Cegah Stunting Sejak Dini: Cara Mengenali Gejala dan Melakukan Langkah Pencegahan

Mengenali gejala dan memberikan MPASI bergizi jadi salah satu upaya pencegahan stunting yang bisa dilakukan. Cek selengkapnya di sini!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan si Kecil jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak yang disebut berperawakan pendek atau stunting adalah ketika tinggi badan atau panjang badan menurut usia berada di bawah standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan WHO. Penting bagi kita untuk mengetahui upaya mencegah stunting sejak dini.

Pasalnya, di Indonesia sendiri, stunting masih menjadi salah satu masalah gizi yang banyak diderita oleh balita. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI, 1 dari 5 anak balita di Indonesia mengalami stunting.

Meskipun angka stunting di Indonesia pada tahun 2022 telah berkurang dibanding sebelumnya, namun angka ini masih berada di atas standar yang ditetapkan oleh WHO. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mendeteksi gejala stunting pada anak agar dapat mencegah dan melakukan intervensi sehingga tumbuh kembang si Kecil tetap optimal. Berikut ini beberapa tanda-tanda yang bisa Bunda gunakan untuk mengenali gejala stunting pada si Kecil.

1. Badan Lebih Pendek

Salah satu ciri stunting yang paling mudah terlihat adalah perawakan anak lebih pendek dari anak-anak seusianya. Meskipun begitu, bukan berarti anak kecil yang memiliki perawakan pendek sudah pasti stunting, melainkan anak-anak yang stunting pasti memiliki perawakan lebih pendek dari umumnya.

Untuk memastikan ini, Bunda perlu memantau perkembangan tinggi anak sejak lahir dan berkonsultasi pada dokter anak jika dirasa tinggi atau panjang badan si Kecil tidak sesuai untuk usianya.

2. Pertumbuhan Lambat

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pertumbuhan yang lambat adalah ketika anak-anak tidak tumbuh dengan kecepatan normal untuk anak-anak seusianya. Bisa saja anak memiliki tinggi badan yang masih tergolong normal tapi ternyata kecepatan pertumbuhannya lebih lambat. Hal ini bisa diketahui dari pemeriksaan kurva pertumbuhan si Kecil secara rutin ke posyandu atau ke dokter anak.

3. Berat Badan Lebih Rendah

Jika berat badan anak cenderung tidak naik atau bahkan malah turun, maka ini bisa jadi salah satu tanda-tanda si Kecil stunting. Berat badan yang turun secara drastis adalah salah satu tanda tubuh kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya.

4. Pertumbuhan Gigi Terlambat

Stunting bisa menjadi salah satu penyebab gigi terlambat muncul pada si Kecil, meski bukan penyebab satu-satunya. Stunting bisa menjadi pemicu karena faktor penyebab stunting, misalnya kurang asupan gizi dalam jumlah cukup membuat anak jadi jarang mengunyah sehingga akhirnya gigi jadi terlambat tumbuh. 

5. Cenderung Mudah Sakit

Saat kekurangan nutrisi, sistem imun tubuh akan cenderung melemah sehingga anak akan mudah sakit. Jika si Kecil gampang sakit atau sering terkena infeksi, ini bisa menjadi gejala stunting yang perlu diperhatikan dan segera ditangani.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Upaya Mencegah Stunting Sejak Dini yang Bisa Dilakukan

Stunting rentan terjadi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Jika tidak diintervensi atau dicegah sejak dini, maka stunting tak hanya akan mengganggu pertumbuhan fisik dan kesehatan si Kecil tapi juga bisa mengganggu perkembangan otak dan kognitifnya di masa depan. Untuk mencegah dan menjauhkan si Kecil dari risiko stunting sejak dini, Bunda dapat melakukan beberapa hal berikut ini. 

1. ASI Eksklusif Selama 6 Bulan

ASI memiliki kandungan nutrisi mikro dan makro yang cukup untuk memenuhi kebutuhan si Kecil hingga usia 6 bulan. Selain itu, kolostrum yang ada di dalam ASI juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh si Kecil. Jadi, jika memungkinkan, berikan si Kecil ASI eksklusif selama 6 bulan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya.

2. Memantau Perkembangan Anak Berkala

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk mengetahui dengan pasti apakah anak memiliki gejala stunting, tumbuh kembang si Kecil sejak lahir harus terus dipantau, khususnya tinggi dan berat badan mereka.

Bunda dapat membawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun dokter anak untuk mengetahui apakah tumbuh kembang anak sudah berjalan optimal atau malah menunjukkan gejala awal gangguan.

3. Menjaga Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan

Anak-anak memang rentan terkena penyakit atau infeksi. Kemungkinan terkena penyakit atau infeksi akan meningkat jika lingkungan sekitar mereka kotor dan sanitasinya tidak terjaga. Saat anak sering terkena penyakit karena masalah sanitasi dan lingkungan, energi yang dibutuhkan tubuhnya untuk tumbuh kembang akan teralihkan untuk melawan penyakit atau infeksi yang ada di tubuhnya.

4. Berikan Imunisasi Rutin

Dengan rutin melakukan imunisasi, maka daya tahan tubuh si Kecil pun akan lebih baik sehingga anak bisa terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi. Penelitian di Indonesia tahun 2020 menemukan bahwa anak yang imunisasinya tidak lengkap memiliki risiko lebih besar mengalami stunting dibandingkan dengan anak yang imunisasinya lengkap.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Memberikan MPASI Bergizi

Stunting adalah masalah kekurangan nutrisi, sehingga salah satu cara terbaik untuk mencegahnya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Memasuki usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi si Kecil sudah lebih besar sehingga selain ASI anak membutuhkan tambahan MPASI. Dengan MPASI yang bergizi dalam jumlah cukup, maka kebutuhan nutrisi untuk tumbuh kembang anak yang optimal bisa terpenuhi.

Selain memberikan makanan bergizi untuk menu MPASI anak, penting juga untuk memperkenalkan variasi rasa pada makanan si Kecil. MPASI yang kaya rasa akan meningkatkan selera makan anak dan mencegah terjadinya Gerakan Tutup Mulut sehingga memastikan asupan nutrisi yang didapatkan si Kecil cukup.

Sajikan MPASI yang enak dan kaya rasa untuk si Kecil dengan menambahkan Royco Kaldu Spesial Kemasan Hijau, bumbu kaldu jamur dan kaldu ayam yang cocok digunakan  untuk menu MPASI.

Tak perlu khawatir menambahkan Royco Kaldu Spesial Kemasan Hijau sebagai bumbu MPASI si Kecil karena Royco Kaldu Spesial Kemasan Hijau tidak mengandung micin (no-msg), lebih rendah garam, tidak mengandung pengawet serta pewarna.

Selain itu, kandungan garam dalam Royco Kaldu Spesial Kemasan Hijau juga sudah mengikuti Angka Kecukupan Gizi 2019 untuk resep MPASI 6 bulan, MPASI 9 bulan, dan MPASI 12 bulan. Royco Kaldu Spesial Kemasan Hijau cocok jadi pilihan bumbu yang rendah garam dan lebih sehat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pencegahan stunting membutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, terutama orang tua. Dengan memahami gejala, melakukan deteksi dini, serta memberikan nutrisi yang tepat lewat MPASI yang bergizi dan kaya rasa, Bunda dapat mencegah si Kecil dari risiko stunting dengan efektif.

Penulis

Sita