Banyak penelitian mengungkapkan manfaat kopi untuk kesehatan. Namun bagaimana dengan pendapat yang mengatakan mencegah step pada bayi dengan kopi? Fakta atau sekadar mitos?
Penting untuk diingat, bahwa pemberian kopi pada anak yang step justru tidak dianjurkan. Alih-alih mengobati atau mencegah step, kopi justru memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan bayi secara keseluruhan. Salah satunya, kopi dapat memicu aritmia jantung pada bayi.
Mencegah step pada bayi dengan kopi, justru berdampak buruk untuk kesehatan
Menurut WebMD, kejang terjadi akibat adanya gangguan sinyal listrik pada otak yang tiba-tiba dan tidak terkendali di otak. Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku, gerakan atau perasaan, dan tingkat kesadaran.
Otak manusia terdiri dari triliunan sel saraf yang saling terhubung dengan sinyal listrik, inilah yang disebut neurotransmitter. Tidak hanya terjadi di otak, sinyal listrik juga terjadi di otot, sehingga saat ada gangguan di sana, otak akan memerintahkan otot untuk bergerak dan menyebabkan kejang.
Bagaimana bila bayi kejang diatasi dengan kopi?
Kafein yang terdapat dalam kopi berfungsi sebagai obat stimulan yang merangsang sistem saraf pusat, sehingga saat mengonsumsinya bisa timbul rasa lebih segar dan energik. Itulah sebabnya jika tidak terbiasa mengonsumsi kopi bisa menyebabkan jantung berdebar lebih cepat (takikardia).
Jadi coba bayangkan jika kopi diberikan pada bayi, risiko apa yang bisa timbul? Terlebih jika mengingat organ tubuh bayi memang belum sematang tubuh orang dewasa yang mengonsumsi kopi.
Efek degup jantung lebih cepat tentu saja akan dirasakan bayi. Artinya, bukan malah mencegah step pada bayi justru memberikan efek yang membuat bayi tidak nyaman.
Kids Health juga menyebutkan bahwa terlalu banyak konsumsi kafein dalam kopi pada anak-anak dan orang dewasa, dapat menyebabkan:
- gelisah dan gugup
- sakit perut
- sakit kepala
- kesulitan berkonsentrasi
- sulit tidur
- detak jantung lebih cepat
- tekanan darah tinggi
- Terutama pada anak kecil, tidak perlu banyak kafein untuk menghasilkan efek ini.
Karena efek samping tersebut, tidak disarankan bayi ataupun ank-anak mengonsumsi kopi, meskipun dalam jumlah sedikit.
Hal ini juga ditegaskan oleh dr. Meta Hanindita, SpA, bahwa pemberian kopi pada bayi tidak ada gunanya, ” mitos saja ya itu,” ungkap dokter Meta.
Ia pun menjelaskan bahwa pada prinsipnya hubungan kejang demam dengan mengonsumsi kopi sangat jauh. Kejang demam dapat dipicu dari riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara yang pernah mengalaminya.
Misalkan, dulu waktu kecil ibu atau ayahnya pernah terkena kejang demam, besar kemungkinannya anak juga akan mengalami kejang demam.
Mencegah step atau kejang demam
Sebelum mengetahui bagaimana cara mencegah kejang demam pada bayi atau anak, perlu diketahui umumnya bayi memiliki suhu tubuh normal 36,5 sampai 37,5 derajat celcius. Sehingga jika termometer menunjukkan angka di atas itu, artinya bayi sedang mengalami demam.
Namun sebelum membawanya ke dokter, Parents tentu saja bisa memberi pertolongan pertama dengan mengompres basah menggunakan air hangat. Selain itu jangan lupa pakaikan baju yang tipis yang longgar. Dan ingat, jangan pakaikan bayi selimut yang tebal.
Jika memang akan memberikan obat, sebaiknya diresepkan oleh dokter lebih dulu.
“Sementara kalau sudah terjadi kejang, pastikan tidak ada makanan atau mainan di dalam mulut, kendorkan pakaian, amankan jalan napas, posisikan anak telentang, miringkan kepala, jangan memasukkan sendok atau apapun ke dalam mulut,” saran dr Meta.
Bila sudah tersedia obat anti kejang yang dimasukkan lewat pantat, maka obat tersebut boleh dimasukkan. “Jika setelah kejang tidak juga sadar, boleh dibawa ke dokter. Demikian pula jika kejang tak juga berhenti,” tambah dr Meta lagi.
Jadi, masih percaya bahwa mencegah step pada bayi dengan kopi tepat dilakukan? Semoga bermanfaat, ya, Parents.
Referensi: KidsHealth, Hallosehat