Cegah depresi setelah melahirkan, ini hal yang perlu Bunda perhatikan
Depresi setelah melahirkan atau postpartum depression menjadi kondisi yang tidak bisa disepelekan. Untuk itu, cara mencegah depresi ini perlu Bunda ketahui.
Menjadi ibu baru otomatis tentu saja akan membawa banyak perubahan, termasuk perubahan hormonal yang memengaruhi mood. Jika saat hamil hormon estrogen dan progestron naik, setelah melahirkan kedua hormon ini justru akan menurun. Hal inilah yang kemudian bisa menyebabkan baby blues hingga depresi. Untuk mencegah depresi ada beberapa hal yang yang tentu saja perlu dipahami.
Perlu diketahui, depresi setelah melahirkan berbeda dengan baby blues yang umumnya bisa mereda setelah satu atau dua minggu. Ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan kondisinya bisa kian memburuk bila tidak ditangani dengan tepat. Bahkan bisa berdampak buruk untuk bayi dan ibu.
Seperti yang dijelaskan Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., gangguan pasca melahirkan memang bisa dirasakan oleh ibu yang baru saja melahirkan. Mulai dari Baby Blues, Post Partum Depression (PPD) hingga Post Partum Psychosis (PPP).
Umumnya, gejala depresi ini akan ditandai dengan perasaan gelisah, sedih yang tidak dapat dijelaskan, menangis terus menerus, khawatir, merasa lelah sampai sulit tidur menjadi gejala depresi yang perlu diwaspadai.
Mencegah depresi setelah melahirkan perlu dilakukan sebelum bayi lahir
Tidak bisa dipungkiri, menjadi ibu baru yang belum memiliki pengalaman tentu saja bisa menyebabkan timbulnya perasaan clueless. Maka tak mengherankan jika bulan-bulan pertama setelah melahirkan merupakan proses belajar.
Hal ini pun ditegaskan Megan Gray, MD, seorang dokter kandungan di Orlando Health Winnie Palmer Hospital for Women & Baby.
“Beberapa bulan pertama setelah Anda melahirkan adalah pengalaman belajar, dan jika Anda merasa kewalahan, Anda tidak sendirian,” kata dr. Gray.
Dr. Gray juga mengatakan bahwa perempuan perlu fokus pada kesehatan mereka sendiri setelah melahirkan. Meskipun mungkin terasa sangat sulit untuk merawat diri sendiri sambil merawat bayi. Untuk itu dia meminta lebih banyak penyedia layanan kesehatan untuk membekali ibu hamil tentang pendidikan setelah melahirkan.
Mengapa bulan pertama setelah melahirkan sangat krusial bagi ibu baru?
Memasuki fese menjadi ibu baru merupakan masa perubahan dan transisi. Dikatakan Katayune Kaeni, Psy.D., seorang psikolog yang berbasis di California dan bersertifikat kesehatan mental prenatal, pada masa inilah terkadang kesehatan mental ibu mulai terganggu.
“Trimester keempat (fase setelah melahirkan) adalah fase kehidupan baru yang unik dan berbeda dari perubahan lain yang mungkin mereka alami. Mereka memiliki pekerjaan baru, gelar baru, dan seringkali sangat sedikit pelatihan atau persiapan untuk peran baru mereka sebagai ibu,” papar Dr. Kaeni.
Ditambahkan Dr. Kaeni, depresi dan kecemasan juga dapat dimulai sejak kehamilan, bila tidak diobati dapat memperburuk kondisi ibu setelah melahirkan.
“Yang benar-benar penting untuk dicatat adalah bahwa kondisi kesehatan mental prenatal dapat dimulai kapan saja di tahun setelah melahirkan. Beberapa ibu perlu istirahat dari bayinya, beberapa ibu tidak ingin jauh dari bayinya. Semua itu baik-baik saja,” tambahnya lagi.
Dr. Kaeni juga mengingatkan bahwa ibu baru sebaiknya juga bisa mendapatkan perawatan diri. Namun, perawatan ini tentu saja tidak sebatas pergi ke salon atau melakukan body spa.
Namun bisa sesederhana meminta bantuan bila merasa kelelahan, meminta seseorang datang untuk membantu merawatan anak atau mengurus pekerjaan rumah tangga, juga mengurangi tekanan untuk mengatur semua pekerjaan sendiri.
Ibu-ibu baru mungkin bisa merasa lega setelah mendengarkan musik, menonton televisi, atau melakukan apa pun yang membuat mereka merasa tidak terlalu kelelahan.
“Kita perlu berhenti memberi tahu para ibu apa yang harus dilakukan dan kita perlu bertanya kepada mereka apa yang sebenarnya mereka butuhkan,” Dr. Kaeni menjelaskan.
Mempersiapkan menghadapi trimester keempat
Tahukah Bunda bahwa perjalanan akan terus dirasakan hingga trimester keempat? Menurut Baby Center, istilah trimester ini dapat menggambarkan tiga bulan pertama setelah persalinan. Dimulai sejak hari pertama kelahiran hingga bayi menginjak usia tiga bulan.
Pada trimester inilah seorang ibu akan merasakan banyak perubahan sehingga membutuhkan adaptasi.
Nyatanya, untuk menghindari terjadinya depresi setelah melahirkan, banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu ibu menjalani peranan barunya. Dan perempuan juga seharusnya tidak takut menghadapi trimester keempat.
Ibu perlu mengetahui tentang peranan baru itu dan meminta bantuan bila sulit menghadapinya. Caranya, dengan mencari banyak informasi dan sharing mengenai rutinitas baru yang akan dijalankan. Misalnya dengan mendatangi layanan perawatan laktasi. Karena kegiatan menyusui juga bisa membuat ibu baru stres.
“Perempuan dapat mengunjungi layanan seperti perawatan laktasi dan dukungan emosional, serta sharing kepada keluarga dan teman-teman sebelum melahirkan, kata Kristin Tully, Ph.D. seorang peneliti di University of North Carolina di Chapel Hill School of Medicine Centre for Maternal and Fetal Health.
Dengan begitu, mereka dapat mengetahui dan mencegah terjadinya depresi setelah melahirkan.
***
Referensi: Parents
Baca juga
“Lahiran caesar, istri saya dapat cibiran dari keluarga,” curhatan seorang suami