataannya, anak laki-laki dan anak perempuan sama. Wajar jika ada laki-laki yang sensitif dan ada wanita yang tangguh.

Setiap orang diciptakan berbeda, dan semua karakter itu tidak berkaitan dengan gender.

2. “Kamu bertingkah seperti anak cewek”

Apa maksudnya ‘bertingkah seperti anak perempuan’? Pada dasarnya anak laki-laki dan anak perempuan memiliki sifat, kebiasaan, dan minat yang cenderung sama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengatakan kepada anak laki-laki Anda bahwa ia bertingkah seperti anak cewek merupakan sebuah penghinaan. Tak pernah ada yang salah dengan menjadi anak perempuan.

Sebagai orangtua, penting untuk mengajarkan kesetaraan kepada anak sejak usia dini dengan tidak membuat mereka berpikir bahwa satu jenis kelamin lebih unggul dari yang lain.

3. “Kamu harus lebih laki, dong!”

Apa artinya menjadi seorang pria? Bagi sebagian besar masyarakat, anak laki-laki harus tumbuh sesuai dengan pandangan tradisional seorang pria.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, akhir-akhir ini mulai ada perubahan mengenai stereotip pria. Pria bisa memiliki berbagai bentuk dan ukuran dengan kepribadian yang unik. Bunda harus mendidik anak laki-laki untuk menjadi dirinya sendiri dan bangga akan siapa dirinya.

4. “Ini bukan untuk anak laki-laki”

Sering mengucapkan kalimat ini ketika melihat anak laki-laki memainkan mainan ‘cewek’? Sebenarnya apa yang salah jika anak laki-laki ingin bermain boneka atau masak-masakan?

Mainan tetaplah mainan dan anak-anak sangat suka bermain. Tak peduli apakah anak Anda bermain robot atau boneka, yang penting anak Anda merasa senang dan bisa memelajari sesuatu.

Hal yang sama juga berlaku pada pakaian atau warna. Siapa bilang anak laki-laki tidak boleh memakai warna pink karena dianggap feminin?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika anak laki-laki Anda ingin mengenakan kemeja warna pink, apakah Bunda akan melarangnya?

5. “Anak laki-laki tidak boleh menangis!”

Tidak masalah jika anak laki-laki ingin menangis. Jika anak laki-laki merasa sedih, tidak masalah jika ia ingin mengekspresikannya dengan menangis. Hal itu wajar kok!

Mengakui perasaan anak merupakan hal penting, dan menangis adalah salah satu cara anak mengenali emosinya. Parents harus selalu mengakui juga perasaan anak.

6. “Kamu mau orang-orang mengira kamu itu cewek?”

Berhenti mengucapkan kalimat ini pada anak laki-laki Anda, Bun! Kalimat ini membuat seolah-olah menjadi anak perempuan adalah hal buruk, meski kenyataannya tidak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tidak ada yang salah dengan menjadi anak perempuan dan Parents harus menjauhi pemikiran jadul mengenai batasan gender. Kalimat tersebut tak hanya merendahkan anak laki-laki Anda, tapi juga merendahkan perempuan secara umum.

Menyebut seseorang sebagai anak perempuan seharusnya tidak boleh menjadi hinaan. Penerimaan dan pengertian adalah apa yang dibutuhkan oleh anak-anak, bukan penghakiman dari orangtuanya.

Artikel terkait: “Aku Ingin Membesarkan Anak Lelakiku Seperti Anak Perempuan”

7. “Yaaa… namanya juga anak laki-laki. Anak-anak tetaplah anak-anak.”

Mengatakan kalimat ini kepada anak, pada dasarnya Anda mengajari anak untuk tidak bertanggung jawab atas tindakannya. Jika anak laki-laki melakukan kesalahan, jangan dibiarkan karena “Namanya juga anak-anak”. Hal ini hanya menciptakan budaya yang memungkinkan pria melakukan apa pun yang mereka inginkan, tanpa dampak atau tanggung jawab sama sekali.

Pernah mengucapkan kalimat-kalimat di atas pada anak laki-laki Anda, Bun? Mulai sekarang coba berhenti mengucapkan kalimat di atas, yuk!

Share artikel ini, Bun, agar semakin banyak orangtua yang memahami.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

*Artikel disadur dari theAsianparent Singapura.

Baca juga:

5 Pelajaran Hidup yang Harus Diajarkan Ayah pada Jagoan Kecilnya